28

4.4K 342 30
                                    

"Sakura!"

Sakura yang tergesa, tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika mendengar seruan itu. Suara itu... suara yang amat ia keniali. Suara laki-laki yang hampir sepekan ini tidak pernah ia temui. Tahukah ia betapa tersiksanya Sakura tanpanya?

Hei! Bukankah ini semua keinginannya sendiri?

Langkahnya kembali terayun perlahan, namun kali ini langkahnya terayun menghampiri pria itu. Uchiha Sasuke. Ya... Sasuke-kun-nya yang saat ini semakin terlihat kurus, namun tetap terlihat tampan.

"Kau... Kau..." Sasuke terlihat mengusap keningnya berkali-kali.

Sakura tersenyum. Sasuke-kun-nya, sama sekali belum berubah. Masih sama, SAsuke selali mengusap keningnya ketika ia gugup. "Aku ada jadwal siaran hari ini." jelas Sakura.

"Kau... kau tidak boleh kemana-mana hari ini!"

Sakura mengernyit. "Aku akan bekerja."

"Sakura!" Sasuke menarik lengan Sakura.

"Aku mohon, aku mohon untuk kali ini," pinta Sasuke.

"Aku juga mohon padamu, untuk saat inni, jangan bertingkah kekanakan." Sakura menepis tangan Sasuke, lalu kembali melangkahkan kakinya. Ia pikir dengan menyambangi keberadaan Sasuke, pria itu tidak akan kembali bertingkah seperti anak kecil dan meminta hal yang tidak masuk akal.

Tiba-tiba Sasuke memotong langkah Sakura. "Aku antar! Kalau begitu aku harus mengantarmu!"

Sakura hendak membuka mulutnya, hendak menjawab tawaran Sasuke--walaupun lebih tepatnya jika dikarakan sebagai paksaan--sedetik sebelum Sasuke menarik lengannya dan mendorongnya memasuki mobil tanpa menunggu jawaban. Tidak ada gerakan menolak atau meronta dari Sakura, ia hanya mengikuti arah dorongan Sasyje yang menjatuhkannya ke dalam mobil.

Setelah itu... menemukan keadaan tanpa suara.Hening dari keduanya. Hanya terdengar deruan mesin mobil dari kendaraan di luar, suara bising yang sedikit membantu mereka untuk tidak mendengar degupan jantung masing-masing yang berketuk tidak teratur.

Sakura menatap ke sisi jendela. Sementara Sasuke sedang fokus mengemudi, mungkin. Entahlah, Sakura tidak melihat wajah Sasuke saat ini. Terlalu gugup untuk menatap wajah pria itu setelah sepekan terakhir tidak bertemu dan berpisah dengan keadaan yang terjadi malam itu.

"Cherry?" Suara itu terdengar bergetar. Entah karena gerakan mobil yang melaju atau karena adanya desakan gugup dari dalam rongga dadanya yang membuat suara pria itu bergetar, Sakura tidak tahu. Yang jelas saat ini wajah Sakura tiba-tiba menoleh ke samping, menatap Sasuke yang baru saja selesai mengusap keningnya.

"Kau... kabarmu baik, kan?" Lalu terlihat Sasuke melakukan gerakan mengusap kening, lagi.

Sakura menjawab, "Aku masih bisa berangkat kerja sendiri," jawabnya, jawaban yang secara tidak langsung mengatakan bahwa ia baik-baik saja. Lalu tatapannya teralihkan pada jalanan yang lurus, lengang, tanpa satu kendaraan pun di depan.

"Tentang... malam itu..."

"Maaf," ujar Sakuura. "Sasuke-kun..."

"Hn?"

"Sebenarnya..."

Kalimat Sakura terpotong saat suara klakson nyaring terdengar seiring dengan sebuah truk besar yang melintas dari arah berlawanan. Sasuke terlihat membanting stir ke samping kiri, menghindari truk yang melaju brutal itu dan menghantamkan dengan sengaja mobilnya pada pagar pembatas jalan. Terdengar suara meggebrak kencang selanjutnya. Suara debaman itu menabrak gendang telinga Sakura dengan kencang, beberapa detik kemudian Sakura merasakan tubuhnya terlempar, berguling-guling, lalu terdengar suara 'dug' sesaat Sakura merasa keningnya menghantam benda keras.

