Monica masih memegangi bibirnya sejak ia pulang dari tempat itu kemarin dan pertemuannya kembali dengan Abi, yang sampai sekarang ia tak mau menganggapnya sebagai mantan kekasih karena memang tak pernah ada kata putus di antara mereka. Semalam ia tak bisa tidur karena terus terbayang wajah Abi yang semakin mempesona di matanya, juga ciuman pertama mereka setelah selama mereka menjalin kasih tak pernah sekalipun Abi menyentuhnya sampai seintens itu. Ia tersenyum sendiri saat bagaimana ekspresi wajah mereka saat bertemu kembali yang seperti orang asing yang belum saling mengenal karena perubahan dalam diri mereka selama 6 tahun ini. Ia menatap ponselnya yang menampilkan nama Abi setelah kemarin mereka saling bertukar nomor. Ia tersenyum saat melihat pesan yang dikirim oleh lelaki itu.
'Kita akan bertemu lagi besok. Aku akan membawamu ke rumahku untuk bertemu Ayah dan Ibu.'
Monica tersenyum membayangkan bagaimana nanti saat Abi akan membawanya ke rumah orang tuanya. Terselip rasa khawatir juga di hatinya, takut orang tua Abi akan menolaknya. Ia menggelengkan kepalanya mencoba untuk mengusir pikiran-pikiran negatif yang menggelayuti benaknya. Ia yakin semuanya akan baik-baik saja selama Abi selalu ada di sampingnya.
"Momo!" panggil maminya dari luar pintu sambil mengetuk pintu kamarnya.
"Ya, Mi. Masuk aja! Gak dikunci, kok." sahutnya dari dalam kamarnya. Tak lama, maminya masuk ke dalam kamarnya menghampirinya yang sedang baringan di ranjang yang sangat dirindukannya setelah bertahun-tahun tak ditempatinya lagi.
"Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu di bawah. Dandan dulu cepetan!" Monica mengerutkan keningnya. Siapa yang ingin bertemu dengannya? Apa Abi? Kalau Abi akan ke rumahnya, pasti lelaki itu akan menghubunginya terlebih dahulu. Daripada penasaran, lebih baik ia menuruti apa yang dikatakan maminya saja.
"Siapa, Mi?" tanyanya masih penasaran.
"Nanti juga kamu tahu. Lebih baik kamu mandi dan dandan dulu udah ini!" Monica mengangguk.
"Iya, Mi." Shinta segera keluar meninggalkan kamar putrinya. Monica segera masuk ke kamar mandi di kamarnya untuk bersiap-siap.
Setengah jam ia bersiap-siap, akhirnya ia selesai juga. Monica menatap pantulan dirinya di cermin. Mini dress putih lengan pendek berhiaskan pita dan payet-payet yang membuatnya semakin terlihat lebih anggun dan lembut juga bersinar. Rambut coklatnya digerai dengan poni yang dijepit ke atas. Ia rasa penampilannya sudah cukup dengan make up natural yang menutupi wajahnya yang putih pucat khas wanita bule. Ia segera turun ke bawah menuruni tangga untuk menemui siapa tamunya yang membuatnya penasaran. Di ruang tamu, ia melihat seorang lelaki bertubuh tinggi tegap dengan rambut pirang keemasan. Ia mulai menebak siapa tamu yang datang.
"Richard?" sapanya saat merasa ia mengenal lelaki bule itu. Lelaki itu menoleh dan tersenyum lebar saat melihat Monica. Monica terkejut saat melihat lelaki itu ada di sini. Untuk apa Richard datang ke Indonesia? Apa ini karena papinya yang terlihat masih bersemangat untuk menjodohkannya dengan Richard?
"Hai, Monica? Sorry I didn't call you before. Aku sedang berkunjung ke Indonesia untuk pertemuan kerja sama perusahaanku dengan papimu. Kami berencana untuk membangun sebuah proyek hotel dan bekerja sama di negara ini, dan aku akan berinvestasi di sini." Monica hanya menganggukkan kepalanya. Ternyata urusan bisnis. Atau itu hanya sebuah alasan saja?
"Apa kamu ada acara hari ini?" tanya Richard. Monica menggeleng.
"Aku ada di rumah hari ini. Aku belum punya kegiatan apa pun karena aku belum lama tiba di sini." Richard tersenyum.
"Maukah kamu menemaniku hari ini untuk berkeliling tempat-tempat di sekitar sini? Aku ingin mengenal tentang Indonesia." Monica terlihat berpikir sejenak. Tidak enak rasanya jika ia menolak. Richard hanya datang ke sini untuk bisnis sekaligus berlibur menikmati keindahan negara ini. Akhirnya, ia mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Pieces
RomanceSejauh apa pun cinta meninggalkanmu, jika dia memang takdirmu, dia akan selalu menemukan dirimu lagi bagaimanapun caranya. Masalah usia yang masih muda membuat Abi dan Monica harus merelakan cinta mereka terputus oleh jarak dan waktu setelah mereka...