BAIT KEEMPAT PULUH

584 102 227
                                    

Tok... tok... tok....


Anak beranting tiga itu sedikit ragu mengetuk pintu. Dilihatnya untuk yang kesekian kali pergerakan jarum dalam arloji. Masih menjejak angka enam, pertanda kedatangannya mungkin masih terlalu dini hingga tak kunjung ada balas suara mempersilakan dari dalam.

Maka ia beri isyarat bunyi sekali lagi, sebelum lantas menarik kenop pintu dengan berdasar kehendak sendiri.

"Ani, tapi kau bahkan tidak memberitahu seorang pun dari kami tentang masalah ini, Profesor!"

"Aku bukannya tidak memberitahu, Jae! Tapi aku belum memberitahu dan segera setelah ini pasti kuberitahu! Sebenarnya harus berapa kali kujelaskan hal ini padamu?"

Sambutan yang sungguh teramat hangat.

Sungjin kontan termangu di ujung pintu, tertegun menyaksikan acara debat pagi yang mungkin akan begitu laris bila diangkat menjadi sinema televisi.

Dua puluh sekian detik.

Hingga acara debat tersebut tersabotase oleh atensi Profesor Kim yang mendadak saja berpaling.

"Oh, Sungjin-ah!" Membuat perhatian lawan di hadapan turut terpecah.

Anak berkaca-mata itu terhentak, bersamaan dengan paras Sungjin yang merasuk paksa dalam manik pekatnya.

"Wae? Kau juga ingin berdemonstrasi soal surat pengeluaran Wonpil dari band?!"

Anak beranting tiga itu terdiam sempurna. Bahkan ucap Profesor Kim seolah menjadi peran figuran saja, sekadar lewat tanpa sempat dicerna.

Ia masih terjebak tatap bersama iris kakaknya di balik lensa.

"Aigoo... harus berapa puluh kali kujelaskan, hah? Keputusan itu sudah menjadi keputusan yayasan yang tidak akan bisa diubah!"

"Bahkan sekalipun itu keputusan Ketua Yayasan, tetap saja tidak bisa diambil sepihak tanpa persetujuan Ketua Osis dan Ketua Band Eraser sendiri, Prof!" Jae kembali tegas memangkas.

Sedang Sungjin, selain terhentak dengan sikap kakaknya yang tak biasa, ia juga tak mampu lepas dari keterkesiapan klimaksnya.

Hingga Profesor Kim lantas membuang napas pasrah, menyerah, "Geurae. Duduklah. Kau juga Sungjin-ah. Duduklah, dan akan kujelaskan bagaimana duduk permasalahan yang sedang berusaha kalian selesaikan."

Jae menurut, mengikuti Profesor Kim yang sudah lebih dulu mengambil posisi di atas kursi. Sungjin tak menyangkal pula, turut duduk meski ragu dan gugup terus mencecarnya.

"Akan kuberitahu, langsung pada intinya." Profesor Kim kembali memulai bincang, kontan mempertinggi tensi dalam ruang, "Pengeluaran Wonpil dari Eraser hanyalah awal. Setelah ini, Eraser bahkan akan segera dibubarkan."

Kontan penjelasan terakhir Profesor Kim memantik keterkesiapan total,

"NE???" keduanya bahkan membulatkan manik mereka dalam hitungan detik yang sama.

***

Di lain sisi, alasan mengapa Eraser hendak dibubarkan seolah menuai jawab nan pasti.

"Yya! Kau sudah lihat beritanya??"

"Oh, maja! Yoon Dowoon... sungguh ia adik Yoon Hana???"

"Sudah kuduga! Sejak awal ia memang nampak berkaitan!"

"Tapi... aku sungguh merasa bersalah padanya. Menurutmu bagaimana perasaannya saat dulu kita menuduhnya sebagai pembunuh, sedang korban sebenarnya adalah kakaknya sendiri?"

ERASER [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang