30

6.2K 387 61
                                    

Bagian 10: Awal Yang Baru


Lima tahun berlalu...

Sakura menarik laci di samping tempat tidurnya. Terlihat kotak beludru berwarna hijau jade. Membukanya perlahan. Kertas itu masih ada di dalamnya. Kertas berwarna hijau muda dengan lipatan berbentuk segitiga yang masih rapi seperti semula.

Tangannya kembali bergerak membuka lipatan. Menelusur kertas itu dengan telapak tangannya. Menikmati setiap relief tulisan yang tertulis di atasnya. Sakura merasakan relief itu bergeseman dengan tangannya, seolah si penulis ingin menyampaikan rasa sakitnya melalui tekanan pena pada kertas.

Aku pernah berada di puncak hingga aku terjatuh dan berada di titik terendah kehidupanku yang sanggup membuatku berpikir bahwa aku tak lagi mencintaimu. Aku memulainya, memulai untuk mengabaikanmu, menjauhimu, tanpa perlu repot-repot untuk memerhatikan keberadaanmu di sisiku. Aku bahkan tidak pernah berpikir tentang adanya penyeaalan, hingga pada saat itu tiba kau pergi, dari hidupku.

Sakura memejamkan matanya, tulisan itu terlalu sakit untuk kembali di baca. Tangannya kembali meremas kuat dadanya, ada sesuatu yang mengganjal di sana, kalung berliontin bunga sakura bermata emerald itu... Sakura menggenggamnya. "Sasuke-kun...," lirihnya. Seandainya pria itu ada, maka Sakura akan mendekapnya erat dan berkata, Jangan tinggalkan aku lagi! Berkali-kali samlai ia yakini Sasuke tidak akan kembali pergi.

"Mama!" suara nyaring itu membuat Sakura menoleh. Pandangannya menangkap seorang gadis kecil berumur empat tahun berdiri di ambang pintu kamar. Menggunakan dress berwarna kuning dengan bentuk rok tutu yang mekar layaknya payung. Nyaris seperti matahari. Sakura menemukan bibirnya tersenyum, tangannya kembali melipat kertas itu dan memasukannya ke dalam laci. Lalu menyambut gadis kecil yang kini berlari kecil sesekali melompat-lompat menghampirinya.

"Kau sudah mandi?" tanya Sakura. Mendekap gadis kecil itu dan memberikan kecupan-kecupan ringan di sekitar wajahnya.

Gadis itu terkekeh pelan lalu mengamgguk. "Sudah," jawabnya. "Ini buatan Baa-chan," pamernya, menunjukan rambut yang dikepang menyerupai bando dengan hiasan bunga matahari sebagai pengikatnya di belakang kepalanya. "Cantik, kan, Ma?" tanyannya.

Sakura mengangguk. " Anak Mama selalu cantik, dan hari ini sangat cantik," pujinya.

Gadis kecil itu terkekeh. "Mama juga cantik," balasnya memuji. Tangan mungilnya memegangi kedua sisi wajah Sakura yang kini menunduk menyejajari. "Sekarang kita akan menjemput Papa?"

Sakura mengangguk. "Ya," jawabnya, menyambut wajah antusias gadis kecil itu dengan senyum mengembang. "Baa-chan sudah siap?"

Gadis itu mengangguk. "Baa-chan sudah menunggu di luar."

Sakura melepaskan napas perlahan. "Kita berangkat sekarang." Menarik ujung gaun moccasin yang ia kenakan. Meraih tubuh gadis kecilnya itu, lalu di angkat untuk segera keluar dari kamar.

***

Sakura, Mebuki, serta gadis kecil itu duduk di bangku yang berada di domestic arrival. Waktu landing sudah berlalu sepuluh menit, tapi belum juga menampakkan sosok yang mereka tunggu. Sakura menatap gadis kecil yang masih duduk tanpa tingkahnya yang seperti biasa--berlarian jika menemukan tempat baru, gadis kecil itu hari ini terliat pendiam. Sakura tersenyum. Meraih tangan gadis kecil itu lalu menggenggamnya erat. "Sarada...," panggilnya lembut.

Gadis kecil itu menoleh dengan wajah yang terlihat pucat. Ada titik-titik keringat tak kentara di sekitar keningnya yang tak elak membuat Sakura sedikit terkekeh. Dengan lembut menarik gadis kecil itu untuk duduk di pangkuannya. "Jangan takut." Sakura membelai wajah Sarada--gadis kecilnya. "Papa orang yang baik."

TIMELESS [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang