17

5.4K 408 32
                                    

Bagian 6: Kau Benar-benar Kembali Untukku


Sasuke melempar-lemparkan kunci mobilnya dengan sebelah tangan. Menutupi keadaan dirinya yang sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Dirinya gugup. Hari ini, detik ini, saat ini, ia akan bertemu dengan Sakura. Haruno Sakura, gadisnya yang sangat ia cintai. Gadisnya yang sempat bagaimana rasanya kehilangan dirinya. Saat ini ia akan bertemu dengannya.

Sasuke sengaja datang lebih awal dari waktu yang dijanjikan sebelumnya. Ia harus mempersiapkan diri sebelum bertemu dengan Sakura sambil mengahancukan rasa gugupnya sedikit demi sedikit. Sesekali napas kasar terdengar meletup-letup dari mulutnya. Kakinya menjinjit-jinjit seolah ingin menggugurkan sesuatu yang terus-menerus menggelayuti tubuhnya.

"Sasuke-kun?" Suara lembut itu terdengar menyapa telinganya. Seorang gadis keluar dari balik pintu putar lobi, melamgkah menapaki pelataran gedung. Gadis bermata emerald dengan senyuman yang selalu mampu menguasai dan mengikat tubuh Sasuke sampai kaku. Ketukan sepatunya terdengar semakin mendekat seiring dengan tubuh gadis itu yang terlihat semakin jelas menghampiri keadaannya.

Angin malam yang berlalu, membelah ruang yang tengah ditapaki, mampu menyibak rambut gadis itu yang terurai bebas. Gerakan menyibak rambut seraya tersenyum ke arahnya mampu membuat Sasuke semakin terpaku tidak bergerak. Demi Tuhan! Apa yang membuat ia merasa bosan pada gadis yang terlahir sempurna mendekati malaikat itu, kemarin? Dan Sasuke tahu, tidak hanya rupanya, namun disertai hatinya seolag reinkarnasi dari sosok malaikat.

"Kau sudah menunggu lama? Kenapa tidak mengabariku kalau kau sudah sampai?" ketukan sepatu itu terhenti ketika gadis itu sudah mencapai satu meter di depannya. Mata emeraldnya berbinar menatap Sasuke yang masih termangu, membuat Sasuke mampu mencecap rasa manis hanya dengan melihat matanya. Wangi cherry yang menguar di sekitarnya membuat ia merasakan rindu yang amat dalam, walaupun ia sadar gadis itu sudah ada di hadapannya.

Sasuke yang terlihat bodoh, hanya mampu menggerakkan tangannya untuk mengusap kening. Wajahnya yang pucat kini menumbuhkan titik-titik keringat di sekitar keningnya. "Maaf, maafkan aku." Ujar Sasuke dengan suara tipis hampir tidak terdengar karena tersapu desahan angin. Banyak kalimat yang ingin ia ucapkan. Namun saat melihat keberadaan gadis itu, semua kalimat yang ia miliki sirna, menghasilkan Sasuke yang nyaris merasakan kemampuan verbalnya tumpul.

Sakura, gadis itu terkekeh menatap Sasuke. "Maaf?" ulangnya.

Sasuke mengangguk, kakinya yang seolah menempel pada tanah, akhirnya mampu digerakkan, mendekati Sakura. Tangan kanannya terangkat--sejenak melayang di udara--membuat getaran di tangannya semakin kentara. Aku berharap, tanganku mampu menyentuh wajahmu, tubuhmu, dirimu. Aku berharap tubuhmu tidak lenyap ketika kugapai, seperti kejasian dalam mimpi-mimpi yang sebelumnya hadir dalam tidurku. Kau yang selalu menghilang saat kusentuh,

Ujung-ujung jari Sasuke mendarat di sisi wajah Sakura. Lalu bergerak menelusur ke arah kening, pelipis, pipi, rahang, dagu... tidak ada bagian yang ia lewatkan dari lingkaran mungil wajah gadis itu. "Kau benar-benar ada, kau benar-benar nyata," lirihnya. Sasuke merasakan air mata itu merembes di sudut-sudut matanya. "Kau benar-benar kembali untukku."

Sakura masih terdiam, melihat keadaan Sasuke di hadapannya, menatap wajah Sasuke yang kini terlihat kesakitan. "Bukankah... aku selalu ada untukmu?" tanya Sakura sedikit ragu.

Sasuke mengangguk. "Kau selalu ada, dan teruslah seperti itu sampai kapanpun," jawab Sasuke. " sampai kapanpun, sampai aku bosan," lanjutnya. Lenannya merangkul pundak Sakura, menelusupkan tubuh Sakura ke dalam dekapannya dengan erat. Erat, sangat erat. Berharap Sakura mampu merasakan penyesalan yang saling beradu dengan sakit di dalam dadanya, merasakan pengakuan bersalah yang ia miliki, merasakan rasa cinta yang tersimpan di dalam bagian terdalam hatinya, Sakura harus merasakan itu.

TIMELESS [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang