29

712 147 11
                                    

Jungkook tengah menyeruput kopi yang baru saja ia pesan dan menengok ke arah jendela yang berada persis disebelahnya.

"Kira kira dia masih inget tiga huruf yang sempet gua kasih tau ga sih?" Jungkook bermonolog sambil sesekali menyeruput kopinya.

Ditengah asiknya Jungkook bernostalgia, handphonenya berdering menandakan ada panggilan masuk.

Setelah melihat nama yang muncul dalam layarnya, Jungkook langsung menekan tombol warna hijau dan meletakannya ditelinganya.

"Ada apa wahai Eunha sayangku?"

"najong."

Jungkook terkekeh pelan. "Iya iya, ada apa nih nelpon nelpon? Kangen?"

"Kepedean amat. Kamu lagi dimana?"

"Lagi di cafe nih, kenapa?"

"Aku nitip pembalut dong. Hari pertama nih, stok abis."

Jungkook membenarkan posisi duduknya. "Yah, malu dong nanti dikira sama mbaknya aku yang lagi dapet."

"Yaudah deh kalo gamau, siapa tau ada cogan lumayan jalan jalan sambil cuci mata. Bosen dirumah terus."

"Ga. Udah diem disana, nanti aku yang beliin. Awas aja kalo keluar rumah."

Jungkook dapat mendengar tawa Eunha disebrang sana. "Utututu, iya ga akan. Cepet ya, takut bocor."

"Siap."

Jungkook memasukan handphonenya ke dalam saku jaket yang ia pakai setelah Eunha memutuskan panggilan.

Ia langsung berdiri dan berjalan ke luar cafe. Cafe yang Jungkook datangi kebetulan bersebrangan dengan minimarket, jadi ia hanya perlu berjalan sedikit.

Jungkook kira membeli pembalut adalah hal yang mudah, dan ternyata ia salah, salah besar.

Ada bermacam warna, bentuk, dan ukuran. Jungkook hanya bisa menggaruk kepalanya karena tidak tau harus membeli yang mana.

"Yang ada sayapnya ato engga ya? Heran deh, ini tujuannya buat terbang ato apa sih?" protes Jungkook.

"Eh, buat pacarnya ya?" sontak Jungkook menengok untuk melihat siapa yang berbicara kepadanya.

"I-iya." jawab Jungkook ragu.

"Hari pertama?" tanyanya dan langsung dibalas anggukan dari Jungkook.

Perempuan yang berbicara pada Jungkook itu mengambil salah satu kotak berisi pembalut dirak berisikan bermacam macam merk pembalut.

"Udah ini sekalian aja saya yang bayar, pasti malu kan nanti sama mbak mbaknya," ucap perempuan itu sambil berjalan menuju kasir.

"Eh, ga usah. Gapapa biar saya aja. Yang diminta tolong kan saya, jadi itu kewajiban saya." ucap Jungkook.

Perempuan itu tersenyum dan menyodorkan kotak pembalut yang ia bawa. "Yaudah nih."

Jungkook berterimakasih dan tersenyum sekilas lalu pergi ke kasir untuk membayar.

Mungkin rejeki Jungkook karena penjaga kasirnya lelaki. Ia tak perlu menahan rasa malunya.

Jungkook membayar dan membawa kresek putih bertuliskan nama minimarket tersebut.

Karena ia tidak membawa motor dan jarak rumah ke minimarket tidak jauh, ia memutuskan untuk berjalan kaki.

imaginary » eunha, jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang