Part 33

2.7K 181 12
                                    

Author POV

Aerilyn terbangun dari tidurnya.Ia sangat ingin memakan yang Asam asam saat ini entah mengapa.Secara perlahan ia turun dari kasur dan segera ke dapur.Selama perjalanan ke dapur ia tidak melihat Aldrich.

Sampai nya di dapur ia tidak melihat sesuatu yang masam.Namun ia pun berfikir bahwa di belakang rumah mereka ada pohon mangga.Ia pun ke belakang dan melihat buah itu tinggi di atas.Ia mengambil kayu untuk mengambilnya namun tidak melihat batu di depannya dann

"Aaa.."

satu dua tii eh siapa yang menangkap tubuhku?'batin Aerilyn

"Bodoh!tidak bisakah kau menjaga diri sebentar saja huh?jika tidak kutangkap kuyakin kau dan anakku ini akan berakhir di rumah sakit"perkataan menusuk Aldrich yang membuat Aerilyn menunduk

"Akuu han..nya in..ngin maka..n ya..ng a..sam"kata Aerilyn

aldirch yang mendengarnya pun bersabar mengelus dada

"Mengapa kau melakukan sendiri huh?apa gunanya banyak pembantu di rumah ini?perlu kah kupecat mereka semua?"kata Aldrich lalu melepaskan tangannya pada perut Aerilyn

"Hah?A..ah tidak Aldrich ini salahku dan jangan menyalahkan mereka"kata Aerilyn merasa sangat bersalah

"Ayo ke kamar nanti kubawa kan mangga"kata Aldrich lalu pergi duluan tanpa melihat ke arah Aerilyn

Ia masih marah denganku?'batin Aerilyn tersenyum perih

***

"Nanti bawakan mangga ini ke kamar istriku dan pastikan ia tidak memakan terlalu banyak dan jangan lupa kau memberinya susu ibu hamil dan satu lagi obat yang di berikan dokter juga"kata Aldrich dingin kepada 2 pembantu yang di panggilnya ke ruang kerja

"Baik tuan"kata mereka berdua serentak kemudian keluar dari ruang kerja Aldrich dan menuju kamar Aerilyn dan Aldrich

Bukan karna apa Aldrich tidak mau mengantarkan langsung.Ia hanya ingin Aerilyn sadar bahwa tidak semua orang di dunia ini baik.Memang semua manusia pada dasarnya baik tapi tidak semuanya pasti berbuat baik.Terkadang manusia bisa buta oleh hawa nafsu dan cinta serta emosi

Sungguh melihat istrinya ingin mengambil buah mangga tadi membuatnya kesal hingga sekarang.Tidak berfikir lah dulu istrinya itu sebelum berbuat?bagaimana jika terjadi sesuatu dengan bayinya dan dirinya?Arrgh kesal Aldrich

Ia masih mengurusi si wanita licik yang bernama Maya.Sungguh wanita licik dan picik.

***

"Permisi nyonya.Silahkan di makan buahnya nyonya"kata pembantu itu kepada Aerilyn

"Dimanakah suamiku?amakah ia marah padaku?"tanya Aerilyn yang sedang duduk di sofa kamar

"Tuan di ruang kerjanya nyonya dan untuk marah saya rasa tidak nyonya mungkin tuan besar hanya khawatir jika terjadi sesuatu pada nyonya dan calon anak nyonya dan tuan besar" "kata salah satu dari mereka

"Yasudah terima kasih banyak sudah mengantarkan minuman dan memberiku sedikit pencerahan agar tidak berfikiran negatif tentang suamiku sendiri"kata Aerilyn tulus.Inilah salah yang disukai pelayan di rumah ini.Aerilyn tidak pernah membandingkan mereka semua meskipun ia nyonya di rumah ini

"Iya nyonya tidak apa itu sudah menjadi tugas kami.Oh iya nyonya jangan lupa minum susu dan obatnya nyonya"kata mereka

"Iya baiklah kalian duduklah temani aku disini"kata Aerilyn

"Eeh tidak usah nyonya kami masih ada pekerjaan di bawah untuk membantu yang lainnya"jawab salah satu dari pembantu itu

"Ya sudah tidak apa terima kasih sekali lagi"kata Aerilyn

"Iya nyonya permisi nyonya"kata mereka kemudian keluar dari kamar Aerilyn dan Aldrich kemudian menutup pintu

hufft sampai kapan seperti ini?aku merasa bosan.Nak cepatlah lahir mama ingin bermain bersamamu.Bahkan papamu sendiri tidak memperdulikan mama yang bosan.Seandainya aku bisa berjumpa dengan kakak dan adik-adikku tetapi sekarang aku sudah punya keluarga sendiri dan tanggung jawab diriku sudah di ambil alih oleh suami ku.Sudah seharusnya seorang istri seperti itu'batin Aerilyn

sungguh aku bosan.Haa bagaimana jika aku merajut saja untuk si kecil?'batin Aerilyn

IYAA TAU PENDEKK:) follow akun wattpad author ya trimss readers:)

PLEASE BE MINE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang