Jinyoung memarkirkan mobilnya di depan sebuah bangunan, sebuah studio dance bernama Aquablue Dance Studio.
Sambil mendengarkan lagu di mobilnya Jinyoung beberapa kali melihat pantulan dirinya di cermin.
Potongan rambutnya yang baru tidak begitu buruk, malah terlihat bagus dan cocok dengan wajah Jinyoung.
"Maaf aku lama."
Seorang gadis berwajah blasteran memasuki mobil Jinyoung. Jinyoung hanya mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya.
"Sekarang kita mau makan dimana?"
Gadis cantik itu bertanya, sambil melihat Jinyoung.
"Sayang? Sekarang kita kemana dulu?"
Jinyoung menghirup udara pelan, bersiap untuk menjawab pertanyaan dari kekasihnya.
Ya, Jinyoung bukan single boy yang bisa kemana-mana sendiri. Jinyoung memiliki kekasih, namanya Somi. Claretta Douma Somi.
Sudah beberapa bulan mereka menjalin hubungan, sebenarnya hampir setahun.
Somi gadis yang cantik, dengan paras blasteran dan tinggi yang semampai tidak akan ada yang menolak pesona Somi.
Terutama Jinyoung, laki-laki ini sudah jatuh cinta kepada paras Somi sejak pertama bertemu.
"Hari ini langsung pulang."
Somi mengerutkan keningnya. Biasanya kalau Jinyoung menjemputnya di studio dia akan mengajak Somi makan atau sekedar jalan-jalan.
"does something happen? Tumben gak mau jalan-jalan."
"ada janji, sama client."
Somi mengangguk sambil memutar bola matanya sebal.
"special client? Big project? Dibayar berapa sih sampe setuju bikin janji hari Rabu. "
"Semua client itu spesial."
Beberapa kali Jinyoung selalu menolak membuat janji di hari rabu bersama klien-kliennya. Namun sekarang bahkan ia sendiri yang berjanji untuk bertemu Siyeon di hari Rabu.
Baginya, hari Rabu terdengar lebih indah dari apapun.
Hal yang indah harus dilakukan di hari yang indah juga, bukan?
"Aku boleh ikut 'kan? Aku penasaran klien kamu itu kayak gimana sampe kamu mau korbanin Rabu sore kamu."
"Boleh."
Menurutnya tidak salah membawa Somi ke pekerjaannya, karena suatu saat nanti mungkin Somi menjadi teman hidup abadinya.
Jinyoung memarkirkan mobilnya di depan kedai kopi yang menjadi tempat janjiannya.
"Jinyoung!"
Suara Siyeon langsung menyapa pendengarannya saat ia dan Somi baru saja memasuki kedai kopi.
"Lo potong rambut? Bagus loh, lo keliatan lebih fresh"
Siyeon pada dasarnya memang peka keadaan sekitar, dan menyadari bahwa rambut Jinyoung tidak menutupi matanya lagi.
Somi berbalik dan melihat ke arah Jinyoung, seakan-akan baru menyadari bahwa Jinyoung sudah potong rambut.
"Kapan di potong? Ko gak kasih tau aku kalo kamu potong rambut."
Jinyoung hanya diam, dan Siyeon menatap bingung. Bertanya-tanya siapa gadis yang Jinyoung bawa.
" Somi, pacarnya Kak Jinyoung."
Somi mengulurkan tangannya dan Siyeon menerimanya dengan tersenyum.
"Siyeon, klien Jinyoung."
Keduanya tersenyum dan duduk di kursi yang telah disediakan.
"ini menunya, pesen dulu aja. Gue yang traktir."
Siyeon mengeluarkan sebuah tablet pc dan mendorongnya ke hadapan Jinyoung.
Kedai kopi yang terlihat klasik tapi sebenarnya futuristik.
"Gue udah punya konsep, bukan konsep sih lebih ke keinginan gue keadaan villanya berapa ruangan gitu."
Jinyoung mengulurkan tangannya untuk mengambil map yang Siyeon sodorkan.
"spot pertama ini kan di sebrang pantai banget, gue pengen tempatnya agak tinggian gitu. Bawahnya bisa dipake tempat parkir, terus di atasnya baru bangunan rumahnya. Rumahnya pengen dua lantai, kamar tidurnya ada di lantai dua. Terus lantai tiganya ruang terbuka buat santai, atau bisa buat party juga gitu. Bisa gak sih?"
"Bisa aja sih."
Keduanya membahas konsep dengan antusias.
Beberapa kali Siyeon memberikan masukan, dan beberapa kali lainnya Jinyoung memberikan masukan, dengan singkat.
Dan Somi merasa terabaikan, mereka berdua terlihat seperti merencanakan rumah masa depan. Dan Somi marah.
Dengan segera Somi berdiri, lalu membawa tasnya dan pergi dari kedai kopi tersebut.
Jinyoung menatap kepergian Somi, dan Siyeon secara bergantian.
"Susul bego."
Jinyoung antara ingin dan enggan, namun pada akhirnya dia menyusul Somi keluar.
Siyeon memandang keluar, menikmati perdebatan Somi dan Jinyoung.
Sebenarnya menikmati ekspresi Jinyoung. Tidak ada yang berubah dari ekspresinya, 24/7 his face stay like that. Emotless.
tbc
Aku mau buat pengakuan.
Sebenarnya aku gaktau gimana cara private-in story hehehe.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zuhause+bjy
Krótkie OpowiadaniaI look front and back, left and right. But when it comes to you, there's no exit. I try to find the entrance, but I cant find the way back. I'm trapped in you.