get to know; Eunha

2.5K 363 7
                                    

"Eunha, lagi dimana? Papa menanti rapot mu."

"Ini Eunha udah dijalan."

"Oh iya, maaf Papa harus berangkat sekarang. Papa janji deh nanti bawain Eunha oleh-oleh."

"Iya. Hati hati ya, Pa. cepet pulang."

"Siap. Jangan nakal ya Eunha cantik. Papa udah minta Jisoo pulang lebih cepet buat nemenin kamu. See you ya, sayang."

"See you, Pa. save flight."

Sambungan terputus dari ayah dan anak dikota yang bersebrangan.

Nasib punya ayah yang jadi pilot ya gini, batin Eunha dalam hati.

Kadang Eunha merasa sedih, ia selalu merasa kesepian. Tak ada satu pun orang yang berada disampingnya saat ia benar benar membutuhkan orang untuk menenanginya.

Eunha berjalan dengan lamunanya dan baru tersadar saat ada seorang lelaki yang tak sengaja menabraknya dari belakang.

"Woy, jalan yang bener dong elah." mood Eunha seketika hancur karena orang yang menabraknya hanya melanjutkan jalannya tanpa meminta maaf.

"Heh, jelas jelas lo tuh yang bengong terus." jawabnya tak mau kalah.

"Mana ada tuh jalan sambil liat hp, apa banget."

"Mana ada juga tuh jalan sambil bengong."

"Hak gue lah."

"Ya gue juga punya hak lah."

"Bodo ah." Eunha melanjutkan jalannya melewati lelaki yang baru saja beradu mulut dengannya.

Eunha memang mempunyai tampang orang jutek, dan kepribadiannya pun hampir mendekati tampangnya. Ia adalah gadis yang dingin, cuek, dan tentunya, jutek.

Setelah beberapa langkah Eunha berjalan, tiba tiba laki laki itu berjalan tepat disebelah Eunha.

"Dih, ngapain lo ngikutin gue." ucap Eunha dengan nada tinggi khasnya.

"Siapa juga yang ngikutin lo, rumah gue arahnya kesini. Ge-er banget si lo jadi orang. Sensian juga lagi." balasnya.

Setelahnya Eunha hanya berjalan hingga sampai didepan rumahnya. Ia hendak masuk kedalam halaman rumahnya sampai akhirnya lelaki itu menahannya.

"Buat jaga jaga, seandainya lo penasaran gue siapa, nama gue Jungkook. Kayanya kita satu sekolah. Dan berita baik rumah kita satu komplek. See you next time." ucap Jungkook dan melanjutkan jalannya.

Eunha hanya menggelengkan kepalanya lalu masuk ke rumahnya. Ia bingung, mengapa sikap lelaki itu cepat sekali berubah. Padahal baru saja saling dendam kini malah memperkenalkan nama. Aneh ya kids jaman now.

Biasanya ia tak peduli akan hal seperti ini, tapi entah mengapa ia seakan selalu teringat akan lelaki itu.

"Eonniiiii! Ah apaan sih alay banget deh harus banget ya gue manggil pake eonni?" Eunha yang baru saja datang langsung meneriaki kakak sepupunya.

Jisoo pun muncul dari dapur saat Eunha berteriak.

"Heh! Jangan teriak teriak mulu, kebiasaan. Ya iyalah lo harus manggil gue gitu, secara mirip artis korea yakan." Jisoo datang dengan celemek yang masih bergantung dilehernya.

Eunha hanya pasrah. Kakak sepupunya itu memang tak ada duanya. Setelahnya mereka berdua memasak makan malam.

Jisoo adalah kakak sepupu Eunha yang kebetulan kuliah dikota Eunha tinggal. Papa Eunha lah yang meminta Jisoo untuk tinggal bersamanya. Eunha hanya tinggal bersama Papanya. Sayangnya Papanya adalah seorang pilot yang sibuk terbang ke negara lain. Hampir 5 tahun Eunha tinggal bersama Jisoo.

Mama Eunha? Eunha membencinya. Dan Papanya pun melarangnya untuk bertemu Mamanya.

Kini Jisoo dan Eunha sudah duduk dengan rapih dimeja makan. Keduanya sudah melahap makanan yang sudah mereka masak.

"Oh iya. Mianhae, tadi gue ngebayangin ada kucing masuk ke rumah. Pas lo usir, kucingnya ee dirumah dan lo kepeleset sampe jatoh." Eunha seketika teringat dan merasa bersalah.

"What?! Pantes aja tadi gue kepeleset tai kucing. Bau pula. Dasar ya lo jahat banget nape harus ngebayangin gua sih." Jisoo seketika teringat akan kejadian sial yang tadi siang ia alami.

"Gue udah minta maaf. Lagian gue awalnya cuman mikir kalo ada kucing masuk rumah gimana eh tiba tiba kebayang kalo kucingnya ee trus lo kepeleset ee nya pas lagi ngusir. Lo juga tau kali imajinasi gue kaya gimana." Eunha menjelaskan panjang lebar dengan satu tarikan napas.

Sejak Eunha berumur 10 tahun, ia selalu dihantui oleh imajinasinya yang kian menjadi kenyataan.

Imajinasinya itu bisa menjadi nyata kapan saja. Entah itu satu detik kemudian, 5 bulan kemudian, atau bahkan bertahun tahun kemudian. Tak ada tau kapan jelasnya itu akan terjadi, hanya keterangan jam yang menjadi patokan. Dan imajinasi itu tidak sepenuhnya Eunha kuasai. Hanya setengahnya yang dapat ia kendalikan, setengah lagi hanya datang begitu saja seperti air yang mengalir di sungai.

Anehnya setengah dari imajinasinya yang tak dapat ia kuasai selalu berujung menjadi buruk.

Seperti kejadian tadi, awalnya Eunha hanya membayangkan kucing yang masuk ke dalam rumahnya. Hanya itu, tidak lebih. Tapi ada arus datang yang menyelimuti imajinasi Eunha. Seakan Eunha lah yang berimajinasi kucing itu memang membuang kotoran dirumahnya, tapi percayalah bayangan seperti itu datang secara sendirinya tanpa diundang.

Begitulah, Eunha selalu serba salah. Sedikit ia salah, hancur lah semua.

Mungkin kalian akan mengira mempunyai kekuatan menjadikan imajinasi menjadi kenyataan akan menyenangkan, tapi percayalah kalian akan menyesal.

Tidak banyak yang mengetahui kekuatan Eunha. Hanya beberapa keluarganya yang tau.

Ini baru permulaan, kedepannya arus imajinasi Eunha akan semakin liar.


•\\\///•

imaginary » eunha, jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang