3

10.5K 580 4
                                    



Bagian 1: Bunga Sakura Yang Mengering


Tidak terdengar jawaban dari orang yang mengejeknya tadi, ia berbalik badan dan bersiap untuk memukul orang itu dengan sisa-sisa kekuatannya. Namun ketika ia akan berbali pria itu sudah mengejutkannya dengan dirinya yang sudah berada di hadapannya.

"Kau lucu sekali, Sasuke-san... Lihat betapa menyedihkannya dirimu sekarang ini." Orang itu kembali mengejek sambil menyeringai yang penuh dengan aura meremehkan yang kuat. Pria tua, dengan setelan hakama dan haori warna hijau dan abu-abu menatap Sasuke dengan wajah yang amat sangat menyebalkan.

Sasuke menatap sinis pada pria itu, kemudian ia berteriak di depan pria itu dan memakinya sambil menunjuk wajah pria itu, "Kau! Kau pria tua yang tidak tahu diri, tidak tahu belas kasiham!" Sasuke memaksa dirinya bangkit kemudian ia pergi mlangkahkan kakinya menjauhi pria tua itu.

"Hei Anak muda! Berhenti sebentar! Berhenti sebentar kataku!" Sasuke terkejut bukan main karena pria itu sudah berada di sampingnya dan menemaninya berjalan yang tak tentu arah itu.

"Kenapa kau mengikutiku?!" Sarkas Sasuke yang matanya masih fokus pada jalanan di depannya.

"Aku hanya ingin berbicara denganmu, Sasuke," Ucap pria tua itu lagi. Menyerah Sasuke menyerah dengan pria tua itu kemudian ia duduk di sebuah halte yang cukup sepi dengan pria tua itu tadi.

"T-tunggu! Ini tidak adil, kau tahu namaku, tapi sebenarnya siapa namamu?" Tanya Sasuke padanya.

"Kau vampir? Youkai? Atau kau jangan-jangan hantu?!" Wajah Sasuke seketika menegang saat ia menyebutkan kata terakhirnya, ayplah Sasuke hanya manusia biasa. Ia juga sama seperti manusia pada umumnya yang memiliki ketakutan pada hal-hal semacam hantu.

"Apa kau akan menghisap darahku? Atau kau akan memakan dagingku?!" Sasuke mulai panik dan wajahnya memucat.

"Aku?! Aku bukan semua yang kau sebut tadi, Sasuke..." Pria itu terkekeh garing kemudian ia melanjutkan lagi bicaranya.

"Panggil saja aku Hoshi," Apa Sasuke berdelusi karena terlalu kehilangan Sakura dan dia butuh teman bicara? Atau dia jangan-jangan mulai gila? Sasuke bergidik sendiri.

"Baiklah,Hoshi-san... apa yang ingin kau bicarakan denganku sebenarnya?" Tanya Sasuke pada akhirnya memulai pembicaraannya.

"Tidak ada, aku hanya ingin mendengar ceritamu-

"Apa maksudmu?! Hei aku bukan orang gila yang harus percaya dan berbicara pada orang gila lain semacam dirimu." Sasuke berkata sarkas dengan seringai menyebalkan yang membingkai wajah kusut Sasuke.

"Terserah kau saja, tapi kurasa kau butuh teman bicara, setidaknya..." Kata Hoshi itu dengan santai.

"Apa aku bisa mempercayaimu? Oh Tuhan bahkan aku merasa sekarang aku benar-benar gila..." Sasuke meratapi terus-terusan karena berbicara dengan Hoshi.

"Terserah kau saja..."

Keduanya terdiam, hanya ada suara kendaraan-kendaraan yang melintas yang menghiasi keheningan yang ada di sekitar mereka.

"Kau tahu... Aku sangat mencintainya, dan bodohnya aku baru sadar jika aku sangat membutuhkan kehadirannya setelah kehilangannya. Tuhan terlalu jahat padaku, kurasa." Sasuke terkekeh sumbang di akhir prolog ceritanya.

"Aku tahu jika kau sangat mencintainya, mencintai Sakura maksudku."

Sasuke hanya diam.

"Tidak, tidak Tuhan tidak akan sejahat itu padamu jika kau tidak menyakiti kesayangannya seperti itu kurasa." Kata Hoshi itu sambil menerawang ke langit.

"Jadi bisa kau ceritakan padaku?" Sasuke mengernyit mendengar pertanyaan bodoh dari orang tua di sampingnya itu,

"Aku sudah menceritakannya padamu."

"Bukan yang bagian itu, baka." Hoshi itu mengurut pelipisnya kesal.

"Aku berjanji tidak akan menyela ataupun menertawakanmu." Hoshi mengangkat salah satu tangannya dan bersumpah, meskipun ia masih berusaha menahan kekehannya yang menjengkelkan itu.

"Aku sangsi denganmu Hoshi, karena kau terlihat sangat meragukan," Cibir Sasuke pada Hoshi tersebut.

"Oh ayolah, mulutmu itu tajam sekali... pantas saja jika Sakura lebih memilih mati daripada bertahan dengan mulut tajammu itu." Hoshi balik mencibir Sasuke yang kini menatap tajam dirinya.

"Aku benar 'kan? Sasuke-sama?" Sang Hoshi berkata sarkas pada Sasuke dengan menekankan sufiks sama padanya.

Sasuke kembali mendengus, ia bingung darimana ia harus memulai menceritakan kisahnya bersama Sakura? Itu akan menghabiskan semalam suntuk.

"Jadi... intinya kau masih memaksaku untuk menceritakan kisahku dan Sakura padamu?" Desah Sasuke malas dan apa yang dilakukan Hoshi untuk menjawab Sasuke? Pria tua itu hanya bergumam tidak jelas.

"baiklah, singkatnya aku bertemu dengannya saat aku berada di tahun keduaku di universitas. Saat itu kami bertemu di perpustakaan karena kecerobohannya sendiri." Sasuke masih menerawang ke depan mengingat bagaimana ia dan Sakura bertemu dulu.

*

Spc update cepet makan ini aja dulu, ketika ff yang lain stuck dan disini malah lancar jaya inspirasinya ^^


salam damai, Pacar Suga >.<

TIMELESS [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang