22.

14.1K 707 7
                                    

versi sudah di revisi ✅

Sepasang laki-laki dan perempuan yang masih menggunakan seragam sekolah yang sudah tak beraturan itu, kini sedang sibuk di dalam dapur dengan bahan-bahan yang tersedia, mereka berniat membuat sop bening ayam.

"Oma tinggal sendiri?" tanya Azka sambil memotong wortel di atas talenan dengan rapih dan ukurannya sama.

"Sama Tante, tapi dia pulang kerjanya sekitar jam tujuh malem, biasanya sih ada Mba yang jagain cuma hari ini kayaknya gak masuk," jelas Alisha.

"Ternyata Kak Azka bisa masak ya?" ucap Alisha sambil memandang tangan panjang Azka yang terlihat mudah dan cepat dalam memotong sayur-sayuran.

"Bisa."

"Kok aku gak bisa ya? Bisa sih tapi pasti rasanya gak sesuai, nanti kurang, nanti over," ucap Alisha sambil mengaduk kuah berisi ayam dalam panci di atas kompor.

"Belajar."

"Maunya sih gitu tapi Mama selalu nyerah ngajarinnya, Kak trus ini di apain lagi?"

"Masukin kentang, wortel."

Alisha mangambil seluruh kentang dan wortel yang sudah Azka potong rapih dan memasukkannya secara perlahan.

"Udah kan di diemin?"

"He'em."

Setelah memasukkan seluruh bahan dan menanti waktu matang mereka akhirnya sudah bisa menyantap masakannya di meja makan yang berada di dapur.

"Wah! Enak! Kak Azka keren!" seru Alisha saat menyicipi kuah dalam mangkuknya.

"Alisha juga."

Tak lama dering ponsel Azka berbunyi menandakan Bunda yang menelponnya dan Azka segera mengangkatnya.

"Habis ini aku pulang ya?" ucap Azka pada Alisha usai ia mengangkat telpon dari Bundanya.

Alisha mengangguk mengiyakan sambil mengunyah.

Hari ini cukup menyenangkan, ide yang awalnya terdengar aneh di telinga Azka ternyata tak seburuk itu, sama seperti ketika ia mengajak Alisha berkenalan dengan Bundanya. Memang benar, terkadang apa yang terjadi tidak seburuk apa yang sebelumnya kita pikirkan. Berkunjung ke rumah nenek Alisha sangat menyenangkan, melihat setiap sudut rumah tua yang benar-benar terasa nyaman seperti apa yang Alisha deskripsikan, dan Oma Alisha adalah sosok yang baik, Azka senang bisa berkenalan dengannya.

Azka sudah berada di depan motornya namun ia belum menaikinya dan masih memandang Alisha dengan seulas senyum. Ia tak bisa menghitung skala kesenangannya bisa mengenal gadis ini, yang jelas, sangat.

"Alisha"

"Iya?"

"Kalo gue-" ucap Azka kemudian memutus ucapannya yang harus ia koreksi.

"Kalo aku buat kamu gak nyaman, bilang ya."

Alisha sedikit mengerutkan keningnya, ada apa Azka mengatakan hal itu, selama ini laki-laki itu tidak pernah membuatnya risih bahkan sebaliknya, Azka selalu membuat Alisha merasa nyaman dan aman secara bersamaan.

"Jangan di tahan, jangan terlalu sabar, jangan... jangan wajarin hal salah aku, just tell the truth buat ke depannya, ya?"

Alisha mengangguk paham, "Iya, okey, siap!"

Azka benar-benar merasa harus mengatakan hal itu, hal yang membuatnya terus menahan perasaannya untuk waktu yang lama karena ia takut ia bisa menyakiti gadis ini karena perbuatannya. Mendapat keturunan sikap dari sosok Ayahnya adalah hal yang ingin sekali Azka hapus dari dirinya.

OREOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang