29. Bukit Sejarah

3.2K 153 0
                                    



Sudah seminggu sejak kejadian itu. Kabarnya dua hari setelah kejadian yang membuat harga dirinya jatuh di hadapan orang-orang di kantor, Chrisya langsung keluar dari kantor itu karena malu. Monica bersyukur lega karena perempuan penggoda itu akhirnya pergi dan ia bisa tenang saat suaminya sedang tak bersamanya. Ia berharap tidak akan ada perempuan-perempuan genit lainnya lagi yang berusaha untuk menggoda suaminya.

Hari ini adalah hari Minggu, dan waktunya Abi untuk menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya, bersama istri tercinta dan anak yang masih di dalam perutnya. Begitu juga dengan Monica yang sengaja tak berangkat ke butiknya karena ingin berdekatan seharian dengan suaminya mumpung sedang ada di rumah.

Ia sedang menyandarkan kepalanya ke bahu suaminya di ranjang dan merapatkan tubuh telanjangnya ke tubuh telanjang suaminya yang beraroma parfum khasnya yang disukainya bercampur aroma keringat hasil olahraga ranjang yang baru saja mereka lakukan. Kini ia tak sensitif lagi dengan bau parfum biasa Abi dan kembali menyukainya seperti dulu.

"Aku punya kejutan untukmu nanti malam." gumam Abi sambil mengelus rambut cokelat istrinya. Monica mengerutkan keningnya penasaran dan langsung mendongakkan kepalanya menatap suaminya.

"Kejutan apa?" Abi hanya tersenyum dan mengecup sekilas bibir istrinya yang menjadi candunya.

"Rahasia. Nanti kamu akan tahu sendiri." Monica semakin penasaran. Kejutan apa yang ingin suaminya tunjukkan padanya?

"Ih, maen rahasia aja. Jangan bikin aku penasaran, Mas!" Abi tertawa pelan.

"Namanya juga kejutan. Daripada membahas itu dan bikin kamu terus bertanya-tanya, mending kita lanjutin lagi olahraga paginya." Belum sempat Monica protes, Abi langsung meraih tubuhnya hingga berada di atas tubuh suaminya. Ia memukul pelan lengan Abi.

"Mesum! Pasti ujung-ujungnya minta jatah." Abi tertawa.

"Kalauaku gak mesum, kamu gak akan hamil." Monica tertawa. Abi selalu tahubagaimana cara membuatnya tertawa dengan caranya sendiri.

***

Monica mematut dirinya di depan cermin. Ia memakai pakaian tebal hangat dan syal coklat yang melingkari lehernya dipadu dengan celana hitam longgar karena kondisinya sekarang yang sedang hamil membuatnya tidak memakai jeans ketat lagi karena takut menyakiti bayi yang dikandungnya. Abi memakai kaos putih dengan sweater abu-abu dan celana jeans. Sesuai dengan janjinya, ia ingin memberi kejutan kepada Monica malam ini.

"Sudah siap?" Monica mengangguk.

"Kita berangkat sekarang, ya?!" Monica mengangguk lagi. Ia membalikkan tubuhnya dan menatap suaminya yang berdiri di belakangnya.

"Aku masih penasaran dengan kejutan apa yang mau Mas tunjukkan." Abi tersenyum.

"Nanti kamu akan tahu setelah ini." daripada penasaran, lebih baik ia mengikuti suaminya saja. Tak lama, mereka keluar dari kamar untuk menuju garasi mengambil mobil.

Setelah memasuki mobil, Abi mulai menjalankan mobilnya meninggalkan rumah mereka. Suara lagu Thinking Out Loud mengalun lembut dan membuai dari music tape mobil. Monica mengerutkan keningnya saat mereka melewati sebuah jalan yang sudah tak asing lagi baginya. Ia menatap suaminya yang sedang fokus menyetir.

"Kok jalannya kayak menuju ke tempat bukit itu?" Abi tersenyum sambil matanya tetap fokus ke depan.

" Kamu akan tahu sebentar lagi, sayang." Monica tak bertanya lagi. Lebih baik ia menuruti apa kata suaminya.

Mereka sudah sampai di tempat yang dituju. Monica mengedarkan pandangannya ke sekeliling yang gelap dan hanya sedikit pencahayaan dari rumah-rumah penduduk yang agak berjauhan jaraknya. Ia menatap suaminya.

Two PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang