Mencoba Ikhlas

442 71 7
                                    

Jangan lupa klik gambar bintang sebelum baca 💋
⭐⭐⭐⭐

"Kita gak perna tau kapan hujan akan turun dan kapan hujan akan berhenti. Bahkan kita tak akan perna menolak hujan untuk datang ataupun menghentikan hujan turun. Begitu juga dengan kesedihan, dan kehilangan, kita ga perna tau akan hal itu. Tuhan sudah punya rencana."
-----------------------------------------------------------------

Atul sudah menganggap Nunuk sebagai adik nya sendiri. Atul selalu ada bersama Nunuk dari kecil hingga saat ini. Atul selalu melindungi Nunuk, mendengarkan cerita cerita Nunuk dan mampu membuat Nunuk tenang jika Nunuk bersedih.

Dulu saat mereka kecil, Atul sering berkelahi sama Nunuk demi mendapatkan perhatian dari Tante Reni. Tentu saja nunuk selalu kesal karna Atul selalu menang merebut perhatian ibunya.

Walaupun demikian, Atul dan Nunuk tak perna berkelahi lama lama. Selalu Atul yang mengalah dan meminta maaf. Mereka tubuh besar bersama. Dan itu lah yang membuat Atul begitu sayang dengan Nunuk layaknya sayang nya abang ke adik perempuannya.

Saat ini hanya Atul yang Nunuk punya. Ayah dan ibunya sudah tenang dialam sana. Saudara dari ayahnya tinggal jauh di surabaya dan semenjak ayahnya meninggal, saudara dari ayahnya jarang mengunjungi rumah nunuk.

Sedangkan dari ibunya, ibunya hanya memiliki kakak kandung yaitu Bunda Ria. Dulu sebelum Bunda Ria menikah, Nunuk sangat dekat sekali dengan Bunda Ria. Bunda Ria memilih ikut suaminya tinggal di Kanada dan jarang sekali pulang ke Indonesia karna Bunda Ria juga bekerja disalah satu perusahaan disana. Setelah mendapatkan kabar duka, Bunda Ria dan sekeluarga langsung terbang ke Indonesia.

Nunuk masih setia menangis dipelukan Atul dan Atul tidak mempermasalahkan hal itu. Sesekali dia memukul mukul dada Atul untuk mengeluarkan kekesalannya.  Mereka berdua hanyut dalam pikiran masing masing.

Adil mengajak sahabatnya dan juga caca untuk keluar dari kamar itu, memberikan waktu berdua untuk nunuk dan Atul. Untunglah mereka semua mengerti dan keluar dari ruangan itu.

Putri membantu Caca untuk berjalan, karna kakinya masih sedikit sakit akibat jatuh tadi. Sedangkan Rio dengam cepat membantu Iffat untuk keluar dari kamar itu. Mereka keluar dengan pelan pelan dan tak lupa adil menutup pintu kamarnya.

Untunglah pelukan Atul ampuh membuat Nunuk tenang. Atul berhasil membuat Nunuk tenang untuk sementara waktu. Air mata nuneuk sekarang sudah berhenti, hanya terdengar isakan saja.

Atul membantu Nunuk untuk duduk diranjangnya. Atul begitu kasihan melihat nuneuk. Matanya membengkak hebat, matanya merah begitu juga dengan hidungnya. Wajahnya sedikit pucat ditambah dengan rambutnya yang acak acak yang membuat sangat menyedihkan.

Atul duduk disamping Nunuk sambil merangkul tubuh Nunuk yang masih bergetar. Kepala Nunuk menyandar dipundah Atul. Matanya kosong menghadap kedepan, pikirannya melayang entah kemana. Cukup lama mereka hening dan tenggelam dipikiran masing masing.

"Ibu jahat. Katanya dia mau ajak aku jalan jalan, dia mau menemani aku sampai aku besar. Dia juga ingin melihat aku memakai gaun pengantin. Dia juga mau liat aku tubuh dewasa dan menjadi cantik. Tapi..."

Bak diiris dengan pisau yang begitu tajam, lidahnya tak mampu meneruskan kata katanya. Air matanya langsung keluar membasahi pipinya.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang