22. Seulgi dan Saingannya

1.8K 344 121
                                    

Irene mengerutkan dahinya..
Dia melepaskan kertas yang tadi dia pungut.

"Seul.."

Seulgi hanya bisa menelan ludah.

'Kacau.. Kacau sudah' batinnya panik

"Irene ini gak se-

"Gue pulang dulu" potong Irene

Dia buru-buru meninggalkan Seulgi sendiri disana tanpa pamit.

Seulgi sejenak membeku sebelum tawa lebar keluar dari mulutnya.

Tapi itu bukan tawa kebahagiaan.

Dia pun memungut kertas yang dijatuhkan Irene, dan berbisik dengan pelan..
"Kata-kata itu belum sempat keluar tapi lo udah kabur.."
----------------------------------------------------------------------

Besoknya di SMA Bima Shakti.

Jennie membenamkan kepalanya diatas meja kantin, kejadian tadi pagi sungguh memalukan.

"Terus reaksinya Jisoo gimana?" Terdengar suara Wendy bertanya.

"Dia senyum-senyum aja" balas Joy

Jennie mendengus keras.

Benar saja.
Tadi pagi dia disuruh Bu Rani untuk berkeliling ke semua kelas sebelas IPA dan membacakan puisinya pada teman-teman sejurusan nya itu.

Rasa malu tak bisa dia bendung.

Yaiyalah malu.
Karena dia membacakan puisi yang kata-katanya terlalu berlebihan.

Dia geli sendiri memikirkannya.

"Udah gak usah dibahas" pelan Jennie

"Sialan lu Jen, ternyata you very good bikin puisi" kalian pasti sudah tau yang ngomong siapa.

"Diam lo, saat ini suara lo yang paling gak mau gue dengar" kesal Jennie

Bagaimana tidak?
Tadi saat Jennie selesai membacakan puisinya didepan kelas, Bu Rani memang terkagum-kagum.

Tapi ada sesuatu yang terjadi.

Begini ceritanya;

.
.
.

Guru Bahasa itu terpukau dengan kata-kata yang terangkai dalam puisi Jennie.

Dia langsung berdiri dan bertepuk tangan, menyambut akhir puisi dari seorang Kim Jennie dengan sorakan bahagia.

"Luar biasa Jennie, ibu suka sekali.." Kata Bu Rani masih terkagum-kagum

Jennie hanya bisa tertawa kecil sambil menggaruk bagian belakang kepalanya.

"Makasih Bu" ucapnya malu-malu

Bu Rani pun mengerutkan dahinya.
"Kamu buat sendiri kan?" Tanyanya agak ragu

"Jelas dong Bu" bangga Jennie sambil tersenyum lebar.

"Kok bisa ya? Apa yang menjadi insprasi kamu?" Tanya Bu Rani masih penasaran

"Anime Bu-

Tapi perkataan Jennie langsung dipotong oleh Lisa.
"Wrong question Bu, harusnya bukan apa tapi siapa"

Jennie mengumpat dalam hati, awas saja kalau sampai bibir bocor Lisa membeberkan sesuatu yang seharusnya hanya menjadi rahasia diantara mereka berdua.

"Siapa yang menjadi inspirasi kamu Jennie?" Ulang Bu Rani dengan mengoreksi pertanyaan yang dia lontarkan tadi.

Jennie kaget dong.
Masa iya, Bu Rani nurut sama Lisa?

"Gak ada Bu"

"Bohong" sanggah Lisa

Seulgi Dan Drama Masa Muda; Cerita BerlanjutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang