Setelah taksi yang membawa Eunha pergi menembus air hujan menghilang, Jungkook langsung mencari Chaeyeon.
Beberapa orang mengatakan Chaeyeon berada dikelasnya. Tengah pamer akan janin yang tumbuh dalam perutnya.
Biasanya orang akan malu jika hal ini terjadi, entah mengapa Chaeyeon sangat bahagia. Entah karena ia mencintai Jungkook, atau sengaja untuk membuat seseorang sengsara.
Jungkook langsung menghampiri Chaeyeon saat orang yang ia cari tengah berbincang dengan beberapa teman sekelasnya.
"Chaey, mana bisa itu anak gue? Gue aja nyentuh lo ga pernah." ucap Jungkook langsung ke inti.
"Lah, kamu ga inget?" Chaeyeon menatap kedua iris mata Jungkook.
"Beberapa minggu yang lalu kita ketemu dibar. Dan kejadian itu berlangsung gitu aja."Jungkook menatap Chaeyeon tidak percaya. "Mana bisa?! Waktu itu gue mabok."
Jungkook berusaha mengingat kembali kejadian dimana ia pergi ke bar Namjoon. Yang ia ingat ia bertemu Chaeyeon. Hanya bertemu, tak lebih selain berbincang beberapa saat.
"Iya kamu mabok. Tapi apa kamu ga bakal tanggung jawab?" seketika mata Chaeyeon berlinangan air mata.
Chaeyeon berjalan ke arah tasnya dan mengambil sebuah map berwarna coklat. Ia memberikan mapnya ke Jungkook.
Jungkook melihat Chaeyeon sekilas sebelum ia mengambil map yang diberikan Chaeyeon. Perlahan ia membukanya.
Jungkook tak dapat percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia melihat beberapa bukti bahwa janin didalam Chaeyeon baru tumbuh beberapa minggu. Tepatnya beberapa hari saat Jungkook bertemu Chaeyeon.
"Ga! Ga mungkin! Ini bukan ulah gue! Ini anak orang lain!" Jungkook melempar map beserta isi isinya ke lantai.
Chaeyeon menatap Jungkook takut. "Kook, orang terakhir yang berdekatan sama aku itu kamu. Cuman kamu."
Jungkook menunduk. Berusaha mengatur emosinya.
Ia menatap beberapa isi map yang ia lempar. Kalau begini, mau tidak mau ia harus bertanggung jawab.
•\\\///•
"Kembaliannya ambil aja, pak. Makasih."
Eunha langsung keluar dari taksi yang baru saja masuk kedalam halaman rumah yang lumayan besar setelah ia memberi uang.
Dilihatnya ibunya yang sedang menyiram tanaman sambil bersenandung. Tanpa aba aba Eunha langsung berlari memeluk ibunya. Seketika tangisannya pecah.
Ibunya yang tak tau apa apa mendadak panik karena anaknya mendadak datang dengan tangisan.
Setelah berkunjung ke rumah sakit dimana Eunha dirawat, ia sempat memberi alamat rumah barunya kepada Eunha. Bagaimana pun Eunha adalah anaknya, ia masih harus dirawat oleh sosok ibu.
Hyosung juga sudah dipenjara setelah kejadian Eunha waktu itu. Ternyata saat kejadiannya berlangsung, nenek Eunha sudah menonton mereka sejak awal. Alhasil setelah melihat Eunha sekarat ia langsung menelepon polisi.
Eunha terus menangis bahkan sampai mereka sudah masuk ke dalam rumah. Untungnya nenek Eunha sedang tertidur dan tidak akan mendengar tangisan Eunha. Jika Eunha ketahuan menangis, neneknya tak segan segan menebas orang yang membuat cucu kesayangannya itu menangis.
Tangisan Eunha mulai mereda setelah ibunya memberi segelas air putih. Ibunya mengusap lembut rambut Eunha. "Eunha kenapa?"
Eunha menunduk. Tak berani bercerita. Ia takut ibunya membenci Jungkook. Eunha juga bingung mengapa ia masih ingin membela Jungkook setelah disakiti seperti ini.
"Jungkook ya?" Eunha terbalak saat mendengar ucapan ibunya.
Ibunya hanya terkekeh pelan. "Udah ga usah kaget gitu. Mamah waktu itu sempet ketemu Jungkook, sempet cerita juga. Dia keliatan sayang banget sama kamu, mamah jadi tenang ternyata ada yang jagain kamu."
Air mata Eunha mulai berjatuhan lagi saat ia memeluk ibunya. Ia tak tau harus bercerita darimana.
Tanpa Eunha sadari, ia bercerita kepada ibunya diluar kendalinya. Semuanya keluar begitu saja dari mulutnya. Seakan pelukan ibunya memberi sensasi nyaman sehingga Eunha merasa aman untuk bercerita.
"J-jungkook? Ngehamilin Chaeyeon? Chaeyeon temen masa kecil kamu?!" tanya ibu Eunha setelah anaknya selesai bercerita.
Eunha menutup mukanya dengan bantal yang ada disebelahnya. Sungguh, ia tak mau ibunya membenci Jungkook hanya karena hal seperti ini.
"Ya namanya juga anak remaja. Sebenernya ga baik juga kaya gitu. Jujur, denger cerita dari kamu mamah jadi gamau kamu deket sama Jungkook. Mamah takut kamu ngerasain kejadian yang dialamin Chaeyeon." Ibu Eunha menatap Eunha lembut.
"Tapi ya mau gimana. Waktu udah lewat. Semuanya udah ditakdiri kaya gini. Kita ga bisa ngelarang ini itu semau kita."
"Mungkin saat itu Jungkook lagi down, dia ga sadar sama apa yang dia lakuin. Tapi apa pun yang terjadi, dia itu laki laki. Harus berani tanggung jawab walau itu ga murni kesalahannya."
"Jungkook juga sama seperti laki laki lainnya. Pasti ada saatnya dimana dia hilang kendali. Bukannya mamah mau ngedukung Jungkook atau apa. Mamah sebenernya kecewa tau Jungkook kaya gini." Ibu Eunha menghela nafas. "Tapi setidaknya dia mau bertanggung jawab. Ga banyak laki laki kaya dia."
Eunha menaikan kepalanya hingga ia dapat melihat ibunya. "Sekarang ini pelajaran aja buat Eunha. Jangan sedih terus ya sayang, mungkin ini yang terbaik dari tuhan buat kamu."
Dan sekali lagi, tangisan Eunha tak dapat ditahan.
•\\\///•
maaf banget baru up hiks

KAMU SEDANG MEMBACA
imaginary » eunha, jungkook
Fanfic[✔️] apa kalian percaya imajinasi bisa menjadi kenyataan? [inspired by the Korean drama series while you were sleeping.] staerybaery -2017