Suara decitan pintu terbuka mengagetkan seorang ibu yang baru saja terbangun dari komanya. Hermione granger.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Sang suami. Draco. Saat melihat istrinya tengah melamun abil memperhatikan dirinya sendiri di depan cermin meja rias.
Hermione tersenyum, " kau tahu aku tak baik-baik saja." Jawabnya.
Draco berlutut di hadapan istrinya, menyentuh tangan istrinya lembut dan mengecupnya. "Kau tahu itu bukan salah mu sayang."
Hermione meneteskan air matanya lagi "mereka bertarung hanya demi aku, bagai mana hidupku akan baik-baik saja."
"Mereka bertarung bukan hanya untuk mu tapi untuk dunia ini," batah lembut Draco.
Draco berdiri dan memeluk Hermione "sudahlah, hari ini upacara pemakamannya kau ingin menghadirinya bukan?" Tanya Draco yang di balas anggukan.
"Kalo begitu ayo.."
Perang kecil kemarin telah selesai. Bellatrix sudah tiada, Barrty juga sudah mendapatkan hukumannya, Hukuman mati bahkan dieksekusi langsung oleh ratusan Aurror dari seluruh penjuru. Dan para pengikutnya di hukum sesuai apa yang telah mereka lakukan.
Lalu bagai mana dengan Astoria dan ayahnya? Mereka juga mendapatkan hukumannya. Ayah Astotia, dia di kenalan hukuman kecup dementor, sedangkan Astoria dia di oenjara seumur hidup.
Setelah semua yang terjadi. Dunia sihir kembali aman. Hogwarts mendapat predikat sekolah paling aman karna prisasinya yang tak bisa tertembus. Malfoy Manor mulai membangun kembali kehidupan baru.
.
Di sebuah pemakaman. Beberapa orang seperti Harry, Ron Theo, Blaise, Narcissa, Lucius dan Dramione sudah mengelilingi nisan itu, nisan seorang gadis yang tak tahu apa-apa tapi justru menjadi korban.
Terlihat tulisan di batu nisan yang berbunyi.
"hitam tidak bisa menjadi putih jika terus kau poles dengan tinta hitam."
Hermione ternyum. Setidaknya di ujung hidupnya gadis itu bisa mempelajari sesuatu.
"Kau ingin meletakan bunganya?" Tanya Draco.
Hermione mengangguk. Kemudian berjongkok dan meletakan buket bunga mawar sebagai tanda kasih sayang.
"Semoga kau tenang sekarang. Karna kau sudah menemukan kebahagianmu Dhalpini."
Ya Dhalpini mati akibat serang terakhir. Tapi ia mati dengan tersenyum
.
Blaise Zabini berdiri di sebuah makam baru. Setelah menyempatkan melihat pemakaman Dhalpini ia langsung ke makan ayahnya. Ya Blair Zabini, ayahnya itu meninggal, menyelamatkan nyawanya ia masih ingat betul senyum terakhir di wajah ayahnya.
"Kau tahu dia akan selalu menjadi ayah yang terbaik, bahkan lebih baik dari lucius." Ujar Draco yang tiba-tiba datang bersama Hermione dan Pansy.
Pansy memeluk Blaise erat "dan kau juga"
Balise membalas pelukan Pansy erat dan mengecup puncuk kepalanya. Draco dan Hermione tersenyum, meski sedikit sakit Hermione melihatnya, bagaimanapun perang kecil kemarin terjadi karnanya. Ia berjanji akan memberikan yang terbaik untuk dunia ini.
.
Di salah satu ruangan rumah sakit. Gadis mungil bermabut pirang panjang masih terbaring lemah.
Aquilla.
Gadis kecil yang mengorbankan nyawanya. Jika dia hanya gadis kecil mungkin dia sudah tidak bernafas lagi saat ini, tapi dia adalah gadia yang luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
harry potter and a big change by forbidden love
Fanfictionperjalan panjang kisah cinta pewaris tahta dari keluarga paling tersohor Draco Malfoy dengan Gadis kelahiran Muggle yang begitu beruntung karna bisa merasakan keajaib tersembunyi yang ada di dunia dialah Hermione Granger.