"Are you really, Monica???" tanya Dora kaget saat mendengar penjelasan Monica. Monica mengangguk. Setelah 5 hari ia menghabiskan liburan musim panas di tempat kelahirannya, Grand Prairie, ia kembali lagi ke Los Angeles. Ia dan ketiga sahabatnya sedang berkumpul bersama di sebuah kafe. Tak hanya Dora, Mela pun ikut terkejut kecuali Gia yang sudah tahu.
"Yes. Kalian tahu kan, kedua orang tuaku sudah semakin tua dan hanya aku satu-satunya putri mereka? Aku tak akan tenang jika aku tinggal di sini sementara mereka di sana selalu merindukanku. Aku khawatir sejak Mami 2 hari yang lalu menelponku sambil menangis karena sangat merindukanku. Aku hanya ingin selalu dekat dengan mereka. Di sini hanya tempatku sementara untuk aku menuntut ilmu dan membangun karirku."
"Lalu, bagaimana dengan butik yang telah kita bangun?" tanya gadis berambut merah bernama Mela. Monica tersenyum.
"Aku percaya kalian bisa mengelolanya dengan baik. Rencananya, aku akan membangun butik cabang kita di Indonesia." ketiga temannya memandang Monica sendu.
"Tapi kita tidak akan bisa berkumpul selengkap ini lagi seperti saat kuliah." Monica tersenyum dan menyentuh pelan lengan temannya yang berwajah Asia bernama Dora tersebut.
"Kita masih bisa berhubungan. We'll always be a bestfriend forever." ucapnya menenangkan. Lalu, mereka tersenyum dan suasana haru yang sempat tercipta terlupakan seketika dengan canda tawa yang coba Monica ciptakan supaya mereka tidak sedih jika harus berpisah darinya nanti.
***
Hari ini, Monica sudah memutuskan untuk kembali ke Indonesia meninggalkan Amerika yang sudah memberikannya banyak pengalaman dan ilmu selama ia menjadi pelajar di negara itu. Setelah ia menerima telpon dari maminya yang menginginkan ia segera kembali ke Indonesia, Monica sudah memutuskan kalau ia hanya sementara tinggal di sini karena pada akhirnya, ia harus kembali ke negara asal maminya meski sebenarnya ia sudah betah tinggal di sini. Dora dan Mela menginap di apartemennya dengan Gia untuk menghabiskan waktu terakhir mereka bersama Monica yang akan meninggalkan mereka. Semalam, mereka menghabiskan malam dengan menyanyi, tertawa, dan bercanda bersama dengan pesta kecil-kecilan yang mereka adakan sebagai malam terakhir mereka berempat. Monica sedang berkemas membereskan barang-barangnya dan mengecek kembali barang yang belum terbawa.
"Tak terasa ya kita akan sampai pada waktu ini di mana salah satu dari kita harus berpisah?" ucap Gia. Monica membalikkan tubuhnya dan tersenyum. Ia memeluk erat sahabat sekaligus sepupunya itu.
"I always love you. Don't worry about me!" setitik air mata mengalir dari mata kedua gadis itu.
"Terima kasih untuk kebersamaan dan persaudaraan yang telah kita jaga selama ini. Terima kasih selalu ada untukku disaat aku sedih ataupun suka. Kau memang sahabat terbaikku." Gia mengangguk sambil mengusap air matanya.
"Don't you forget us! Promise me you always take a time to call us whenever you want." Monica tersenyum dan mengangguk. Lalu, mereka segera membereskan kembali barang-barang yang sudah siap untuk dibawa.
Mereka berempat berangkat menuju bandara untuk mengantar kepulangan Monica ke Indonesia. Mereka sampai di bandara setengah jam kemudian. 10 menit lagi pesawat akan berangkat.
"Monica, we'll always miss you." ucap Dora sambil menangis dan memeluk Monica. Monica tak tahan untuk tidak menumpahkan air matanya. Tangisnya mulai pecah. 5 tahun mereka bersama dan bukanlah waktu yang sebentar untuk mereka menghabiskan waktu mengukir setiap kenangan indah tentang persahabatan. Teman seperjuangan dalam menuntut ilmu dan berbagi pengalaman sampai mereka berhasil mewujudkan cita-cita mereka menjadi seorang perancang busana yang dikenal masyarakat luas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Pieces
RomanceSejauh apa pun cinta meninggalkanmu, jika dia memang takdirmu, dia akan selalu menemukan dirimu lagi bagaimanapun caranya. Masalah usia yang masih muda membuat Abi dan Monica harus merelakan cinta mereka terputus oleh jarak dan waktu setelah mereka...