Nddrrrttt..... nddrrrttt.... ndddrrrtttt....
Tiruring... tiruring...
Ateleleeleee.... aateleelelelelee.....
Aiiyyaiiyaaaa.... aiiyyyaaa-iiyyaaaaa~
Berbagai spesies dering alarm buncah memecah lelap. Namun seisi studio tetap hanya menggeliat, enggan membuka kelopak meski hanya sekejap.
WARNING! WARNING! WARNING!
Hingga spesies dering terakhir sontak membuat anak tiga anting itu terlonjak, terpaksa bangkit dari lelapnya secara mendadak.
"Aigo-yyaah.... siapa yang memasang alarm segaduh itu hah?!" Ia lanjut menggerutu, mengacak rambut yang memang sudah lusuh, tak lupa memasang wajah khas bangun tidur paling rusuh.
Sedang kakaknya yang sedari tadi memeluk kakinya turut terbangun juga, disusul oleh anak berpipi bulat di sampingnya, merambat hingga Wonpil featuring Dowoon yang kini turut bangkit terduduk pula.
"Jam berapa, Hyeong?" Giliran Dowoon bertanya, sebelah kelopaknya masih enggan terbuka.
"Hmmh... molla..." Wonpil berjuang menjawab sembari menguap.
Sementara Jae bergegas membuka ponselnya yang masih bergetar, mematikan sisa alarm yang menguar, lantas melihat angka di sudut kanan bagian atas layar.
"OH MY GOODNESS!" Kontan kedua kelopak kecilnya membulat lebar-lebar, "Yya, kita terlambat! Sudah pukul tujuh lebih seperempat, KITA TERLAMBAT!"
"JINJAAA???" Young Hyun menambah ricuh dengan teriakan paling gaduh.
Sontak ia dan seluruh rekannya berlomba mencari baju seragam ke sana-kemari, mengobrak-abrik sembarang barang, bermain petak-umpet dengan dasi dan kaus kaki.
"Yya, ini celanaku, Hyeong!" Wonpil bahkan rela angkat etika demi memenangkan lomba tarik celana.
Sedangkan Sungjin juga enggan berbaik hati dalam situasi semacam ini.
"Yya, kau tidak lihat ukurannya, hah?! Pantatmu bahkan tidak sebesar itu, sekki-yya!" Sudah tak terhitung berapa kali ia memaki.
Di lain sisi, Dowoon juga tak henti memaki seragamnya sendiri.
"Yya, kenapa kau tidak mau masuk juga, hah?!?" Ia tak putus asa berusaha menaikkan celana yang sedari tadi hanya melekat konstan di bawah bokser bermotif bunga-bunga miliknya.
"YYA! SIAPA YANG SUDAH BERANI MENCURI KAUS KAKIKU?! KENAPA HANYA MENCURI SEBELAH SAJA, SEKKI-YYA!?!" Sedang Young Hyun kembali ricuh begitu menyadari kaki kiri dan kanannya nampak tak sama.
Sayangnya percuma, tak ada yang berkenan memperhatikan meski hanya seorang.
YYA! GEUTTAE WAE GEURAESSNYA I JASIGA~
Hingga dering alarm kembali turut mengumpat, membuat sang empunya ponsel menaikkan level panik menjadi berstatus darurat,
"YYA! LIMA MENIT LAGI!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ERASER [Sudah Terbit]
Fanfic[Under Revision] "Jika kau dan aku menjadi kita, maka kuyakin semua akan baik-baik saja." -ERASER- 🍁BLURB🍁 Berawal dari insiden kematian Hanna, sebuah band akhirnya dibentuk demi meredam perundungan yang menyeret nama Younghyun dan Dowoon sebagai...