versi sudah di revisi ✅
Alisha yang mencoba untuk fokus membaca catatan sosiologinya, berulang kali harus memejamkam matanya dan mengucap istigfar dalam hatinya, lantaran suara temannya Andrean yang mengelegar di kelas pagi ini tak kunjung usai.
"Bilaaa rasaku ini rasamu... sanggupkah engkau... menahan sakitnya... terhianati cinta... yang kau jaga uo uooo." Andrean berdiri di atas meja dan bernyanyi kencang sembari memegang botol seolah mic.
"Andrean berisik! lo ganggu banget serius!" teriak Rissa yang ikut bangkit dari duduknya.
"Kenapa sih Riss... pagi-pagi udah ngamuk aja! suara gue kan oke buat healing!"
"Dih! oke... oke... bibirmu! suara lo sama ikan juga bagusan ikan!" balas Rissa dengan kesal.
"Dih emang ikan ada suaranya!"
"Ada! Mermaid!"
"Mermaid? oh iya ya mermaid..." ucap Andrean sambil turun dari atas meja dan menarik bangku untuk duduk di sebelah Rissa.
"Eh tunggu... mermaid tuh yang naik karpet terbang kan?" tanya Andrean, membuat Alisha puas tertawa.
"Bukan! yang makan apel busuk!" jawab Rissa asal.
Andrean mengangguk percaya, "Trus yang naik karpet tuh siapa? yang... a whole new world..."
"Itu Moana!"
"Ooooooh! wah gila gue ngaco banget ya soal dunia perprincessan ini."
"Soal segalanya lo emang selalu ngaco si Ndre," ucap Alisha yang di balas senyum cengegesan oleh Andrean.
Ini dia akibat dari ulah Andrean yang tidak menggunakan waktu luangnya dengan baik. Saat ulangan di mulai tak henti-hentinya ia menoleh ke kanan dan ke kiri, meneriaki satu persatu nama teman-temannya. Tak heran kan kenapa dirinya tertinggal kelas satu tahun.
"Alishaaa limaa," ucapnya nyaris tak terdengar.
Alisha menjawab dengan suara yang sama kecilnya, "A."
"Alishaa dua puluh, dua satu, dua tiga-"
"Itu mah semua..."
"Iyaaa semuaaa sampe tiga puluh."
Alisha menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan, lalu mengintip guru pengawas di depan, dan menoleh ke kanan dan ke kiri sebelum mengeluarkan energinya untuk menjawab pertanyaan Andrean yang tidak sedikit.
"a, c, a, c, c, c-"
"Kok banyak c nya..."
"Andrean cepeeeet!"
"Oiya maap lanjut."
"C-"
"Alisha Andrean! kalian bekerja sama!" teriakan Bu Isti mengisi kesunyian kelas, dan membuat seluruh mata tertuju pada Alisha dan Andrean yang menunduk takut.
Bu Isti menghampiri meja Alisha yang bersebrangan dengan Andrean.
"Siapa yang nanya, siapa yang kasih tau!?" tanyanya dengan suara penuh energi.
Alisha masih menunduk takut.
"Saya nanya Bu, Alisha kasih tau, maaf Bu, saya aja yang di marahin..." jawab Andrean.
Bu Isti menarik kertas ulangan milik Andrean dan merobeknya, membuat seisi kelas terkejut dengan kejadian tersebut, dan belum cukup sampai di situ, Bu Isti juga merobek kertas milik Alisha, dan menyuruh keduanya keluar dari kelas.
Dan di sinilah mereka berakhir, di tengah lapangan menghadap tiang bendera dan memberi hormat.
"Alishaaa maafin gue... harusnya lo protes aja tadi... suruh gue aja yang di hukum... Alisha maaf..."
Alisha tersenyum kecil mendengar suara Andrean yang tak henti-hentinya mengucapkan kalimat itu.
"It's okeeey... lumayan berjemur kan."
"Tapi lo murid teladan gue murid bajingan, harusnya lo gak di hukum begini gara-gara gue males belajar dan malah nyanyi plus ngafalin nama princess... maaf..."
"Ndre, sekali lagi lo minta maaf gue cubit ya!?"
Cubitan Alisha biasa Andrean sebut cubitan maut, alias sakitnya merasuk sampai ke sukma.
"Oke I'm silent."
"HAI BROTHER!" teriak Andrean tak sampai satu detik saat dia mengatakan akan diam.
Alisha ikut menoleh, di lihatnya kembaran Andrean yang sedang berjalan sambil tertawa kecil bersama temannya... yang Alisha sangat ingat wajahnya... dan namanya...
Azka!
Laki-laki itu!
Alisha langsung menundukkan kepalanya dan berharap mereka tidak menyadari kehadirannya yang sedang di hukum di lapangan ini, tetapi Andrean malah mengajak mereka berbicara. Sial, ucap Alisha dalam hatinya.
"Mau kemana brother?"
"Lo ngapain? berulah apalagi sih Ndre... astaga... mana muka lo mirip gue! bikin malu aja!" teriak Andrian dari koridor.
Mereka saling melempar ucapan cukup banyak, hingga akhirnya Andrian dan Azka tidak terlihat lagi, barulah Alisha bisa menegakkan kepalanya dan mengelap keringatnya yang sudah membasahi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OREO
Teen Fiction(Batal Terbit) When you fall in love, there is no way to stop it. Just let it feel. Let it hurt. Let it flow. Karena gak ada yang salah dari sebuah perasaan. ~~~ (start 26, 01, 2018) (finish 22, 09, 2018)