"Oh, ini Siyeonnya udah balik."
Siyeon baru saja memasuki mobil saat Jinyoung malah menyodorkan handphone yang dipakainya tadi.
"Siapa?"
Angkatan bahu Jinyoung membuat Siyeon mengerenyitkan dahinya karena nomor yang tidak dikenal.
"Halo?"
"Siyeon, ini aku Jeno."
"Oh, Jeno. Ada apa, tumben nelfon?"
"...."
"Kapan?"
"..."
"Di?"
"...."
"Aku ngusahain dateng, Jen. Gak tau deh sibuk apa engganya."
"...."
"Iya."
Jinyoung meneliti wajah Siyeon waktu dia menyebutkan nama Jeno di percakapannya.
Suhu udara tiba-tiba saja meningkat, membuat Jinyoung membuka kancing kemeja teratasnya.
"Jeno?"
"Iya."
"Tumben berurusan lagi sama mantan."
Siyeon terkikik melihat Jinyoung yang masih belum menyalakan mesin mobilnya.
"Engga ada apa-apa, dia bilang mau ngadain baby shower di Hotel Platinum minggu depan. Eh iya, tadi lo bilang lo siapa ke Jeno?"
"Oh, kirain ngajak balikan. Bilang kalo gue abang grab yang kebetulan jemput lo."
Memang, selera humor Siyeon terjatuh lebih jauh saat dia bersama Jinyoung.
Jeno adalah sosok yang serius dan jarang bercanda, sedangkan Jinyoung dia lebih banyak melakukan tingkah konyol dan membuat bahasa bahasa aneh.
Perlahan Siyeon mensyukuri takdir yang membuat dia menemukan sosok Jinyoung, padahal awalnya dia masih sangat terpukul dengan kandasnya hubungan dia bersama Jeno.
Jinyoung tidak menggeser posisi Jeno di hatinya, selamanya pun tidak akan bisa.
Namun Jinyoung membuat sebuah ruangan yang lebih besar di hati Siyeon, dan Siyeon harap akan banyak cerita menyenangkan yang tersimpan disana.
Zuhause

KAMU SEDANG MEMBACA
Zuhause+bjy
Короткий рассказI look front and back, left and right. But when it comes to you, there's no exit. I try to find the entrance, but I cant find the way back. I'm trapped in you.