3. Kerja Kelompok

3.2K 193 0
                                    

Sudah satu bulan lebih mereka menjadi siswa SMA. Monica sudah kenal dan mempunyai beberapa teman baru di kelas selain Mira yang paling akrab dengannya karena gadis itu sebangku dengannya. Hubungan pertemanannya dengan Abi biasa saja. Pemuda berkaca mata itu tetap cuek dan acuh seperti biasanya. Dia hanya mengobrol seperlunya dan lama-lama Monica menjadi jenuh juga menjadi pihak yang terus bertanya dan aktif lebih dulu. Meski terkenal acuh, tapi Abi adalah siswa yang paling menonjol dan pintar dalam berbagai bidang, terutama IPA dan matematika. Ia selalu mendapat nilai paling bagus dan patut diacungi jempol oleh para guru yang mengajar di kelas mereka. Abi juga aktif dalam berdiskusi dan aktif berbicara jika membahas masalah pelajaran. Para siswa dan guru di kelas mengakui jika Abi adalah lawan yang tangguh dalam berdebat dan di balik sikap dinginnya, tersimpan potensi luar biasa yang patut untuk dibanggakan.

Saat ini jam pertama adalah pelajaran biologi. Seorang guru lelaki paruh baya sedang menjelaskan bab plantae atau tumbuh-tumbuhan. Monica sedang serius memperhatikan penjelasan guru di depan sambil mencatat poin-poin penting yang tertera di papan tulis.

"Baiklah. Untuk minggu depan, kita akan membahas macam-macam klasifikasi tumbuhan. Kalian bentuk 7 kelompok sesuai aturan kalian sendiri dan nanti setiap kelompok akan mempresentasikan salah satu bahasan tentang klasifikasi tumbuhan. Bapak sudah tulis kelompok dan juga materi yang akan dibahas nanti. Sekian untuk pelajaran hari ini. Kalian kerjakan LKS halaman 20 di rumah dan dikumpulkan nanti hari sabtu. Terima kasih, Assalamualaikum Wr.Wb." jelas guru itu dan menutup sesi pembelajaran. Setelah guru keluar, sang ketua kelas berunding untuk membagi kelompok belajar dengan cara mengocoknya dan menuliskan nama-nama siswa yang tercantum di potongan kertas kecil itu.

"Kelompok 2: Almira, Raisya, Keenan, Dalfan, Frisca." ucap seorang siswi yang menyebutkan nama-nama siswa yang tercantum. Monica duduk di bangku depan untuk melihat nama-nama di kelompok itu sembari menunggu gilirannya.

"Kelompok 4: Albiantara, Hera, Faiz, Monica, Nhawaf." Monica sempat terkejut saat tahu ia sekelompok dengan Abi, pemuda yang selalu membuatnya jengkel dengan sikap datar dan acuhnya seakan ia hanya angin lalu saja baginya. Akhirnya, pembagian kelompok selesai sudah. Mereka kembali ke tempat duduknya masing-masing setelah seorang guru perempuan tambun dan berkaca mata memasuki kelas mereka. Mereka sepakat, pembahasan tentang pembagian kelompok akan dibahas saat istirahat nanti. Pelajaran selanjutnya adalah geografi. Mereka kembali fokus dengan pelajaran selanjutnya dan tenggelam dalam keheningan, hanya suara guru yang sedang menjelaskan materi ajarnya di depan para siswa.

***

"Jadi kita mau kerja kelompok di rumah siapa?" tanya seorang gadis yang berambut pendek dengan model blow yang duduk di sebelah Monica. Sepulang sekolah, teman-teman yang sekelompok dengan Monica berkumpul dahulu di kelas termasuk Abi untuk merundingkan waktu dan tempat untuk kegiatan kerja kelompok mereka.

"Kalau di rumah kamu gimana, Her?" tanya seorang siswa bertubuh tinggi dan berwajah tampan. Gadis berambut pendek itu menggeleng.

"Aku tinggal di kost-an, Iz. Temen-temenku takut keganggu soalnya itu kost-an cewek. Aku ngerasa was-was kalau ngerjain di sana."

"Kalau di rumah kamu, Bi?" tanyanya pada Abi.

"Bukannya aku gak mau, tapi nanti Mira udah sepakat sama temen-temen kelompoknya mau ngerjain di rumah, takutnya nanti malah jadi maen dan gak fokus ngerjain tugas." siswa yang bernama Faiz itu terlihat berpikir sebentar.

"Gimana kalau di rumah lo aja, Iz?" timpal seorang siswa yang wajahnya berjerawat dan berkulit sawo matang itu.

"Hmmm..., oke, deh. Kebetulan di rumahku gak terlalu rame, cuma ada Mama aja. Papaku suka pulang malem." mereka mengangguk tanda sepakat.

Two PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang