"Woy, ada yang dateng nih." Jisoo membuka kamar Eunha tanpa mengetok terlebih dahulu. Biasanya Eunha akan marah pada siapa pun yang masuk ke dalam kamarnya tanpa mengetok terlebih dahulu, tapi kini Eunha berteriak riang dan lari ke bawah tepatnya ke ruang tamu.
Eunha sudah tau ini akan terjadi, di khayalannya ia lihat semuanya. Tapi tetap saja ia histeris setengah mati.
Eunha berteriak lagi ketika melihat kucing birman yang berada di ruang tamunya. Mata Eunha berbinar saat kucing itu berada tepat didepannya.
Jisoo sudah pernah berjanji pada Eunha untuk membelikannya seekor kucing sebagai balas terimakasih membantunya mengerjakan skirpsi dan lain sebagainya. Dan syukurlah Jisoo menepatkan janjinya.
Semalam saat Eunha melakukan ritualnya, seketika ia teringat dan terbayang akan kucing yang sudah Jisoo janjikan. Karena itu Eunha bergegas tidur agar ia tidak bangun terlalu siang. Percayalah, jika di hari libur seperti ini Eunha paling pagi bangun jam 2 siang.
Jam sudah menunjukan pukul 1 siang. Yang artinya sudah 3 jam Eunha bermain bersama kucingnya yang baru saja ia namai 'Una'. Jisoo sempat protes akan nama yang diberikan Eunha kepada kucing barunya itu, tapi Eunha malah marah marah dan bilang ia meberi nama Una agar mirip dengan namanya. Jisoo hanya pasrah.
Kini Eunha dan Una sudah akrab. Mereka bagai teman lama yang tak bisa dipisahkan.
Eunha seketika teringat akan khayalannya semalam. Ia sempat memikirkan sesuatu tepat sebelum ia benar benar terlelap.
Eunha segera naik ke kamarnya untuk mengambil jaket, handphone dan dompet untuk berjaga jaga. Setelah memastikan semua aman, ia bergegas turun.
"Eh, gue pergi dulu bentar ya." ujar Eunha sambil memakai sepatu sneakersnya.
"Eh ini bocah mau kemane?" Jisoo sedikit bingung karena tadi Eunha benar benar sulit dipisahkan dari Una dan kini ia malah pergi meninggalkan Una begitu saja seakan ada hal yang benar benar penting.
"Bentaran doang."
"Oh iya tuh si Una belom ada makannya, beliin sekalian."
"Ok kalo sempet." Eunha berdiri dan pergi dengan langkah sedikit cepat.
•\\\///•
Jungkook duduk di sofa ruang tamunya dengan tatapan kosong ke depan. Ia dilanda oleh rasa bosan.
Jungkook berada dirumah sendirian. Ibunya pergi bekerja, ayahnya pun, dan Taehyung pergi bersama teman temannya. Bahkan dihari libur seperti ini orang tuanya tetap bekerja.
"Tuan muda, apa harus saya minta teman tuan muda untuk datang ke sini?" Ah iya, Jungkook tidak sendirian dirumah. Tentunya ada 3 pembantu yang bekerja dirumahnya.
"Ya ampun. Pak Nam, panggil Jungkook aja." Jungkook berpura pura marah saat salah satu asisten rumah tangganya yang bernama Nam Hyun Goo datang menghampiri Jungkook untuk ke sekian kalinya.
Pak Nam hanya terkekeh melihat tingkah laku majikannya yang satu ini. Dari ketiga pelayan yang bekerja dirumah Jungkook, Pak Nam lah yang paling dekat dengannya. Jadi Jungkook kadang merasa kesal saat pelayannya yang satu ini menyebutnya dengan sebutan 'tuan muda' karena ia kira mereka sudah terlalu akrab hingga tak perlu menyebut kalimat seperti itu.
"Baiklah. Jadi Jungkook yang diselimuti rasa bosan mau melakukan apa?" Pak Nam berusaha berbicara seperti biasanya ia sedang mengobrol bersama Jungkook. Ia memanggil Jungkook dengan sebutan 'Tuan muda' hanya sebatas candaan untuk melihat reaksinya. Ia tau Jungkook akan marah jika ia menyebutnya dengan sebutan yang tidak Jungkook sukai itu.
Jungkook menghembuskan napasnya gusar. "Yaudah deh, Jungkook mau keluar nyari angin dulu ya."
Jungkook berdiri untuk mengambil kunci motornya dan pergi melewati perkomplekan rumahnya. Ia memelankan jalannya saat ia melewati rumah Eunha, tersirat rasa penasaran terhadap apa yang sedang gadis itu lakukan.
Jungkook melajukan motornya lagi dengan kecepatan lumayan tinggi. Jungkook hanya memutari kompleknya karena ia tak memiliki tujuan untuk pergi. Saat kedua kalinya ia memutar kompleknya, sepertinya ada orang yang iseng menaruh paku hingga ban motor Jungkook kempes. Ia berdecak dan merutuki siapa pun yang berani iseng menaruh paku dijalanan.
Jungkook turun dan berjalan mendorong motornya. Ia merasa beruntung karena ada tukang tambal ban persis didepannya setelah ia mendorong motornya untuk waktu yang lumayan lama.
"Pak, ini ban motor saya kempes gara gara paku." ucap Jungkook saat ia sudah berdiri tepat didepan tukang tambal ban.
"Siap." jawab tukang tambal ban tersebut.
Jungkook melihat sekeliling. Di sebrangnya ada taman bermain. Jungkook langsung menyebrangi jalan. Ia melihat keadaan untuk berjaga jaga jika ada orang disana. Dan ternyata taman sepi, hanya ada dirinya.
Jungkook tersenyum. Ia akhirnya bisa bermain ditaman anak anak seperti ini. Jika ia ketauan suka bertingkah seperti bocah, ia tak akan tau harus menaruh mukanya dimana.
Jungkook mulai duduk di ayunan yang ada ditaman itu. Ia mengayunkan kakinya ke depan dan kebelakang agar ayunan itu bergerak. Jungkook tertawa girang.
"Dasar bocah." ucapan tersebut membuat Jungkook kaget dan terjatuh dari ayunan. Ia mendongakan kepalanya untuk melihat siapa yang barusan berbicara.
Eunha.
Jungkook kaget lagi saat tau Eunha lah yang berbicara kepadanya tadi. Ia benar benar malu. Sudah tau ketauan bermain ayunan, dan kini ia jatuh dari ayunan didepan Eunha. Dimana ia harus menaruh mukanya?
"Lo sejak kapan disini?" Jungkook berdiri dan menepuk celananya yang terkena pasir.
"Sejak lo main ayunan." Eunha menggerakan kakinya perlahan agar ayunannya bergerak. "Bocah banget teryata lo itu, hahaha."
"Apaan sih, jangan jangan lo emang udah ngebayangin ini semua?" ucap Jungkook sembari mendekat ke arah Eunha.
Eunha mengangguk. "Tukang ramal ya lo?"
"Maaf gue bukan Dilan." ucap Jungkook. Seketika Jungkook membulatkan matanya. Artinya Eunha tau kalau Jungkook benar benar mempunyai sifat bocah yang sangat bocah. Ia ingin pulang, ia terlalu malu untuk melihat wajah Eunha.
"Yaelah, sifat lo yang bocah cuman gue yang tau. Tenang aja."
Jungkook bernapas lega saat mendengar perkataan Eunha.
"Lo ngapain ke sini?" tanya Jungkook.
"Gue kesini karna ngeliat lo yang bocah tapi mainnya ditempat kaya gini doang gue jadi prihatin. Jadi gue mau ngajak lo buat main di tempat main yang banyak wahananya gitu." Eunha berhenti bicara dan melirik jam tangannya. "Well sekarang udah jam 15.25 artinya ban motor lo udah selesai. Kita capcus."
Eunha berjalan ke arah tambal ban meninggalkan Jungkook. Jungkook tersenyum tipis melihat kelakuan Eunha sebelum pergi mengikutinya.
•\\\///•
KAMU SEDANG MEMBACA
imaginary » eunha, jungkook
Fanfic[✔️] apa kalian percaya imajinasi bisa menjadi kenyataan? [inspired by the Korean drama series while you were sleeping.] staerybaery -2017