Kau lah Senja ku

650 128 34
                                    

"Harum mawar ditaman, menusuk hingga kedalam sukma. Menjadi suatu tumpuan rindu kita bersemi. Disore hari menuju senja"
-----------------------------------------------------------------

Budayakan Vote dan Comment sebelum membaca yaa. Maafkan matanya terganggu karna ada typo. Manusia kadang suka khilaf. Happy reading 💕
⭐⭐⭐


Setelah menghabiskan makanan mereka, kedua pasang anak adam yang lagi berbunga bunga keluar dari cafe menuju ke parkiran.

Atul membuka jok motornya dan mengambil setangkai bunga mawar putih yang memang sudah disiapkannya.

"Ini untuk mu? " kata Atul.

Caca yang masih tak percaya dengan pemberian Atul, terdiam melihat bunga mawar putih itu.

Mawar putih adalah bunga kesukaan Caca. Caca menanam dan merawat bunga mawar putih ditaman rumahnya. Baginya mawar putih itu melambangkan cinta suci yang tulus.

Lalu dari mana lelakinya tau kalau dia menyukai mawar putih? Apa kah hanya kesengajaan atau lelakinya bener bener tau kesukaannyaa.

"Kamu ga suka yaa? Yaudaa gapapa kalo ga suka gausa diambil."

Baru aja Atul mau membuang bunganya, Caca cepet cepet mengambil setangkai mawar putih itu. Dan menghirup aroma khas dari mawar putih.

"Terima kasih bunganyaaa. Bunganya cantik. Aku suka." kata Caca dibarengi dengan senyuman manisnya.

"Keindahan senyum kamu kalah cantiknya dengan bunga ini." kata Atul mencubit hidung Caca.

Seketika pipi Caca merona. Entah berapa kali pipinya merona satu hati ini. Atul bener bener pandai membuat Caca merasakan kupu kupu beterbangan diperutnya.

"Dah ah, nanti pipi kamu makin merah kayak tomat. Yuk pulang dah malam." sambung Atul.

Caca pun yang memegang pipinya, patuh mengikuti perintah Atul. Dia memeluk erat pinggang Atul sambil memegang bunga.

Caca pun mengingat semua perlakuan manis atul kepadanya malam ini dan perlakuan manis sebelumnya. Mengingatnya saja membuat Caca tersenyum sendiri.

"Malam yang penuh kejutan dari lelaki yang misterius" batin Caca.

Tanpa terasa mereka sudah sampai didepan gerbang rumah Caca. Caca yang diam saja membuat Atul merasa heran dengan gadisnya.

"Caa, kita udaa sampai looh. Masih belum puas meluk punggung aku?" kata Atul.

Tapi tak ada jawaban dari Caca. Atul pun heran melihatnya. Atul pun mencoba sedikit memutarkan badannya untuk melihat Caca.

Wajah yang tenang dengan rambut yang sedikit menutupi muka gadis itu. Gadis itu tertidur dengan lelap sekali.

Tak tega untuk membangunkan gadis itu. Atul mencoba memanggil satpam dengan hati hati. Untunglah Pak udin- satpam dirumah itu mendengarkannya.

"Pak, pegangi Caca bentar dong. Aku mau turun biar aku aja yang gendong" kata Atul.

Pak udin pun mengikuti apa yang disuruh oleh Atul. Atul mengambil slingbag dan mengantungkannya didekat leharnya. Dia juga mengambil mawar putihnya dan meminta Pak Udin untuk memegangnya.

"Pak pegang bunganya hati hati yaa. Jangan sampe rusak" acam Atul.

"Siaaap laksanakan" ucap Pak Udin sambil memberikan hormat.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang