50. Seulgi dan Satu Keputusan

1.8K 362 469
                                    

"Bego.."

Ah.

Bego..

Seulgi tersenyum mendengar itu.

"Jadi.. Lo gak apa-apa kan?" Pelannya

Irene sejenak terdiam- tak merespon.

Namun tak lama dia mulai menganggukan kepalanya.

Seulgi menatap Irene..
Lalu menepuk tangannya dengan pelan.

"Yaudah, kalau gitu gue balik ke kelas duluan" bisik Seulgi sambil melepaskan genggaman Irene dari tangannya.

Tanpa menunggu reaksi dari Irene, Seulgi segera berpaling.

Pft.
Percayalah..

Dia tidak bertingkah dingin.

Hanya saja, dia menghormati Chaeyeon.
Rasanya tak adil jika dia memberikan Irene perhatian yang lebih didepan mata kepala pacarnya.

Gak sopan.

Dan itu bukan gaya Seulgi.

Seulgi pun melangkah mendekati Jieqiong, tak sedikitpun mengalihkan pandangannya pada Chaeyeon yang berdiri beberapa meter dari sana.

Berat.
Masih berat.

Takutnya kalau dia melayangkan pandangannya pada Chaeyeon, dia tidak bisa menahan emosinya.

Dia memang tidak membenci Chaeyeon..
Tapi rasa marah?
Rasa terkhianati?

Semuanya masih terasa jelas.

"Mau gue pijet gak?" Tawar Jieqiong lagi

Seulgi mendengus.
"Serah lo 'be.. Serah lo" tawanya sambil merangkul Jieqiong.

Jieqiong merengek sambil melepaskan lengan Seulgi yang ditaruh diatas pundaknya.
"Jieqiong akang! Jieqiong" protes Jieqiong seraya memeluk lengan kiri Seulgi.

Tangannya yang lain dengan pelan mengusap punggung Seulgi yang tadi terbentur.

Lalu..
Keduanya pergi begitu aja.

Tanpa pamit..
Mereka berlalu dari hadapan Chaeyeon dan Irene.

Irene memicingkan matanya.
Entah kenapa dia tak suka dengan pemandangan itu.

Matanya terasa perih.
Dia pun memilih untuk menatap Chaeyeon.

Kebetulan sekali..
Karena Chaeyeon saat ini tengah menatapnya dengan tatapan datarnya.

"Kenapa?" Pelan Chaeyeon sambil menghampiri Irene.

Irene menatap Chaeyeon dan tanpa suara mengulurkan tangannya.

Chaeyeon tau maksud Irene apa- dia pun tersenyum kecil dan meraih tangan gadis itu.

Mengenggamnya dengan erat lalu memasukan tangan yang saling mengenggam itu kedalam saku roknya.

"Kan aku udah pernah bilang, kalau sakit jangan di lihatin terus" pelan Chaeyeon ketika mereka berdua telah kembali berjalan.

Irene masih diam.

Pada saat ini dia sedang tak ingin bicara.

Merasakan genggaman tangan Irene semakin kuat, Chaeyeon mendesah lemah.

Dia pun melepaskan tangan Irene, dan memilih untuk merangkulnya.

"Udah.. Jangan pikirin yang lain"

Dan Irene?
Dia membenamkan wajahnya dipundak Chaeyeon.

Chaeyeon mengusap puncak kepala Irene.

Seulgi Dan Drama Masa Muda; Cerita BerlanjutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang