Jangan lupa klik gambar bintang yang dipojok kiri bawah yaa
⭐⭐⭐Hari baru dimulai dari pagi yang tak begitu semangat. Biasanya sang mentari dengan semangat menyinari bumi. Tapi entah kenapa pagi ini semangatnya memudar. Ditambah lagi dengan awan awan hitam yang mulai menyelimuti langit.
Tak ada kicauan burung yang bernyanyi merdu, tak ada sinar mentari yang memaksa masuk kedalam rumah, tak ada angin pagi yang menyegarkan. Seolah olah semesta ikut bersedih karna kehilangan Tante Reni.
Atul bangun dari tidurnya dengan badan yang sangat pegal. Dia mengusap mukanya sambil mengumpulkan kembali nyawanya. Dia mengehembuskan nafas panjangnya setelah mengingat kembali apa yang telah terjadi.
Atul baru menyadari kalau dia tidak tidur di ranjangnya. Pantasan aja badanya pegal sekali pagi ini. Dia merasa kepalanya sedikit bergerak karna ada gerakan dari bawah kepalanya. Dia langsung duduk setelah menyadari kalau dia menjadikan paha kekasihnya sebagai bantalnya. Dia mengingat kembali kalau semalaman dia tidur diatas pangkuan Caca, kekasihnya.
Atul langsung mengendong tubuh mungil Caca dan membawanya kedalam kamar yang sering dipakai Atul jika menginap di rumah Tante Reni. Atul mencoba membuka pintu dengan tangan kirinya sepelan mungkin. Akhirnya pintu terbuka tanpa ada suara, dan Caca masih tertidur pulas.
Atul meniduri diranjang empuk. Atul merasa kasihan dengan Caca, karna posisi Caca tidur semalaman sangat tidak mengenakan. Atul menarik selimut sebatas lehernya dan mencium singkat kening Caca.
Tak lupa pula Atul menghidupkan pendingin ruangan dan menutup kain gorden agar matahari tak menganggu Caca yang masih berpetualang di dunia mimpinya.
"Selamat tidur sayang ku." kata Atul sebelum dia keluar dari kamar itu.
Atul pergi kedapur untuk mengisi tenggorokannya yang sedikit kering. Sebelumnya dia menyempatkan ke kamar Nunuk untuk memastikan keadaan Nunuk. Atul melihat Nunuk masih tertidur sangat pulas.
Atul menuruni anak tangga satu persatu. Walaupun kesedihan masih mendominan didalam hati dan pikirannya, tapi Atul mencoba untuk bersemangat pagi ini.
Atul sampai dilantai bawah, dia melihat ruang TV. Disini biasanya Atul selalu menghabiskan waktu libur nya untuk menonton berbagai macam film bersama Nunuk dan Tante Reni. Seakan akan kenangan itu terputar jelas dimatanya. Atul cepat cepat menghapus kenangan itu, karna dia gak mau berlarut dalam kesedihannya.
Lalu kakinya melangkah ke dapur. Atul masih ingat sekali, pagi pagi sekali Tante Reni selalu berperang dengan alat alat masaknya. Tante Reni selalu membuat berbagai eksperimen didapur. Untunglah eksperimennya berhasil dan sangat nikmat.
"Eh si mas udah bangun." Atul terkejut mendengar suara Bik Ijah. Atul terkejut karna Bik Ijah sudah ada dibelakangnya padahal atul merasa gak ada orang disini.
"Eh si bibik bikin kaget ajaa deh. Untung gelas nya ga pecah." kata Atul kesal .
"Hehe maaf den." kata Bik Ijah sambil mengangkat tangan nya yang jari jarinya dibentuk tanda peace. "Oh ya den, mau sarapan sekarang? Tadi bibik udah buatin nasi goreng." sambung Bik Ijah.
"Yauda boleh kok bik. Aku duduk dimeja makan yaa bik."
Atul pun menuju meja makan dan duduk di sebelah kursi yang sering dipakai oleh Tante Reni dulu. Gak ada lagi Tante Reni yang selalu marah marah tiap pagi kalau Nunuk dan Atul sarapan sedikit. Tak ada lagi ciuman dan pelukan dari Tante Reni sebelum sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
RomanceCover by GRACE. Dulu, kamu pernah bilang kalau kamu mau menjadi seperti kedua orang tua kamu yang pacaran dari SMA hingga saat ini. Dulu kamu juga pernah berjanji untuk tetap bersama aku apapun itu kondisi dan keadaannya, walaupun terpisahkan hanya...