~PROLOG~

59.7K 1.8K 30
                                    

versi sudah di revisi✅

~PROLOG~

Meninggalkan kota Surabaya, gak pernah sekalipun terlintas di pikiran gadis asal kota ini. Tak pernah sekalipun dirinya membayangkan kalau akhirnya ia akan benar-benar meninggalkan kota pahlawan ini.

Dan... Jakarta. Kota yang asing baginya, dirinya gak tau ada apa saja di kota ini dan bagaimana kehidupan di kota ini.

Meninggalkan Surabaya... membuat dirinya sedih tentunya, tapi senang. Sedih karena Surabaya adalah kota bersih yang ramah, dan dirinya sangat menyukai itu. Senang karena di Surabaya gak begitu banyak kenangan baik yang dia dapat.

Ayah dan Ibunya yang suka bertengkar, abangnya yang selalu bermasalah dengan nilai akademiknya, rumah yang pernah kebakaran, pernah juga kejadian perusahaan Ayah bangkrut. Tak lupa perihal pertemanan juga gak mulus-mulus banget, di khianati teman udah menjadi hal yang selalu gadis ini rasakan nyaris setiap tahun.

Kembali lagi pada Jakarta. Entah apa yang ada di dalam kota padat itu, gadis ini gak berani membayangkannya. Akan seperti apa kehidupannya di mulai di kota baru ini, apakah akan lebih baik? Atau justru gak kalah buruk sama Surabaya.

Gadis ini emang gak pernah mau benar-benar serius memikirkan kehidupannya. Gak mau, gak ingin, jalanin aja. Karena bagi dirinya... hidup gak di pikirin aja udah rumit, apalagi di pikirin.

Memikirkan kehidupan yang akan datang hanya akan membuat kepala pusing. Mau sekuat apa kita tahan itu, mau setakut apa kita dengan masa depan, pada akhirnya yang akan terjadi, akan tetap terjadi.

Hidup tuh yang lurus-lurus aja lah. Kalau di kasih tugas, ya kerjain. Kalau di bilang gak boleh, ya jangan. Kalo mau, ya lakuin.

Begitulah kurang lebih bagaimana gadis bernama Namina Alisha Farkara punya pandangan akan kehidupan.

Hidup pada jalan yang lurus, gak sulit baginya. Bahkan dia suka bertanya-tanya tentang kenapa ada banyak orang yang memilih jalan hidup yang rumit, padahal yang mudah gak sulit di lakuin.

Sampai dirinya paham, kalau dunia ini luas, dan jalan yang lurus gak menjamin pada jalan yang benar. Sampai dirinya sadar kalau ada satu pertanyaan yang dia belum bisa jawab pasti, "Apa kamu benar-benar bahagia dengan jalan hidup-mu?"

Hidup itu berkelok, dan di kota baru inilah ia bisa merasakan kelokan itu.

Cerita ini bukan hanya diperuntukkan untuk Alisha, tetapi juga kalian.

Teruntuk mereka yang selalu mementingkan kebahagiaan orang lain di atas kebahagiaannya, yang selalu menempatkan dirinya di posisi terakhir untuk di selamatkan, yang gak pernah protes dengan hidupnya yang di tunggangi ekspetasi orang lain.

Ketahuilah dirimu juga butuh pertolongan, be kind to yourself.

⚠️JIKA PART INI DAN PART SELANJUTNYA ADA KETIDAK NYAMBUNGAN DALAM CERITA.

ARTINYA PART INI SUDAH DI REVISI DAN PART SELANJUTNYA BELUM.

~~~

Hai! Selamat datang pada bagian Prolog OREO

jangan lupa tinggalkan bintang dan komen

sebagai bentuk menghargai <3

Terimakasih.

OREOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang