"Ada itu tuh adegan akhir si dokter ama tentara diakhir akhir pas mau selesai bikin emak gua baper." ucap Mingyu sambil mengingat ngingat adegan film yang ia tonton.
"Ih iya itu juga gue susah banget move on dari adegan itu." ucap Eunha.
Sedaritadi Eunha dan Mingyu tak henti henti membicarakan tentang drama korea yang mereka tonton sehingga lupa akan sosok Jungkook yang masih ada diantara mereka.
Kini mereka masih tengah asik mengobrol terkecuali Jungkook. Jungkook hanya bisa diam menyimak dan sesekali mengecek handphonenya untuk mencari kesibukan.
"Eh lo pulang kemana?" ditengah keasikan Jungkook yang memainkan handphonenya sambil berjalan, Eunha bertanya kepada Mingyu disela sela obrolannya.
"Gue kesana. Lo berdua kemana?" Mingyu menunjuk arah yang berlawanan dengan arah rumah Eunha dan Jungkook. Itu tandanya mereka harus berpisah.
"Yah kalo gue pulang kesana. Pisah dong kita. Padahal masih banyak drakor yang pengen gua omongin." Eunha yang awalnya semangat seketika menjadi lesu.
"Yaelah kan satu sekolah, nanti juga ketemu." ucap Jungkook sambil memasukan handphonenya ke dalam saku celananya.
"Iya, makanya. Kalo lu, kook. Pulang kemana?" Mingyu sebenarnya agak kaget saat mendengar Jungkook berbicara, tapi ia berusaha menyembunyikan rasa kagetnya. Ia kira Jungkook sudah pulang duluan saat ia sibuk mengobrol dengan Eunha.
"Sama kaya partner ngealay lo." ucap Jungkook sembari menunjuk Eunha.
"Enak aja alay! Itu mah lo aja kali yang ga ngerti makanya ngomong alay." ucap Eunha tak terima.
"Dih, orang emang alay." balas Jungkook.
"Sudah sudah jangan berteman, eh berantem. Udah ah gue pulang dulu ya, kalo kemaleman nanti dimarahin mamski." ucap Mingyu.
"Yeu dasar anak mama." ledek Eunha. Mingyu hanya nyegir lalu berjalan sambil melambaikan tangan ke Eunha dan Jungkook.
"Akhirnya gua keluar dari zona dikacangin." ucap Jungkook namun tidak Eunha dengar.
Selama perjalanan mereka terus mengobrol hingga akhirnya mereka sampai tepat didepan taman dekat perkomplekan rumah mereka.
"Jadi inget waktu itu ada cowo yang keliatan cool tapi ternyata aslinya childish." Eunha menatap taman yang ada disebrangnya.
"Jadi inget waktu itu ada cewe jutek yang ngajak gue main ke tempat yang banyak wahana." Jungkook menatap Eunha begitupun dengan Eunha. Mereka bertatap tatapan beberapa detik sebelum keduanya tertawa.
"Kalo ban lo ga bocor, gatau deh gue bakal ketemu lo apa engga." ucap Eunha disela tawanya.
"ANJIR! MOTOR GUE DISEKOLAH!" Jungkook yang awalnya tertawa mendadak panik setelah ingat bahwa motor kesayangannya masih terparkir rapih diparkiran sekolahnya.
"Yaudah sih tinggal balik ke sekolah apa susahnya." ucap Eunha enteng.
"Dari sini ke sekolah itu lumayan jauh sayang." ucap Jungkook sambil berfikir apa yang harus ia lakukan.
Jungkook terlalu sibuk memikirkan apa yang harus ia lakukan sehingga tak menyadari bahwa perempuan disampingnya tengah menunduk menyembunyikan pipinya yang berubah menjadi merah merona.
"Emm.. Kook. Lo ke sekolah sendiri ya." Eunha masih menunduk.
"Loh? Kenapa?" tanya Jungkook.
"Gapapa, lagi pengen main disini." Eunha perlahan mengangkat wajahnya. Jungkook yang melihat wajah Eunha merah padam seketika khawatir.
"Ha, lo sakit? Kok lo tiba tiba merah gini mukanya? Pulang ayo, gue anter." Jungkook menarik pergelangan Eunha tapi Eunha menarik lagi tangannya.
"Gue ga sakit, Kookie." ucap Eunha sambil menahan tawanya.
"Berisik." Jungkook melepaskan tangannya yang semula menggenggam Eunha.
"Udah cepet sana ambil motor, gue tunggu disini. Jangan lama lama ya, kookie." Eunha mendorong Jungkook agar ia cepat pergi.
"Ngusir dih jahat, nanti lo kangen gue tinggalin." Jungkook yang semula memunggungi Eunha membalikan badannya hingga kini mereka berhadapan.
"Dih mana ada gue kangen sama lo." ucap Eunha.
"Iya deh, tapi nanti gue yang kangen." ucap Jungkook sambil mengelus rambut Eunha.
tahan Eunha, tahan. Harus jaga image, batin Eunha dalam hati
"Gue pergi dulu ya, kalo bosen pulang aja sendiri. Bisa kan? Tapi nanti gue usahain cepet kesini." Jungkook awalnya ingin memegang kedua pipi chubby Eunha, tapi ia sadar statusnya hanya sebatas teman.
"Gue pergi nih. Jangan beli es krim nanti sakit!" ucap Jungkook sambil berjalan mundur dan melambaikan tangan ke Eunha.
"Dasar bawel." ucap Eunha sambil tersenyum dan membalas labaian tangan dari Jungkook.
Eunha langsung menaiki ayunan setelah batang hidung Jungkook sudah tak terlihat.
"Ampun dah, gue kenapa jadi baperan gini." Eunha menggerakan kakinya agar ayunan yang ia taiki dapat bergerak. "Kayanya gue suka sama Jungkook."
Eunha spontan memukul bibirnya setelah sadar akan apa yang baru saja keluar dari mulutnya. "Ga ga ga ga ga. Big no."
Eunha selalu saja bilang bahwa ia tidak menyukai Jungkook. Gengsinya terlalu besar hingga tidak sadar bahwa jauh dilubuk hatinya ia sangat mencintai Jungkook.
•\\\///•
ya dichapter ini emang bacotan gajelas aja karna otak ku mendadak mogok. tambah lama perasaan ceritanya tambah gajelas ya):
don't be a silent reader please.
KAMU SEDANG MEMBACA
imaginary » eunha, jungkook
أدب الهواة[✔️] apa kalian percaya imajinasi bisa menjadi kenyataan? [inspired by the Korean drama series while you were sleeping.] staerybaery -2017