Bagian 5: Kau Kembali
Sasuke membuka pintu kafe dengan tergesa. Terlihat Mebuki sedang memeriksa keuangan di meja kasir, lalu Tenten yang tengan membereskan apron, serta beberapa pegawai lain yang tengah membersihkan serta merapikan meja pengunjung. Ini sudah hampir pukul sebelas malam, jelas saja orang-orang di dalam kafe tengah bersiap untuk pulang. Kafe sebentar lagi tutup, dan mereka harus meninggalkan kafe dalam keadaan bersih.
"Ba-san!" Seru Sasuke ketika kakinya sudah melangkah masuk di dalam kafe.
"Sasuke-kun?!" Kening Mebuki berkerut, menandakan dirinya yang kini kebingungan. "Apakah ada sesuatu yang tertinggal?" tanyanya.
Sasuke menggeleng cepat, tanpa membuang waktu ia melangkah masuk menghampiri Mebuki. "Bolehkah aku meminta kunci kamar Sakura? Ada sesuatu yang harus aku ambil. Aku mohon," pintanya.
"Sesuatu?"Mebuki semakin kebingungan.
Sasuke mengangguk cepat. "Aku mohon izinkan aku memasuki kamar Sakura."
Tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan persetujuan dari Mebuki untuk membiarkan Sasuke masuk ke dalam rumahnya, ke dalam kamar Sakura lebih tepatnya. Sasuke bergegas menaiki anak tangga. Langkahnya terdengar mantap diikuti Mebuki yang berjalan di belakangnya. Berkali-kali Mebuki bertanya tentang maksud kedatangannya, namun Sasuke tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Mebuki. Mengingat percakapan hingga mencapai persetujuannya dengan Hoshi-sama tadi, apakah Mebuki akan menganggap bahwa saat ini butuh psikiater?
"Aku bisa mengembalikan waktu, mengembalikan waktu yang kau inginkan. Kau menginginkan waktumu bersama Sakura kembali bukan?" tanya Hoshi-sama.
Sasuke mengangguk, wajahnya yang selalu angkuh jika berhadapan dengan semua orang kini terlihat memohon dan penuh harap di hadapan Hoshi-sama.
"Ada syaratnya," ujar Hoshi-sama.
"Akan aku lakukakan semua syarat yang kau berikan, walaupun syarat itu tidak mungkin aku lakukan, aku akan berusaha," ujar Sasuke dengan penuh keyakinan.
Hoshi-sama mengangguk. "Selama aku mengembalikan waktumu bersama Sakura, kau tidak boleh membuat gadis itu menangis. Sedikitpn, tidak boleh ada air mata keluar dari mata Sakura."
Sasuke tertegun. "Jika aku membuat Sakura menangis?" Walaupun sebenarnya tidak ada tujuan sama sekali untuk membuat Sakura menangis-jika ia bertemu dengan gadis itu lagi, tetapi ia tahu akibat yang akan ia dapatkan jika ia melakukan kesalahan itu.
"Akibat buruk pertama, waktumu akan kembali ke waktu semula, waktu saat ini, tanpa ada sesuatu apapun yang dapat berubah. Kemungkinan kedua, kemungkinan terburuk, kau akan mengganti waktu yang kau miliki dengan Sakura."
"Artinya aku akan mati?" tanya Sasuke. Sepertinya Hoshi-sama harus meralat kemungkinan kedua menjadi kemungkinan terbaik. Karena Sasuke lebih berharap mati daripada menjalani kemungkinan pertama, yaitu ia kembali hidup dalam waktu sekarang tanpa keberadaan Sakura lagi di sampingnya, itu benar-benar keadaan terburuk yang ia bisa pikirkan semasa hidupnya.
Hoshi-sama mengangguk dengan gerakan ragu. "Sepertina begitu."
"Apakah..." Sasuke akan bertanya, namun ia berharap pertanyaan ini tidak akan menjadi bahan tertawaan Hoshi-sama karena makna dari pertanyaannya berisi harapan yang terlalu muluk. "Apakah Sakura bisa hidup bersama denganku jika aku tidak melakukan kesalahan itu? Maksudku, apakah kecelakaan itu bisa dihindari dan Sakura tetap hidup?" Akhirnya pertanyaan itu termuntahkan setelah beberapa saat tertelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIMELESS [COMPLETE]
Fanfiction[END] Jika separuh waktuku bisa membawamu kembali padaku, aku rela memberikannya bahkan jika aku harus memberikan seluruhnya asal kau kembali bersamaku. Naruto belongs to Mashashi Kishimoto