Tanda Tanya

401 85 9
                                    

Budayakan Vote plus Comment sebelum membaca yaa
⭐⭐⭐

Selama didalam mobil, Caca terus memandang kearah jendela. Matanya kosong, air matanya masih jatuh membasahi pipinya.

Beberapa kali mamanya mengajak Caca bicara, tapi tak ada jawaban dari Caca. Mamanya terus mengelus punggung tangan Caca mencoba memberi ketenangan.

Setelah sampai dirumah, Caca langsung masuk ke kamar dan mengunci kamarnya. Dia langsung membanting badannya dikasur yang empuk.

Air mata yang hampir mengering kini turun lagi sangat deras sekali. Kenangan masa indah bersama atul menari nari dipikirannya, lalu disambung dengan wajah wanita itu yang sedang boncengan dengan lelakinya.

Caca makin menjadi jadi menangis. Dia tak peduli sudah berapa liter air mata yang sudah dikeluarkan hari ini.

Mungkin efek menangis yang berlebihan, mata Caca berat dan akhirnya Caca tertidur untuk melupakan sedikit masalahnya.

Tok tok tok

Suara pintu membawa Caca ke alam sadarnya. Matanya susah sekali untuk dibuka ditambah badannya lemas sekali. Dia bangun dari tempat tidurnya dan berdiri didepan kaca besar dikamarnya.

Seorang sosok wanita yang masih memakai seragam putih abu abu yang berantakan. Matanya membengkak, hidungnya memerah, ditambah rambutnya acak acakan. Berantakan layaknya seorang zombie yang hidup kembali.

"Caaa, buka dong pintunya. Udah malam nih, kamu belum makan." kata mamanya dibalik pintu.

Dengan tak semangat Caca membuka pintunya. Caca langsung memeluk erat mamanya. Ingin sekali Caca menangis, tapi air matanya tak mampu untuk jatuh lagi.

Mamanya membawa Caca ke tempat tidurnya. Caca masih memeluk mamanya sangat erat. Akhirnya kekhawatiran mamanya terobati juga melihat putri kecilnya.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya mama nya.

Caca hanya menjawab dengan gelengan kepala.

"Yauda kalau ga mau cerita sama mama juga gapapa. Tapi kamu jangan seperti ini dong. Kamu nyiksa diri kamu sendiri tau gak. Dari tadi kamu nangis terus. Lupa sama makan, lupa sama mama." kata mamanya lirih.

Sebenarnya mamanya sudah tau apa yang menjadi penyebab anak semata wayangnya seperti ini. Tadi setelah pulang sekolah melihat Caca seperti itu, mamanya langsung menelpon Iffat.

Iffat menjelaskan kepada mama nya caca kalau Caca kecewa sama atul yang menghilang sudah 2 hari ini tanpa kabar.

"Apapun masalah kalian, mama tau pasti dia punya alasan dibalik sikapnya seperti ini. Jika urusannya selesai, mama yakin dia akan datang dan menjelaskan semua alasannya. Kamu harus nunggu yaa sayang dan dengerin penjelasan dari dia. Supaya pertanyaan pertanyaan yang ada di pikiran kamu terjawab." nasehat mamanya.

Caca yang mendengarnya merasa lebih tenang. Dia mendongakan kepalanya untuk melihat wajah mamanya.

Dia tau mamanya pasti khawatir dengan dia. Dan dia tidak mau membuat mamanya khawatir lagi. Dengan cepat dia menghapus air matanya.

"Mah, maafin Caca yaa sudah buat mama khawatir." kata Caca lirih.

"Iya gapapa sayang. Lain kali jangan seperti ini lagi yaa. Janji?" balas mamanya.

Caca menganggukan kepalanya dan langsung memeluk mamanya lagi. Setelah melihat anaknya sudah mendingan, mamanya turun mengambil makanan untuk Caca.

Mamanya pun menyuapkan Caca. Awalnya Caca tak mau makan, akhirnya Caca luluh dengan paksaan dari mamanya. Sesuap nasi demi nasi masuk kedalam perutnya.  Sedikit memberikan tenaga untuk tubuhnya yang melemas.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang