2.Jamkos

9.9K 499 24
                                    

Perjuangan gue sia-sia gue bela-belain lari dari Ruangan Osis menuju kelas gue buat sampai tepat waktu saat pelajaran Bu Nunik tapi nyatanya Bu Nunik gak masuk karena sakit dia juga gak ngasih tugas apa-apa.

Yeah... Sebenarnya gue seneng juga sih kalau Bu Nunik gak masuk jadi gue gak usah repot-repot ngedengerin penjelasan dari Bu Nunik yang bikin mood gue ancur, tapi di sisi lain gue ngerasa kecewa karena perjuangan gue gak dihargai.

Gue putuskan untuk mengisi jam kosong gue akan nagih uang kas.

" WOII BAYAR UANG KAS! " teriak gue sekeras mungkin.

Gue ambil buku catatan absen lalu gue berjalan dari meja ke meja dan alasan yang dikasih ke gue masih itu-itu aja.

" Ra gue gak bawa uang "
" Ra uang jajan gue pas-pasan "
" Ra besok aja deh, gue janji besok gue bayar atau enggak gue satuin aja sama minggu depan ".

" Basi " lirih gue.

Dan sampai lah gue di meja si curut  bad boy sekaligus pengganggu hidup gue siapa lagi kalau bukan Fahrul.

" Bayar uang kas! " ucap gue seramah mungkin.

" Gak bawa duit "

" Bohong loh. Minggu kemarin aja lo bilangnya gak bawa duit tapi gue liat lo di kantin traktir temen-temen lo " bentak gue.

Yaps begitulah gue, gue emang pendiem tapi soal menagih uang kas aura macan gue keluar, gue udah biasa mendengar alasan-alasan mereka yang gak mau bayar karena gue udah berpengalaman sejak SMP. Oke gue lupa ngasih tau kalau sebenarnya gue pernah menjabat jadi bendahara kelas waktu kelas 9 dan juga bendahara di ekskul PMR.

" Gue serius gue gak bawa duit " teriak Fahrul.

" Jangan banyak alasan " bentak gue sambil menggebrak meja Fahrul.

" Yah lo gak percaya banget sama gue "

" Tampan-tampan kok kere " gumam gue.

" Cie ngakauin kalau gue tampan " ledek Fahrul.

" Iya lo emang tampan "

" Tapi kalau dilihat di atas monas pake sedotan ale-ale " lanjut gue.

" Cie ngeles " ujar Fahrul sambil mencubit pinggang gue.

" Aww sakit " rintih gue.

" Sakitan mana antara gue yang selalu difitnah kere sama lo? "

" Tau ah, terserah lo aja " ucap gue yang langsung pergi ninggalin Fahrul.

Adu mulut antara gue sama Fahrul menarik perhatian seluruh teman sekelas gue. Sampai akhirnya mereka menatap gue sama Fahrul dengan tatapan seperti orang nahan tawa.

Karena gue merasa kesal terhadap Fahrul akhirnya gue meninggalkan mejanya dan duduk di bangku gue.

" Sebel...sebel...sebel... " lirih gue sambil menendang meja.

" Sabar Ra sabar " ucap Risca sambil menepuk-nepuk punggung gue yang berusaha menenangkan gue.

" Ini sekolah aja terkenal favorit tapi muridnya pada kere " ejek gue.

" Ya elahh Ra lo nyindir gue? " ucap Risca.

" Ya bagus kalau lo kesindir " ucap gue datar.

" Jahat lo "

" Bodo "

" Emang tunggakan gue berapa? "

" Lebih dari seratus ribu "

" Wadaww banyak banget. Lo gak bercanda kan? "

" Ya bener lah. Emangnya lo ngerasa pernah bayar kas selama gue menjabat jadi bendahara? "

BENDAHARA VS BAD BOY [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang