27th

343 68 8
                                    





Jinyoung memutar-mutar flashdisk yang diberikan oleh Jihoon dua hari yang lalu di mejanya.





Jihoon bilang dari Siyeon, dan hatinya belum siap untuk berhadapan dengan Siyeon pasca kejadian di lorong rumah sakit kala itu.





Dia merasa bersalah, atau mungkin waktu memang salah menempatkannya. Seharusnya dia tidak marah saat Siyeon berharap untuk mereka tidak bertemu lagi. Seharusnya Jinyoung tetap menemui Siyeon.





Karena rasa penasarannya akhirnya Jinyoung mulai menancapkan flashdisk itu di laptopnya.




Hanya ada satu file suara, berdurasi lima belas menit.




<medianya di play sekarang>


Dentingan piano mengawali awal dari file suara yang dikirimkan oleh Siyeon, membuat Jinyoung penasaran dengan kelanjutannya.



Bintang malam katakan padanya
Aku ingin melukis sinarmu di hatinya
Embun pagi katakan padanya
Biar ku dekap erat waktu dingin membelenggunya

Bintang malam sampaikan padanya
Aku ingin melukis sinarmu di hatinya
Embun pagi katakan padanya
Biar ku dekap erat waktu dingin membelenggunya


Tahukah engkau wahai langit
Aku ingin bertemu membelai wajahnya
Kan ku pasang hiasan angkasa yang terindah
Hanya untuk dirinya


Lagu rindu ini ku ciptakan
Hanya untuk bidadari hatiku tercinta
Walau hanya nada sederhana
Ijinkan ku ungkap segenap rasa dan kerinduan



Tahukah engkau wahai langit
Aku ingin bertemu membelai wajahnya
Kan ku pasang hiasan angkasa yang terindah
Hanya untuk dirinya


Lagu rindu ini ku ciptakan
Hanya untuk bidadari hatiku tercinta
Walau hanya nada sederhana
Ijinkan ku ungkap segenap rasa dan kerinduan


Ijinkan ku ungkap segenap rasa dan kerinduan





Suara Siyeon mengalir lembut menuju kedalam telinganya, setiap kata yang dia nyanyikan seolah mewakili perasaannya. Tentang betapa rindunya dia kepada gadisnya ini.





Hai Jinyoung.

Rasanya udah lama gue gak nyapa lo.
Sebulan? Dua bulan? Tiga bulan?
Gaktau berapa bulan gue abisin buat bura-pura gak kenal sama lo.


Zuhause+bjyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang