Part 6

25.6K 631 23
                                    

Author POV

Semenjak kejadian 2 bulan itu,Aerilyn dan Aldrich sudah mulai bisa berbaikan,meskipun tidak seperti suami istri pada umumnya.Meskipun Aerilyn sangat marah atas apa yang dilakukan Aldrich,namun menyesalpun tidak ada gunanya.Ia sudah memberikan mahkotanya yang ia jaga selama ini kepada suaminya meskipun atas dasar keterpaksaan.

Dan tentang keluarga Aerilyn maupun Aldrich mereka akan berkunjung sebulan sekali.

Pagi ini pada saat Aldrich terlambat dan dasi yang di gunakan belum di pakai serta berkas-berkas yang berada di ketiaknya,Ia berjalan cepat menuju meja makan lalu meminum kopinya.Ia juga melihat Aerilyn yang sedang memasak ayam goreng dengan dress yang pas ditubuh indahnya

Meskipun Aldrich mempunyai banyak pembantu,namun Aerilyn menyuruh mereka melakukan yang lain dan soal masak memasak dia yang akan melakukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Meskipun Aldrich mempunyai banyak pembantu,namun Aerilyn menyuruh mereka melakukan yang lain dan soal masak memasak dia yang akan melakukannya.Aldrich sebagai suaminyapun sangat bangga mempunyai istri sebaik Aerilyn

"Aku akan meeting pagi ini.10 menit lagi meeting akan di mulai"kata Aldrich,setelah itu baru meminum minumannya.

Aerilyn pun mematikan kompornya lalu berdiri didepan Aldrich dan membenarkan dasinya.Aldrich yang mendapat perlakuan Aerilyn pun hanya diam karena terkejut tidak biasanya Aerilyn seperti ini.

"Sekarang berangkatlah.Tidak baik jika bawahanmu melihat bos mereka seperti tadi"kata Aerilyn setelah membenarkan dasi Aldrich lalu kembali menggoreng ayam

"Terimakasih telah membantuku"kata Aldrich tersenyum tulus terkdangbia bahagia meskipun hanya perhatian kecil yang di berikan Aerilyn lalu mendekat ke arah Aerilyn dan mencium bibirnya sekilas.

Aerilyn yang memang setiap pagi mendapat ciuman dari suaminya itupun hanya pasrah karena ia memang istrinya dan ia sudah menganggap Aldrich sebagai suaminya karena percuma juga menyesal jika sudah terjadi.

Namun setelah beberapa menit, Aldrich tak juga melepaskan ciuman Aerilyn,Aerilyn mencoba mendorong suaminya itu namun tak kunjung lepas

"Mmmpthh lHhpaas"Kata Aerilyn tersendat sendat karena Aldeich tak kuncung melepaskan ciumannya

"Aku sangat bergairah"kata Aldrich melepaskan ciumannya lalu menatap wajah Aerilyn

"Bukankah kau memiliki meeting pagi ini?"tanya Aerilyn mencoba mengganti topik

"Kau mengganti topikku sayang?"kata Aldrich lalu jeri telunjuknya menyentuh seluruh wajah Aerilyn mulai dari kening,pipi,dan yang terakhir bibir

"Semua ini hanya milikku!"kata Aldrich lalu mencium kening Aerilyn dan pergi bekerja.

Aerilyn pun hanya diam di tempat memikirkan semuanya

Mengapa terkadang aku bahagia jika dia mengatakan bahwa aku miknya?dan setiap aku berada di dekatnya aku merasa bahagia?batin Aerilyn bingung.Sehingga dia mencium bau gosng yang menyadarinya barulah ia tersadar dan mematikan kompor.

Setelah mematikan kompor Aerilyn merasakan perutnya seperti di putar-putar dan remas lalu kepala yang pusing dan sehingga kegelapan mendatanginya dan yang terakhir ia dengar para pelayan rumah Aldrich yang memanggilnya.

Aldrich POV

Baru saja aku setengah jalan menuju perusahaan tiba-tiba telfon rumah menelfonku

"Tua-nn tua-nn"kata pelayanku tang kudengar seperti kahawatir dan juga dari balik telfon suara berisik-berisik

"Ada apa?cepat katakan?!"kata Aldrich ketua pasalnya pelayannya hanya berbicara seperti itu

"Nyon-ya pi-ng-san t-uan"

DEG

Ada apa ini?apa yang terjadi pada istriku?Batinku

Aku langsung memutar arah mobilku menuju rumah secepat mungkin dan tidak menghiraukan pengendara lain.Aku juga tidak peduli dengan meeting di perusahaan karena aku mempunya tangan kanan di perusahaan.

Sesampainya di rumah aku langsung menuju kamar aku dan istriku serta menghampiri dokter pribadiku yang masih memeriksa keadaan istriku yang masih pingsan di kasur dengan bibir yang pucat.Mungkin para pelayan dirumah ini langsung menelfon dokter pribadiku yang sudah berumur 40an itu namun ia tetap terlihat gagah.

"Apa yang terjadi pada istriku dok?"tanyaku duduk di sisi ranjang lalu membelai wajah istriku lalu menicium wajahnya.Ali lihat dokter tersebit memasakukkan alat-alatnya ke dalam tas yang di bawanya dan mengambil beberapa resep obat lalu mendekatiku lalu menyuruh aku duduk di sofa

"Apa yang terjadi padanya dok?!kataka sekarang!jangan mengulur waktu!"kataku dengan nada dingin karena dokter pribadiku ini tidak juga menjawab pertanyannku karena aku takut terjadi apa-apa pada istriku.Setelah aku dan dokter itu duduk disofa.

"Dia hamil"kata doktet itu dengan wajah bahagia begitu pula aku.




Haiii.Aku udh next chapter kan?jangan lupa tinggalin jejak kalian ya di cerita pertama aku ini.Jangan di copy ceritanya!Thankyou for you vote and comen.I love you my readers:*

PLEASE BE MINE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang