"Siyeonnya ada?"
Rose membuka pintu lalu menatap gadis yang ada dihadapannya dengan tatapan menelisik.
"Istrinya Jeno ya? Masuk masuk, Siyeon ada di kamarnya ko."
Heejin tersenyum dan melangkahkan kakinya masuk kerumah Siyeon.
"Siyeon, ini Heejin. Boleh masuk?"
Tidak ada jawaban, Heejin mengetuk pintunya sekali lagi.
"Siyeon, ini Heejin. Boleh masuk gak?"
"Masuk aja Jin."
Sayup-sayup suara Siyeon terdengar lemas dari dalam kamarnya. Heejin membuka pintu perlahan lalu masuk ke kamar Siyeon.
"Ya Ampun Siyeon lo berantakan banget. Sumpah. Lo kenapa sih?"
Heejin melihatnya, melihat jejak-jejak air mata yang masih basah di pipi Siyeon.
"Gue cuman demam aja ko Jin, tubuh gue lagi gak baik aja."
Heejin mengelus kepala Siyeon dengan lembut. Bagi Heejin tidak ada alasan untuk dirinya bersikap kasar kepada Siyeon, setelah Siyeon dengan berani melepaskan Jeno untuknya.
"Jeno khawatir banget sama lo, tapi dia gak mau bikin masalah lagi buat lo jadi gue yang ngunjungin lo hari ini. Lo udah agak mendingan?"
Siyeon mengangguk, dirinya sudah lebih baik dari sebelumnya. Kecuali hatinya.
"Kata Jeno lo sama Jinyoung marahan ya? Kalo lo butuh tempat cerita ya cerita aja sama gue."
Siyeon menghela nafas cukup panjang.
"Gapapa nih gue cerita sama lo? Ntar gue bakal banyak ngumpat terus anak lo dengerin gue anjing-anjingin orang gapapa?"
Heejin terkekeh, "Ya gapapa. Cerita aja."
Siyeon menceritakan awalnya tentang ia yang menjenguk teman SMAnya di rumah sakit yang berakhir dengan sebuah tragedi yang cukup bikin dirinya tidak enak.
"Temen SMA lo? Hyunjin maksudnya?"
Siyeon mengangguk, Heejin pasti tau tentang Hyunjin. Karena mereka ada di sekolah yang sama. Dan info tentang sakitnya Hyunjin menyebar di grup chat angkatan.
"Terus gimana?"
Siyeon mulai bercerita lagi tentang mereka yang mulai bercerita tentang kisah cinta mereka masing-masing. Dan Hyunjn bercerita tentang laki-laki barunya yang bertemu sekitar lima bulan yang lalu di sebuah pameran.
"Dan lo tau siapa laki-laki itu? Jinyoung. Bahkan Hyunjin masang wallpaper foto Jinyoung di handphonenya."
Lalu puncaknya adalah saat ada telfon masuk dari Jinyoung dengan display name 'Jinyoung♡' , sedangkan Hyunjin sedang berada di kamar mandi. Bodohnya, Siyeon malah menjawab panggilan itu.
" 'Halo, Hyunjin? Sekarang keadaannya gimana?' Cuman gitu doang sebenernya, terus gue tutup telfonnya soalnya gue sedikit marah. Jinyoung bahkan gak pernah nelfon gue."
Dari situ Siyeon mendengar kalau Hyunjin sangat menyayangi Jinyoung. Dan terlebih mendengar hidup Hyunjin tidak akanlama lagi. Siyeon akhirnya memilih untuk benar benar benar mundur tanpa mengucapkan apapun kepada Jinyoung. Karena mengucapkan selamat tinggal sebuah hal yang tidak pernah mampu ia ucapkan.
"Lo percaya Jinyoung pacarnya Hyunjin?"
Siyeon mengangguk dengan ragu.
"Gue ragu, tapi semenjak gue ketemu mereka di kafe dan setelah itu Jinyoung baik baik aja berkeliaran di snapgramnya Hyunjin. Gue ngerasa yakin kalo mereka emang ada hubungan lebih."
Heejin menarik nafasnya pelan.
"Gimana kalo sebenernya mereka gak pacaran? Gimana kalo sebenernya penyakit Hyunjin bukan kanker?"
Zuhause
Makin tijel aja ceritanya. Nih spesial buat yang kesel sama Siyeon yang kabur gitu aja, jangan marah2 lagi ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zuhause+bjy
Short StoryI look front and back, left and right. But when it comes to you, there's no exit. I try to find the entrance, but I cant find the way back. I'm trapped in you.