"Ngh..." Lenguhan pelan itu keluar dari bibir Sakura. Apa yang terjadi saat ini? Sakura membuka matanya, tangannya bergerak mengusap kening, mendapati warna merah yang mengalir hampir menvapai batas alisnya sebelum ia menepis. Mendpati dirinya kini terkapar di aspal. Kembali bertanya pada dirinya sendiri, apa yang terjadi?

Menatap sekeliling, truk besar itu tidak ada, apakah ia melarikan diri? Ia hanya mendapati mobil Sasuke yang tdai ia tumpangi kini berada di tengah jalan dalam posisi terbalik bersama serpihan-serpihan kecil yang merupakan bagian-bagiannya, berserakan di sekekliling disertai percikan api. "Sasuke-kun..." lirihnya.

Tubuhnya yang baru saja terlempar dipaksakan untuk berdiri. Menyeret kakinya yang gemetar dan luka-luka disekitar lututnya, menghampiri mobil yang ia yakini masih ada Sasuke di dalamnya. "Sasuke-kun!" Sakura berteriak seraya menyeret langkahnya . Menatap sekeliling, jalanan yang masih lengang, Sakura sama sekali tidak mendapati orang di pinggit jalan, ataupun kendaraan lain yang melintas. Setidaknya menemukan seseorang untuk meminta pertolongan.

Sakura menyusuri sisi mobil, kemudian membungkuk, melihat ke arah dalam dari jendela mobil yang kini berada di bawa. "Sasuke-kun!!!" Sakura menjerit ketika mendapati Sasuke masih berada di dalam mobil dalam posisi terhimpit jok pengemudi dan tubuhnya terikat seatbelt. Pria itu bergerak-gerak pelan, berusaha mendiring himpitan jok.

"Sasuke-kun!!!" Sakura kembali menjerit disertai isakan memilukan.

Terdengar suara gedukan beberapa kali dari dalam. Terlihat Sasuke berusaha melepaskan dirinya dari himpitan. "Sakura! aku mohon, aku mohon jangan menangis!" bentak Sasuke. Ia kembali mendorong-dorong jok yang menghimpit tubuhnya. "Hentikan, Haruno Sakura!" Sasuke membentak lagi ketika melihat Sakura sudah mengurai air matanya.

"Apa yang harus aku lakukan selain menangis sekarang? hah?!" Sakura tidak kalah membentak. Suaranya melengking bercampur dengan jeritan. "Tuhan...," lirhinya. Sakura berbalik, dalam keadaan kepala pusing luar biasa, ia mencari suatu benda, benda yang mampu menghancurkan kaca jendela sisi mobil.

gadis itu melangkah menjauh, kemudian membungkuk meraih batu seberar dua kepalan tangannya. Sakura menghantamkan batu dalam genggamannya pada kaca mobil disamping jok pengemudi. Dalam dua kali hentakan, kaca mobil sudah rontok, walau dengan serpihan-serpihan kecil yang masih tersisa di sampingnya.

Sakura membungkuk, lalu memposisikan tubuhnya merayap, masuk ke dalam mobil melalui kaca jendela menyeret-nyeret tubuhnya menggunakan siku.

"Sakura, pergi! Aku mohon pergi!" teriak Sasuke.

Sakura menggeleng, tetap menyeret tubuhnya untuk masuk. Gadis itu meringis ketika menemukan serpihan kaca yang masih menempel di sisi jendela berhasil merobek lengan kemejanya hingga tembus ke dalam tangannya.

"Sakura, aku mohon jangan sakiti dirimu sendiri!" Sasuke kembali berteriak, kali ini teriakannya lebih terdengar seperti penuh peringatan, teriakan yag membentak tidak terima karena lengan Sakura terluka, melihat darah keluar dari lengan gadisnya.

Sakura menggeleng. Gadis itu tetap menyeret tubuhnya masuk, hingga mampu menggapai tubuh Sasuke. "Sasuke-kun..." Air mata Sakura berderai, isakannya beradu dengan gemetar bibirnya karena ketakutan.

"Aku mohon, aku mohon, Sakura." Sasuke berkata lirih. "Pergi!" pintanya.

*

habis ini privat ya~~

Seeya~~


TIMELESS [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang