BAIT KEDELAPAN

928 156 71
                                    

Sebelumnya.

"Yya! Sebenarnya ada apa?"

"Apanya?" Gadis cantik itu masih sibuk memilih minuman, menjawab Younghyun sekenanya bahkan tanpa balas memandang, membuat siswa berpenampilan jauh dari rapi itu berakhir mengacak surai, frustrasi dan sudah hendak gila.

"Pasti ada sesuatu yang tidak beres, bukan? Kalau tidak kau tidak akan repot mengusir Wonpil dan Dowoon, juga mengajakku kemari seperti ini," jelas Younghyun seterang mungkin, kesal.

Hingga gadis itu lantas beralih menatap lekat, bersama sekaleng minuman di tangan.

"Yya, tangkap!" Dan ia melempar asal kaleng minuman itu hingga tepat masuk pada genggaman Younghyun, membuat si anak bersurai cokelat lagi-lagi memasang mode Conan. 

"Minumlah, kau pasti masih kesal karena kejadian tadi, kan?" Sementara Jian melanjutkan.

Younghyun tetap bungkam, memandang sangsi, sedang gadis itu kembali membuka lemari pendingin dan menaruh atensi berlebih pada kaleng demi kaleng minuman. Hingga ia menentukan pilihan dan beranjak ke meja kasir untuk membayar.

Agaknya, Younghyun terlalu berburuk sangka. Diam-diam anak bersurai kakao itu mengembang simpul, menatap lamat kaleng soda di tangan. Entah apa yang sedang ia pikirkan, namun segalanya dengan cepat teralih saat sepasang manik anak itu tanpa sengaja melihat Jae berjalan melewati lorong depan kantin, diikuti Sungjin.

Pikirannya dengan cepat bekerja.

"Yya, maaf tapi aku harus segera kembali ke kelas. Terima kasih untuk minumannya!" Teriak Younghyun yang dengan cepat melesap dari balik pintu, membuat Jian tak kuasa memanggil.

"Yya! YYAAA! AKU BAHKAN BELUM TAHU SIAPA NAMAMU!"

Terlambat. Anak bersurai cokelat itu sudah terlanjur jauh mengikuti langkah Sungjin, dengan sangat hati-hati, tanpa menguar frekuensi sama sekali. Dan dalam jarak yang lumayan dekat, ia akhirnya berhasil mengikuti mereka hingga spasi terakhir, di koridor belakang sekolah. Sungguh ini kali pertama ia merasa menginjakkan kaki di sana.



Plaaakkkkkk!!!!



Dan tamparan siswa berkacamata itu sontak membuat kelopak Younghyun membulat.


"Sampai kapan kau mau mempermalukanku, HAH?!"


Tutur selanjutnya yang Younghyun dengar semakin membuatnya terperangah, merasa tak habis pikir di balik dinding. Hingga senior yang sempat dikenalnya sebagai Ketua OSIS itu kembali hendak melakukan adegan anarkis dan membuat Younghyun tak kuasa lagi untuk menahan murka.

Maka jadilah, kini ia mencengkeram erat tangan Jae, menahan pukulan berikutnya.

"Cukup!" Ia datar menyenggak, dingin.

Selama beberapa sekon, dua orang di depannya tertegun, tak memberi sepatah respons pun. Hingga kemudian Jae bergegas menepis cengkeraman Younghyun, balas menatap ketus.

"Kau, tidak seharusnya kau mencampuri urusan orang lain, Kang Younghyun-ssi," membuat anak bersurai cokelat itu mengembang seringai.

"Orang lain? JeogyeoSunbaenim (maaf, Senior). Apa kau bahkan tidak tahu kalau dia adalah teman sekelasku?" Sesaat Younghyun menunjuk Sungjin dengan anggukan dagu, membuat siswa tiga anting itu kembali tersentak dalam diam.

ERASER [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang