30. The New Me

3.1K 158 0
                                    

"Lihat Mas anak kita!" seru Monica girang saat melihat pergerakan anaknya di layar monitor USG. Abi tersenyum dan takjub dengan pemandangan indah itu. Anaknya terlihat aktif bergerak dalam rahim istrinya.

"Itu jenis kelaminnya, Bu. Anak kalian perempuan." jelas seorang dokter perempuan berhijab sambil menunjuk layar itu.

"Bisa kelihatan kelaminnya jika sudah masuk usia berapa, Dok?" tanya Monica sambil terus memerhatikan keadaan anak di dalam perutnya.

"Mulai usia 5 bulan sudah mulai kelihatan kelaminnya. Tapi yang lebih jelas bila sudah masuk usia 7 bulan." Monica dan Abi mengangguk.

"Aku gak sabar Mas pengen lihat dia lahir dan hadir di antara kita." ucap Monica sambil tersenyum. Abi balas tersenyum pada istrinya. Ia mengangguk.

"Aku juga. Semoga saja dia lahir dengan sehat dan selamat tanpa kurang suatu apa pun." Monica mengaminkan dalam hati. Semoga saja anak mereka bisa hadir ke dunia ini dalam keadaan yang sehat dan sempurna.

***

Sore ini, di rumah orang tua Abi akan diadakan acara syukuran 7 bulan kehamilan istrinya. Setelah cek kandungan ke dokter kandungan rekomendasi mertuanya, mereka berdua langsung menuju kediaman rumah orang tua Abi. Bulan demi bulan berlalu, tak terasa kini kandungan Monica sudah menginjak usia 7 bulan. Perutnya sudah besar dan membuncit. Abi sangat antusias tiap kali ia mendengar dan merasakan tendangan anak mereka dari dalam perut istrinya. Minggu kemarin, Monica mengadakan acara 7 bulanan di rumah orang tuanya. Orang tua Abi pun ingin mengadakan pula acara itu sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah yang telah mengkaruniakan cucu kepada mereka dan selamatan supaya tiba waktunya melahirkan nanti diberi kelancaran dan kemudahan. Abi dan Monica sangat senang dengan keantusiasan mereka dalam menyambut kehadiran anak mereka yang akan lahir 2 bulan lagi. Banyak yang sudah menunggu malaikat kecil mereka untuk segera hadir melengkapi kebahagiaan dua keluarga yang disatukan oleh ikatan suci putra dan putri mereka itu.

Monica memandang pantulan dirinya di depan cermin. Ia mengangkat daster selutut yang dipakainya sampai batas dada dan memperlihatkan perut telanjangnya yang membuncit. Meski tubuhnya sekarang mengembang seperti adonan dan tidak selangsing dulu lagi, tapi ia tak merasa masalah dan bahkan ia bahagia dengan perut besarnya itu karena mengandung buah cintanya dengan Abi. Ia mengelus perut besarnya dan tersenyum saat merasakan gerakan-gerakan pelan dari dalam.

"Putrinya Mama lagi maen bola ya di dalem? Dari tadi nendang-nendang terus. Kamu kangen Papa ya sayang belum diusapin lagi?" gumamnya sambil menunduk dan mengelus perutnya sayang. Sebelum tidur, Abi selalu mengusap-ngusap perutnya sambil menyenandungkan melodi atau shalawat sebagai pengantar tidur. Kadang, mereka suka membacakan surat-surat Al-Qur'an tiap waktu luang di depan perutnya yang bertujuan supaya anak mereka terbiasa dengan suara-suara ayat suci yang dilantunkan oleh orang tuanya. Monica melirik gamis panjang berwarna peach yang cerah dengan hiasan-hiasan kecil di bagian atasnya dan hijab pashmina yang berwarna senada dengan motif bunga-bunga pink pemberian ibu mertuanya. Ia mendekati ranjang dan mengambil busana muslimah itu. Apa sudah saatnya ia berubah sekarang? Ada baiknya jika ia mencoba meski belum terbiasa. Setelah menatap pakaian itu beberapa saat, akhirnya ia memutuskan untuk memakai pakaian panjang itu. Ia membuka dasternya dan menggantinya dengan pakaian yang dipegangnya. Pakaian itu terasa sedikit longgar, namun ia merasa itu cocok baginya karena perutnya yang besar jangan sampai tertekan karena ketat. Ia menatap sekali lagi pantulannya di cermin. Ia tersenyum saat melihat dirinya yang terlihat lebih dewasa dan anggun dengan pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya itu. Ia merasa cocok dan nyaman dengan pakaian ini. Ia menatap hijab yang tergeletak di meja rias. Ia menatap sekali lagi dirinya mencoba untuk meyakinkan diri. Sepertinya, ini sudah waktunya ia harus mencoba. Tanpa ragu, ia langsung mencepol rambutnya ke atas dan mengambil hijab itu dan memakainya. Tak lama, penampilannya sudah berubah dalam sekejap. Monica tersenyum menatap dirinya yang baru saat ini dengan gamis yang menutupi seluruh tubuhnya dan hijab yang membingkai pas di wajah cantiknya. Ia berterima kasih pada mertuanya yang selalu menasihatinya untuk berhijab dan mencoba untuk menutup aurat. Ia merasa lebih cantik dan dewasa dari sebelumnya dengan pakaian tertutup ini. Mulai hari ini, ia akan belajar untuk menjadi seorang muslimah yang sejati dimulai dari cara berpakaian dan penampilan.

Two PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang