Terlalu Bahagia

439 72 6
                                    

"Mungkin apa yang kita ingin kan dan kita rencanakan terkadang dipatahkan oleh Tuhan. Tapi percayalah Tuhan mempunyai rencana yang lebih baik dan tak terduga"
-----------------------------------------------------------------

Seharusnya malam ini menjadi malam yang paling bahagia buat Caca. Selama 15 tahun Caca hidup didunia, baru kali ini ulang tahunnya dirayakan oleh orang lain selain kedua orang tuanya.

Tapi kebahagian itu harus menghilang secepat kilat dan berganti dengan rasa kecewa yang begitu dalam.

Tapi Caca tetap harus bersyukur, karna di umurnya sekarang Caca dikeliling oleh orang orang yang sangat sayang terhadap dirinya.

Walaupun Caca kecewa, tapi Caca tetap memberikan senyuman manisnya kehadapan yang lain.

Saat makan malam, canda tawa mereka semua pecah. Caca hanya menghargai mereka dengan tertawa juga. Padahal pikiran Caca masih tertuju dengan kekasihnya.

Caca menatap horor makanan yang dipiringnya. Padahal itu merupakan makanan kesukaan Caca. Raganya memang didalam ruangan itu, tapi pikiran dan hatinya melayang layang entah kemana.

"Tuhan, mengapa kau memberikan aku rasa kecewa dihari yang paling istimewa dalam hidup aku." batin Caca

Kreeeek

Pintu ruangan itu terbuka. Semua orang yang didalam ruang terhenti dari aktivitasnya dan melihat kearah pintu.

Begitu juga dengan Caca. Caca berharap kekasihnya datang menemui nya. Tapi harapannya hancur begitu saja. Seorang wanita yang memakai seragam masuk kedalam ruangan itu.

Nina - pelayan cafe itu muncul dari pintu kayu itu. Caca yang tak semangat itu mengabaikannya dan kembali kepikirannya. Nina berjalan kearah meja Caca. Nina membisikkan sesuatu ketelinga Caca.

"Mbak, maaf sebelumnya. Ada yang ingin ketemu mbak diatas mbak. Dia udah nunggu mbak dari tadi." bisik Nina.

"Siapa? " kata Caca heran.

Nina hanya menggelengkan kepalanya dan langsung permisi dengan Caca. Caca masih penasaran dengan kata kata yang dimaksud dengan Nina.

Caca meletakan sendoknya diatas piring. Dia pamitan kepada semuanya dan ragu meninggalkan ruangan itu.

Caca baru tau cafe ini ada ruangan di atapnya walaupun Caca sering ngumpul disini bersama SLEPET. Caca menaiki anak tangga dengan ragu.

Rasa takut plus penasarannya lebih dominan daripada rasa kecewanya. Caca sengaja berhenti sebentar di pintu kayu berwarna merah yang ada bacaan EXIT didepannya.

Dengan membaca bismillah Caca mendorong pintu itu dengan hati hati. Matanya terpukau melihat pemandangan diatas ini.

Lampu lampu yang bergantungan diatas. Ada sebuah sofa yang sedikit rusak yang berada ditengah tengah atap ini. Didepan sofa ada sebuah tong untuk membakar kayu.

Mata Caca merasa terpukau karna dari sini dia dapat melihat lampu lampu bangunan yang sangat indah. Ditambah dengan dia bisa melihat padatnya lalu lintas dibawah sana.

Caca berjalan kearah sofa sana dan menduduki bokongnya disofa itu. Dia masih penasaran siapa sebenarnya yang ingin bertemu dengannya.

"Siapa sih yang mau bertemu. Gada orang pun disini." kata Caca.

Caca pun yang bosan menunggu, bangkit dari sofanya ingin kembali ngumpul ke ruangan tadi.

Tapi kakinya terhenti karna mendengan alunan piano yang begitu merdu. Sebuah nada yang berasal dari sebuah lagu yang begitu terkenal. Sebuah lagu perfect dari Ed Sharen perputar begitu bagus.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang