Interlude I : Joy dan Yeri

1.8K 308 243
                                    

(Joy dan Yeri)

Y E R I

Dia disana..
Lagi-lagi ketawa.
Duh sebel gue lihatnya..

Kerja gak pernah becus, katanya ketua kelas tapi kelakuannya malah kayak preman kelas.

Selalu ledek gue.
Katain gue tuyul lah, pendek lah.. Atau apalah.
Bodo amat

Sampai-sampai ngedit foto gue yang cantik dan manis jadi botak kayak tuyul.

Duh.
Nyebelin pokoknya.

Gue gak suka.

Gue gak suka Joy.

Pft.
Dari kelas X, gue lihat dari jauh memang tuh anak belagunya udah bukan main lagi.

Norak tau.
Hobinya teriak di koridor, nongkrong di kantin, dan suka ketawa-ketawa sendiri.

Duh..

Tapi yang bikin gue kesel adalah sekarang dia malah sekelas sama gue.

Hah!

Kan...
Parahnya lagi dia dipilih teman-teman jadi ketua kelas.

Apaan coba?!

Malang banget nasib gue karena yang dipilih menjadi sekretaris kelas.....

Gue.

Kim Yeri.

Beh.

Dan beneran..
Kerja bareng Joy itu selalu bikin kepala gue pusing.

Tau dah.
Pikirannya suka melayang-layang dan gak pernah fokus kalau disuruh.

Akhirnya semua tugas dia, gue yang kerjain.

Kan..
Nyebelin.

Gue gak suka sama Joy...

Kenapa?

Hey bukankah alasannya udah jelas?

Gue gak mungkin bisa temenan sama orang yang terlalu santai dan gak bertanggung jawab kayak dia.

Beneran.

Gue gak suka Joy.

...
...
...

Pft..
Hahaha

Duh.
Awalnya....

Semua narasi berlebihan dan gak penting tadi adalah pendapat gue sebelum gue kenal Joy.

Sebelum gue kenal dia lebih jauh lagi.

Dan Joy..

Gak disangka-sangka.
Orang itu memang persis seperti namanya.

Joy..

Benar saja.

Dia memang bisa membawa kebahagiaan.
----------------------------------------------------------------------

Hari itu..
Joy memasang wajah masam.

"Duh ma' cepetan dong" kesal Joy dari luar.

Dia tak henti-hentinya membunyikan klakson motornya.

Tak lama keluarlah mamanya

"Duh dek, sabar dong" ucap nyokapnya sambil naik keatas motor.

Joy mendengus namun dengan pelan mulai berkendara.

Ya.
Hari ini dia disuruh untuk mengantar nyokapnya ke rumah Bu Kahi.

Joy mendesah.

Benar saja.
Bu Kahi itu..

Seulgi Dan Drama Masa Muda; Cerita BerlanjutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang