1 4

497 91 35
                                    


Kini ketiganya duduk di kursi meja makan. Dan Siyeon kebingungan, kenapa harus dia yang berada di sebelah Jinyoung.





Jika iya harusnya Somi yang merupakan kekasih Jinyoung yang ada disebelahnya, bukan Siyeon yang entah siapanya Jinyoung.






"Berapa lama?"




Siyeon memberikan tatapan bodoh terhadap pertanyaan Somi, bukan karena benar-benar bodoh tapi karena ia merasa kaget dengan apa yang dilontarkan Somi.



"Maksudnya?"




Kini Jinyoung yang berbicara, Siyeon memutuskan untuk tidak berkata apapun. Ini masalah antara Jinyoung dan Somi, Siyeon tidak ingin terlibat.






"Main dibelakangku, sejak kapan?"




"Gue sama Siyeon cuman temen."





"Kita juga awalnya temen, kak."




"Gak ada yang spesial."






Bohong Siyeon tidak merasa sakit saat Jinyoung berkata bahwa tidak ada yang spesial diantara mereka sedangkan sebenarnya Siyeon mulai menaruh perhatian kepada Jinyoung.


"Terus kenapa Siyeon Siyeon ini ada di apartment kakak? Pagi-pagi pake baju tidur lagi."




Masalahnya ada di kostum yang mereka pakai, seharusnya sebelum memasak Siyeon mandi dan berganti pakaian bukan masih menggunakan piyama.





"Gue gak ngajarin lo buat kurang ajar, Somi."





"Ya terus gimana? Kenapa dia ada disini?"






"Dia ada disini bukan urusan lo."




"Kak, aku pacar kakak."





"Pacar? Setelah jalan sama cowok lain beberapa kali lo masih nganggap gue cowok lo?"





Somi terkejut, karena ucapan Jinyoung yang tepat pada sasaran.






"Kak, dia cuma temenku. Di—"




"Siyeon juga cuma temen gue, terus apa salahnya?"






Jinyoung menggeser kursinya dan meninggalkan area meja makan, Somi hanya menatapnya dengan marah dan Siyeon bingung harus bagaimana.



Siyeon ingat, dia sedang membuat sup dan ia tinggalkan begitu saja.



"Som, sorry gue gak bisa nemenin lo soalnya gue harus cek supnya."




Siyeon berjalan cepat menuju dapur dan menengok kedalam panci berisi sup lalu mematikan kompornya.




Saat melirik ke arah meja makan, sudah tidak ada Somi disana. Saat mengecek ke arah pintu sepatu Somi juga sudah tidak ada.





Dengan perlahan ia menutup pintunya laku mengecek keadaan Jinyoung yang terduduk menatap jendela dengan tidak bersemangat.




"Jinyoung, lo gak apa-apa?"


Siyeon duduk di sebelah kasur Jinyoung, matanya meneduh membuat Siyeon merasa sangat nyaman.


"Gue, bahkan gak tau kondisi gue sendiri."





Siyeon semakin mendekat dan menggenggam tangan Jinyoung.




"Lo pasti bisa lewatin semua ini."



"Siyeon?"



"Ya?"


"Can I touch you?"




Siyeon mengerjapkan matanya beberapa saat, sebagian kecil dari dirinya memberontak. Ini bukan sesuatu yang benar, dan dia hanya dijadikan pelampiasan. Tapi sebagian yang lain menikmatinya, bagaimana sekarang dengan lembut Jinyoung membelai tengkuknya dan mendaratkan bibirnya.






Izinkan Siyeon untuk membuat dosa, di satu hari yang berharga ini.



Zuhause



Setelah hal —sebut saja pelarian sakit hati Jinyoung— dilakukan, Kini mereka masih bersembunyi, di balik selimut dengan kulit yang menyentuh satu sama lain.


Punggung putih Siyeom menempel dengan dada Jinyoung.




Siyeon tidak menyesal, bukan karena permainan yang diciptakan Jinyoung begitu memabukan dan terkesan lembut. Namun karena Jinyoung yang melakukannya, secara tidak sadar hati yang dahulu dimiliki oleh Jeno kini berpindah haluan dan berhenti dihadapan hati Jinyoung yang entah kapan akan terbuka.







Dan Jinyoung tidak ragu dengan apa yang akan terjadi di masa depan, ia benar-benar tidak peduli dengan apapun sekarang karena Siyeon ada di sisinya. Gadis cantik itu memikatnya dengan segala pesona yang ia miliki, dan Jinyoung sudah cukup jauh terjerumus kedalam pesona gadis ini.






Tapi tidak ada satupun dari mereka yang berani memulai, berani untuk mengungkapkan bahwa mereka berdua telah jatuh hati. Seakan-akan membiarkan waktu yang mengungkapkan segalanya.



"Jinyoung, kita telat sarapan."





Setelah lama terjebak dalam keheningan, akhirnya Siyeon bersuara karena perutnya sudah mulai terasa lapar.



"Lo mandi disana aja, gue mandi diluar biar cepet."



Keduanya saling memunggungi satu sama lain, dan tersipu.




Siyeon menggunakan bathrobe yang selalu terlipat dengan rapi di nakas sebelah tempat tidur Jinyoung, begitu pula Jinyoung.



Udara tiba-tiba panas, meski di luar hujan sangat deras.




tbc


Hehehehehehe tenang aja aku gak akan bikin ff rated ko soalnya emang gak jago dan aku gak tau caranya ngeprivate chapter wkwkwkwk

Zuhause+bjyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang