12.

15.6K 776 5
                                    

versi sudah di revisi ✅

Hari ini adalah pekan olahraga. Di Bina Bhakti biasa melakukan pekan olahraga setelah seminggu di adakannya ulangan tengah semester. Dengan tujuan menyegarkan pikiran para murid usai menjalani ujian selama seminggu.

Pekan olahraga biasa di laksanakan tiga hari berturut turut, yang diisi dengan pertunjukan dari macam-macam ekskul dan perlombaan dari berbagai ekskul itu. Pekan olahraga gak jauh-jauh sama OSIS. Kenapa OSIS ? Karena para anggota OSIS lah yang akan paling sibuk dalam tiga hari ini. Menyusun rentetan acara, mempersiapkan fasilitas perlombaan, menyediakan hadiah, hingga merapikan sekolah saat waktu pulang. Kan sudah dibilang OSIS itu babu sekolah tanpa upah.

Pagi ini seluruh anggota OSIS memakai kaos berwarna hitam dengan logo di kanan dada bergambarkan bordir lambang elang yang memegang angka 33. Yaitu generasi OSIS yang sekarang menjabat.

"Oke hari ini akan jadi hari yang panjang buat kita nih, pastiin kalian semua udah sarapan ya?"

Suara hentakan kali bertubi-tubi terdengar, seluruh anggota OSIS yang sedang berdiri di sudut lapangan menoleh pada sumber suara, yaitu gadis yang tengah berlari kencang dengan rambut kuncir kudanya yang ikut terombang-ambing.

"Maaf Firman, tadi... Tadi..."

Alisha kesulitan mengatur nafasnya, Neira yang ada di dekatnya langsung mengusap punggung Alisha mencoba membantu temannya mengatur nafas.

"Iya Alisha, lain kali lebih on time, biasanya lo paling pagi giliran hari penting malah telat."

Alisha tersenyum cengegesan menangapi nasihat Firman.

"Gue bagi tugas ya," ucap Firman lagi, kemudian ia membacakan catatannya, menyebut dua orang sebagai penangung jawab untuk setiap kelas.

Alisha tidak terlalu memperhatikan ucapan Firman hingga sampai pada namanya barulah Alisha memasang telinganya baik-baik.

"Neira sama Alisha bertugas di kelas dua belas Ipa satu."

"HAH?" spontan Alisha bersuara.

Firman mengalihkan tatapannya dari kertas pada Alisha.

"Kenapa?"

"Ips kali Firman..." ucap Alisha berharap ketua OSISnya ini salah sebut.

Firman jadi ragu, ia akhirnya kembali mengecek kertas catatannya.

"Ipa."

"Ips aja kali," ucap Alisha lagi dengan nada seolah sedang menawar membuat beberapa anggota OSIS jadi tertawa begitupun Firman.

"Segala nawar! Udah telat!"

"Iya iya ampun."

Tentu alasan Alisha protes adalah Azka. Ia tak mau dirinya muncul terlalu lama di hadapan laki-laki itu. Serem.

Usai mendengar pengarahan singkat dari Firman, para anggota OSIS mulai menjalankan tugasnya. Alisha dan Neira berjalan di koridor menuju kelas Mipa-1. Alisha terus mengenggam lengan Neira dan merengek tak mau masuk saat sudah sampai di depan kelas.

"Nei..."

"Cewek paling aneh satu dunia itu lo!" ucap Neira penuh kekesalan.

"Nei..."

"Lish, aduh... Lo tuh harusnya happy! Hura-hura! Caper! Sok cantik! Bukan malah takut!"

Alisha jadi terkekeh mendengar omelan Neira dengan ekspresi wajahnya yang sangat mendukung.

"Udah ayok masuk," ujar Neira sembari menarik lengan Alisha dan memasuki kelas dengan suasana tenang tersebut.

Ini kelas kan? Bukan rapat DPR? Kok bisa setenang ini? Pikir Neira sedikit terkenal culture shock. Pasalnya di kelasnya brutal sekali kalau tidak ada guru, jauh berbeda dengan kelas ini.

OREOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang