Prague, 2 years later
"Iya ini aku makan dulu ko pa sebelum balik lagi ke Budapest."
Siyeon berjalan sambil tetap berceloteh kepada papanya di sebrang sana. Sebelum beberapa saar kemudian menutup telfonnya.
Udara cukup hangat, namun Siyeon tetap menggunakan coatnya karena dingin. Angin kering berhembus cukup kencang saat Siyeon membuka tasnya.
"Excuse me, miss. You dropped something."
Siyeon tertegun saat ada sebuah suara yang menyapanya, suara cukup berat yang paling ia kenal.
Suara Jinyoung.
Dengan ragu Siyeon memutar tubuhnya, dan benar saja dia mendapati sosok Jinyoung berdiri sambil menggenggam saputangannya dengan wajah yang tak kalah kaget.
Keduanya saling berpandangan, matanya saling mengunci tanpa berbicara sepatah katapun.
Berlatar belakang sungai Vltava, rasa rindu itu tidak dapat diucapkan sedikitpun.
"Siyeon?"
Ucapan itu menarik Siyeon kembali ke kenyataan, dimana laki-laki yang ada dihadapannya ini nyata. Bukan hanya sekedar khayalannya semata.
"Jinyoung?"
Pertemuan itu membuat mereka berdua memutuskan untuk menikmati makan siang bersama. Jarang-jarang juga mereka bertemu seperti ini.
"Gue denger lo udah tunangan ya?"
Siyeon membuka percakapan, mencairkan suasana sambil tetap menyantap makanannya.
"Iya."
"Sama Hyunjin?"
"Engga, sama temen kantor."
Entah siapa yang salah, namun Siyeon merasa sesak.
Karena faktanya dia berjuang selama dua tahun ini untuk menjaga perasaannya kepada Jinyoung. Tapi, Jinyoung bahkan meninggalkannya begitu saja.
"Congratulation. Maaf gue gak dateng pas tunangan lo."
Senyumnya dipaksakan, Jinyoung mengetahuinya.
—Zuhause—

KAMU SEDANG MEMBACA
Zuhause+bjy
Short StoryI look front and back, left and right. But when it comes to you, there's no exit. I try to find the entrance, but I cant find the way back. I'm trapped in you.