34. Seulgi dan Jalanan

1.8K 341 201
                                    

Irene mendesah untuk ke sekian kalinya pada hari itu.

Bagaimana tidak?
Saat ini Seulgi seperti melupakannya..

Ada teman baru, teman lama dilupakan.

Yap.
Kata-kata itu terdengar sangat pas dengan situasi mereka pada saat ini.

Benar saja.
Sudah seminggu sejak kepindahan Siyeon ke sekolah mereka, dan selama satu minggu itu juga..
Seulgi tak pernah menjauh dari sisi Siyeon.

Bawaannya nempel terus kalau ketemu.

Kayak mereka udah kenal 10 tahun..

Irene mendesah..
Saat ini dia sedang ada di perpustakaan, niatnya adalah untuk membaca dan menghilangkan segala pikiran-pikiran negatif.

Dia pun membolak-balikan buku yang dia baca..

Tapi entah kenapa..
Dia tidak bisa fokus..

Ada sesuatu diantara Seulgi dan Siyeon yang membuatnya merasa tak nyaman.

Saat Irene sibuk melamun..

Suara benturan keras menyadarkannya.

"Eh. Buset. Tai." Ucap seseorang yang terjatuh di depan pintu

Buku-buku pun berserakan di lantai.

"Ah.." Orang itu berteriak sekali lagi.

Membuat Irene segera mengalihkan pandangannya pada sumber suara yang sangat menganggu itu.

"Hush!" Tegurnya pada seorang-

Oh..
Jennie.

Kim Jennie

Irene memutar bola matanya tak tertarik- lalu mengalihkan perhatiannya lagi pada buku yang dia baca.

Jennie pun mulai memungut buku-buku tebal yang berserakan di lantai itu.

Setelah berhasil mengumpulkan buku-buku itu, dia pun menghampiri Irene..

Dan meletakan tumpukan buku tebal itu diatas meja yang sedang digunakan Irene..

Bunyi benturan keras ketika buku-buku dan meja melakukan kontak benar-benar mengejutkan Irene.

Dia segera berdiri dari kursinya dan memukul Jennie dengan buku yang sedang dia baca..

"Kalau punya otak tolong di pakai, jangan di pajang doang.. Ini perpus tempat untuk baca buku bukan tempat untuk banting buku" ucapnya tak santai

Jennie hanya mendengus keras.

Sepertinya Irene benar-benar kesal.

Bibirnya pun menyunggingkan sebuah senyum tipis.
"Apa kabar rene?" Mulainya malah menyapa.

Irene tak mengubris, dia kembali membaca buku.

Jennie terkekeh pelan.

Dugaannya benar, ternyata Irene benar-benar marah.

Dia pun menarik sebuah kursi dan duduk disebelah Irene.

"Rene.."

Gak ada respon.

"Irene.."

Tetap gak ada.

"Irene Bae.."

Nihil.

"Seulgi nyariin lo.."

"Pft. Bodo amat"

Nah..
Kan..

Seulgi Dan Drama Masa Muda; Cerita BerlanjutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang