Kecewa

499 94 10
                                    

"Ketika hati merasa sakit, kecewa dan marah. Hanya satu sebagai obat penenang nya yaitu air mata. Dengan menangis manusia mampu mengurangi rasa sakit"
-----------------------------------------------------------------

Budayakan Vote dan Comment sebelum membaca yaa 💕
⭐⭐⭐

Besok adalah perayaan monthversary ke 7 bulan hubungan Caca dan Atul. Seperti bulan bulan sebelumnya, mereka selalu merayakannya. Entah itu mengajak Caca candle light dinner ataupun pergi kesuatu tempat.

Biasanya sehari sebelum hari H, Atul udah heboh merencanakannya. Tapi tidak untuk bulan ini. Atul seperti diam tak perna menyinggung masalah itu.

"Apa mungkin Atul lupa? Atau dia lagi merencanakan sesuatu?" pikir Caca.

Caca sengaja tidak membahas masalah perayaan monthversary nya kepada Atul. Dia masih berpikir dan berharap besok Atul akan memberikan dia kejutan.

Besok harinya, seperti biasa Caca bangun pagi dengan semangat dan segera mengambil  handphone diatas nakas dan langsung memeriksa handphone.

Semangatnya hilang begitu saja. Jangankan ucapan selamat monthversary, notif pesan dari Atul saja gada sejak magrib kemarin.

Timbul rasa kecewa dihati Caca. Tapi dia cepet cepet menepisnya. Dan masih berpikiran bahwa ini memang rencana yang dibuat sama Atul.

Tanpa berpikir panjang, dia langsung masuk ke kamar mandi untuk siap siap. Hari ini papa nya yang akan mengantarnya ke sekolah. Karna siang nanti papanya akan pergi ke Thailand untuk perjalanan bisnis.

"Morning maah, paa." ucap Caca sambil mengecup pipi orang tuanya.

Saat ini Caca sedang berada diruang makan bersama kedua orang tuanya untuk sarapan. Sebenarnya Caca merindukan momen kebersamaan seperti ini.

Sarapan bersama keluarga, ngumpul bareng. Tapi pekerjaan papa nya yang mengharuskan keluar kota dan Caca dengan terpaksa harus menerimanya.

"Duh anak gadis mama uda cantik aja. Mau sarapan roti atau nasi goreng sayang?" tanya mamanya.

"Iya dong. Kan cantik setiap hari ma. Roti saja yaa maa."

"Paah, nanti papa berangkat jam berapa?" sambung Caca.

"Jam 11 udah harus dibandara. Kenapa sayang?" kata papanya sambil membaca koran.

"Hmm gada pah nanya doang? Papa bakalan lama yaa disana?" tanya Caca dengan nada yang sedikit sedih.

"Paling lama seminggu sayang. Tapi papa janji akan cepat menyelesaikannya dan cepet cepet pulang." jawab papanya.

"Hmm papa ga bisa yaa kerjaannya disini aja. Gausah sering pergi pergi?" tanya Caca lirih.

Caca menundukan kepalanya, dengan sekuat tenaga dia menahan agar air matanya tak jatuh. Roti yang dipegangnya diletakkan di piringnya.

Papanya langsung meletakkan koran diatas meja dan langsung memeluk Caca. Tangis Caca pecah didalam pelukan papanya.

Papanya mengerti kalau anak semata wayangnya rindu dengannya. Dia juga rindu kebersamaan dengan keluarga kecilnya. Tapi mau bagaimana lagi, pekerjaannya mengharuskan dia seperti ini.

"Maafin papa yaa. Gara gara pekerjaan papa kamu menjadi seperti ini. Papa tau caca rindu dan menginginkan papa untuk selalu disini. Papa juga seperti itu sayang"

Kata papanya terhenti karna air mata papanya jatuh. Mamanya yang melihat kejadian itu langsung memeluk mereka.

"Tapi papa tidak bisa meninggalkan pekerjaan papa. Jika papa berhenti bekerja, papa juga harus melepaskan perusahaan yang sudah papa bangun dari bawah" kata papanya lirih.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang