versi sudah di revisi ✅
Jangan berani-berani mengajak Azka keluar di hari minggu jika tidak ingin mendapat penolakan. Karena laki-laki berwajah angkuh ini hanya akan menghabiskan hari minggunya di rumah, jika tidak terlalu penting Azka enggan di ajak main keluar oleh teman-temannya di hari minggu, teman-temannya juga sudah tau akan hal itu.
Hidup terus berjalan, usia semakin bertambah, Azka gak mau dirinya kehilangan waktu bersama dengan Ibunya yang juga semakin tambah usia, hanya karena terlena oleh kesenangan semata di masa-masa remajanya.
Seperti hari ini, Azka tengah mengaduk adonan, dan Rara—Ibunya tengah memasukkan takaran tepung ke wadah yang lainnya.
Ibunya suka sekali memasak, walau hasilnya... Gak terlalu baik sih, tapi hobi Rara adalah memasak.
"Bang, ini udah cukup aduknya, sekarang masukin ke wadah yang itu," ucap Rara sambil mengelap keringat di pelipisnya dengan ujung lengan bajunya, dan satu tangannya menunjuk wadah yang ia maksud.
Azka mengambil tisu, lalu mengelap keringat yang membasahi wajah Ibunya itu. Dan selanjutnya ia melaksanakan perintah Ibunya untuk memasukkan adonan tersebut ke wadah berbentuk lingkaran. Walau sikapnya dingin dan cuek tetapi kalau soal Ibunya Azka bisa berubah menjadi sosok penyayang yang lemah lembut. Bahkan Kavin pernah secara terang-terangan bertanya "Lo aslinya ada berapa orang sih?" Saat ia melihat bagaimana Azka berperilaku pada Ibunya.
"Udah?"
"Hem."
"Yaudah nanti biar Bunda yang selesain, kamu istirahat aja sana, makasih ya Bang udah bantuin Bunda."
Azka tak menjawab, dan langsung berpindah duduk di sofa.
Hidup hanya berdua dengan Ibunya bukan lah hal yang harus di ratapi, kehidupan perekonomian mereka syukurnya lancar, Ibunya punya banyak bisnis yang di kelola oleh saudara-saudaranya, ia hanya bagian mengkontrol saja.
Di sofa yang Azka lakukan dengan ponselnya ialah menjelajah lirik lagu. Azka suka sekali menjelajah lagu, mulai dari lirik, kisah di balik terciptanya lagu itu, hingga makna dari lagu tersebut. Menurut Azka membaca hal-hal seperti itu sangat menarik, dari pada membaca artikel-artikel tidak penting terkait kehidupan selebriti yang tak berdedikasi apapun dalam hidupnya.
-----
Minggu pagi ini Alisha masih harus mendengarkan keributan antara Ibunya dan Ayahnya, entah apa temanya untuk pertengkaran mereka kali ini.
Alisha yang memang sudah berniat untuk kabur ke rumah nenek, secara diam-diam melewati kedua orangtuanya yang sedang adu mulut itu, dan keluar dari rumah. Alisha berpikir akan mengirim pesan saja kepada keluarganya kalau dirinya akan ke rumah nenek, agar mereka tidak khawatir dengan menghilangnya dirinya dari rumah.
Rumah nenek adalah rumah paling nyaman di dunia ini bagi Alisha. Rumah sederhana yang di dominasi pohon-pohonan membuat rumah itu terasa sejuk dan damai.
Rumah nenek memang vibesnya rumah nenek-nenek banget, bangunan tua, peralatan-peralatan yang ada di dalamnya sudah terkesan museum sanking banyaknya nenek menyimpang barang-barang kuno, dan hobi nenek... Merajut.
"Assalamualaikum."
Alisha melepas alas kakinya dan memasuki rumah berlantai tehel yang terasa dingin jika di injak dengan kaki telanjang.
Alisha menghampiri neneknya yang tengah duduk ditemani teh hangat sambil serius merajut.
"Oma, Lisha dateng!"
Neneknya baru sadar akan kehadiran cucu kesayangannya, ia langsung menghentikan kegiatannya dan memeluk Alisha serta mengelus puncak kepalanya berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
OREO
Teen Fiction(Batal Terbit) When you fall in love, there is no way to stop it. Just let it feel. Let it hurt. Let it flow. Karena gak ada yang salah dari sebuah perasaan. ~~~ (start 26, 01, 2018) (finish 22, 09, 2018)