Draco Mlafoy melihat pantulan dirinya di cermin. Tidak seperti biasanya malam ini ia terlihat sangat tudak percaya diri. Hari ini ia akan datang keacara jamuan makam malam di keluarga Hermione dan ia mengharapkan tampil sempurna di depan calon mertuanya.
" berapa lama lagi kau akan diam di depan cermin Draco ?? Kau tidak ingin segera datang ke acara ?? " tanya Pansy.
Ya pansy juga dapat undangan langsung dari Hermione bukan hanya Pansy tapi Blaise dan Theo juga dapat.
Draco menghembuskan napas kesal kemudian duduk di tepi ranjangnya, ia menatap Photo Hermione dan dirinya yang diambik beberapa waktu lalu di asrama ketua murid. Photo itu bergerak menampakan Draco yang mencium pipi Hermione dan Hermione tertawa.
" Apa aku sudah terlihat sempurna pans ?? " tanyanya tanpa menoleh kan pandangannya.
Pansy memutar bola matnya malas kemudian berjalan gontai ke arah Draco.
" Yang di cari oleh orangtuan Hermione bukanlah kesempurnaan Draco Malfoy.. tapi seseorang yang mampu bertanggung jawab untuk putrinya "
" Tapi kau tahu siapa aku Pans, aku.. demi Merlin aku malas menyebutnya, aku pel--- "
" Jika kau malas menyebutnya maka tak usah di sebut Draco, ayolah cepat Cissy dan yang lainnya sudah menunggu "
Draco masih diam tak bergerak.
" Ayo Draco, Anakmu menunggumu "
.
Narcissya Malfoy berdiri di depan lukisan keluarga Malfoy. Ia melihat wajah anaknya dari tahun ke tahun anak yang dulunya begitu polos tak tahu apa-apa hingga terdoktrin oleh keluarganya sendiri tentang kemurnian darah oleh keluarga yang membawanya kejalan yang salah sekarang akan segera menemukan titik terangnya kembali.
Narcissa bersyukur Draco menemukan Hermione dalam perjalanan hidupnya, Narcissa yakin Hermione dan Draco akan memberikan sesuatu yang besar untuk dunia sihir. Sejujurnya Narcissa sudah tahu isi ramalan itu, ia juga sudah tahu bahwa Draco dan Hermione sudah menjalani hubungan dari lama, dan sekarang ia yakin kunci kedamaian memang terletak pada Anaknya dan calom menantunya.
" Cissy " panggil Blaise.
" Blaise ?? "
" Ayo Draco sudah turun "
Narcissa mengagguk kemudian mengandeng tangan Blaise Zabini. Andai saja ada Lucius.
**** Kediaman Granger ****
Acara makan malam yang di adakan keluarga Granger tidak meriah dan juga besar hanya ada meja kayu panjang di halaman belakang Rumah dan lampu hias diatasnya.
Keluarga Weasley dan Harry sudah datang, dan sekarang di si Hermione terus mengganti pakaiannya berulang ulang, entah mengapa rasanya semua bajunya sekarang sudah tak pantas lagi ia pakai apalagi saat kandungannya yang sudah menginjak bulan keempat dan terlihat perut ratanya sekarang sudah sedikit membuncit.
" Merlin ! Mionee kau sedang apa ?? Apa kau tak lihat kau sudah mengobrak-abrik seluruh pakaianmu, dan kau tahu sekarang sudah tak tersisa lagi di dalam lemari mu " tanya Ginny tak mengerti.
Heione menghela napas panjang kemudian memperhatikan dirinya yang masih memakai baju mandinya. Dan Handuk yang masih bertengger di kepalanya, bahkan ia belum berdandan sama sekali.
" Ohh Yaampun Hermione Granger apa yang kaulakukan ?? " tanya Ibunya yang kesal saat mendapati anaknya belum bersiap sama sekali.
" Uhmm Hellena sepertinya putrimu ini tak punya baju yang membuatnya Cantik di hadapan pujaan Hatinya " kekeh Ginny yang mendapat tamparan keras di bahunya.
" Oh Yaampun, kemari ikut Mom "
.
Hermione mengikuti Ibunya hingga kekamar ibunya. Ia memeperhatikan Inunya yang mengbil aksesoris dari laci meja riasnya mengeluarkan semua peralatam Make-up terbaiknya dan memgeluarkan sebuah Gaun yang sanagt cantik dari dalam lemari. Gaun itu hanya sebatas lutut jika di pakai di Hermione,Gaun berwarna Abu-abu yang terlihat mengkilap di setiap guratan manik Gaun itu.
" Kau suka ?? "
Hermione menganguk.
Gaun tanpa lengan itu Hermione pakai dan sangat pas sekali di badannya, bagian bahwah gaun itu mekar seperti bunga mawar, ia tersenyum penuh arti dia tak pernah terlihat secantik ini sebelumnya.
" Dari mana Mom mendapat Gaun secantik ini ?? " tanya Hermione.
" Dulu saat Mom mengandungmu, Grandma Granger menghadiahkan gaun ini untuk di pakai di acara jamuan seperti ini " sahutnya sambil terus mendandani Hermione.
Hermione tersentum melihat pantulan dirinya didepan cermin.
" Terimaksih Mom "
" apapun untuk mu sayang "
.
Di satu rumah di kawasan Mugle terpencil. Ketiga orang yang membuat kekacauan di dunia sihir menatap rintik hujan yang turun di pedesan itu.
" ini tak bisa di biarkan, bagai mana mungkin satu Mudblood bisa menyingkirkan kita dari dunia kita dan membuat kita terdampar di desa mugle yang menyedihkan ini , kau harus membalasnya Dad, Kita harus membalasnya. " kesal seorang wanita sambil menatap rintik hujan.
" tenanglah Astoria.. kita pasti membalasnya tapi bukan ini saatnya "
" Lalu kapan Barty ?? Aku tak sanggup jika kita harus terus menetap di dunia Mugle menyedihkan ini, Dad Kenapa kau diam saja "
" Diam lah Astoria Kau berisik... " bentak ayahnya.
" Kau pikir aku mau hidup menyedihkan di sini ?? Tentu saja tidak, aku akan segera menghubungi ibumu dan memintanya mengirimkan uang kemari "
" tenanglah kalian berdua, aku sudah menyediakan rencana yang luar bias, yang mampu melenyapkan mereka semua "
" Apa itu ?? "
" sebuah perang untuk para keturunannya " jawab Barty sambil menyeringai penuh misteri. Sedangkan ayah dan anak itu hanya bisa saling memandang satu sama lain.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc ??
KAMU SEDANG MEMBACA
harry potter and a big change by forbidden love
Fanfictionperjalan panjang kisah cinta pewaris tahta dari keluarga paling tersohor Draco Malfoy dengan Gadis kelahiran Muggle yang begitu beruntung karna bisa merasakan keajaib tersembunyi yang ada di dunia dialah Hermione Granger.