1.Terlambat

12.2K 593 6
                                    

Kring ... kring ... kring ...

Suara alarm berbunyi namun gue masih asyik dengan kasur empuk, bantal, guling dan selimut kesayangan  gue. "Iya, 5 menit lagi gue bangun," omong  gue sendiri.

Yaps gue janjikan 5 menit lagi gue bangun ternyata itu palsu. Gue kelebihan 15 menit, alarm gue bunyi sekitar pukul 06.30 dan gue bangun pukul 06.45. "Mampus gue bisa telat nih, mana sekarang hari senin lagi," lirih gue.

Dengan secepat kilat gue berlari menuju kamar mandi dan membanting pintu dengan keras membuat gue terkejut sendiri.

Sekitar pukul 06.55, gue baru keluar dari kamar mandi, rasa dingin gue akibat mandi barusan hilang saat gue lihat jam waker dan 10 menit lagi bel masuk sekolah akan berbunyi. Gue buru-buru membuka lemari yang terbuat dari kayu, gue ambil baju seragam lalu gue pake setelah semua terasa lengkap. Gue ambil tas lalu gue masukin buku sesuai dengan jadwalnya.

Gue berlari menuju lantai bawah, menuruni tangga dan menghampiri Mamah dan Papah gue yang lagi asyik sarapan.

Gue berjalan menghampiri mereka, lalu gue sapa mereka satu persatu namun mereka tak menatap kehadiran gue. Mereka memang jawab sapaan gue, tapi yang bikin gue sebel mereka tak menganggap kehadiran gue.

Gue berjalan menuju luar rumah saking kesalnya sama sikap Mamah dan Papah. Gue nengok kiri kanan mencari Mang Dadang dan ternyata Mang Dadang tidak ada di luar.

"Mang Dadang ayo cepetan anterin aku nanti aku telat loh," teriak gue pada Mang Dadang.

Mang Dadang adalah supir pribadi keluarga gue beliau sudah mengabdi pada keluarga gue sejak gue kelas 6 SD. Gue juga sudah anggap Mang Dadang sebagai anggota keluarga gue.

"Iya Non bentar," jawab Mang Dadang.

Tak lama kemudian, Mang Dadang datang dengan membawa mobil Ayla berwarna silver, tak banyak mikir gue langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di jok belakang.

"Mang cepetan nanti saya telat, Mang mau kalau saya dihukum," ujar gue denga memasang wajah cemberut.

"Ini juga udah cepet Non, kalau saya percepat lagi nanti kena tilang terus Non tambah telat. Gimana?"

"Ih Mang ngeselin," lirih gue.

"Bukan ngeselin Non, tapi saya mau memberi tahu kalau jalanan pun memiliki aturan,"

"Terserah Mang aja,"

Suasana hening, pikiran gue gak karuan gue takut telat, gue takut disuruh maju ke depan saat upacara berlangsung, dan benar saja ketika gue sampai pagar sekolah sudah dikunci. Dengan berat hati gue turun dari mobil dan berusaha membujuk satpam sekolah gue yang bernama Pak Santo ya kali aja dia mau bukain gerbang.

"Ayolah Pak, saya kan cuma telat 3 menit. Bukain ya Pak! Emang bapak gak kasian sama saya? Orang mau belajar kok dilarang?" rengek gue.

"Maaf Neng, tapi ini udah aturannya. Siswa yang telat boleh dimasukan ketika jam pelajaran kedua,"

" Bapak jahat " gerutu gue.

" Tapi ini aturan Neng "

" Sekali aja Pak, lagian saya baru telat kali ini aja kok "

" Gak bisa Neng "

" Nanti saya bonus deh, nanti Bapak bisa fotbar ( Foto bareng ) sama saya setiap hari " rayu gue.

" Emangnya Neng artis ? " Ejek Pak Satpam.

" Bukan sih, tapi buka ya Pak! "

" Gak bisa Neng "

" Bukain aja Pak. Nanti biar saya yang tanggung jawab " ucap seseorang dari belakang Pak Santo.

Sontak gue sama Pak Santo menoleh kearah suara itu dan ternyata itu Fahrul, dia adalah teman sekelas gue dan merupakan bad boy di kelas gue tapi anehnya otak dia cerdas melebihi ana-anak rajin. Dia juga sering mengikuti lomba Olimpiade mewakili sekolah dan kalian tau ? Dialah juara satunya.

" Tapi Mas " ucap Pak Santo.

" Udah bukain aja "

" Ba..baik Mas "

Muka gue berubah yang semula kusut menjadi ceria ketika pintu gerbang dibuka.

" Makasih " ucap gue sambil berjalan melewati Fahrul.

Gue bergegas lari ke arah lapangan dan berdiri dibarisan belakang bersama cewek-cewek yang super alay membuat gue risih dan ingin berkata kasar. Karena gue terlambat akhirnya tas gue diamankan oleh osis yang sedang piket dan disimpan diruang osis.

Ketika amanat berlangsung gue mendengar kalau hari ini akan diumumkan pemenang olimpiade tingkat provinsi.

" Baik pemenangnya adalah Fahrul Wiriadinata Putra dari kelas XI-Ipa 3 " ucap seorang pembina upacara tapi gue gak tau siapa yang menjadi pembinanya secara gue berdiri di barisan paling belakang.

Suasana begitu remai suara tepukan tangan dari seluruh siswa termasuk juga seluruh guru mengarah kepada seorang laki-laki yang berdiri ditengah lapang sambil memegang piala yang cukup besar beserta piagam penghargaan yang tak lain dan tak bukan itu adalah Fahrul.

" What jadi si curut yang jadi pemenang, hebat juga dia "

" Ah Fahrul hebat ya, udah ganteng cerdas pula " teriak salah seorang seorang cewek alay disamping gue
" Calon suami idaman banget "
" Andai dia sadar kalau gue disini mencintai dia "
" Kapan dia peka sih "

Omongan-omongan dari mereka membuat gue risih dan jijik mendengarnya. Ada ya cewek se-alay itu, di mana harga diri mereka ? Ya ngapain juga gue urusin mereka gak guna banget.

  Setelah kurang lebih 40 menit gue dijemur diterik matahari beserta ditemenin ocehan-ocehan alay dari siswi di samping gue akhirnya upacara selesai dan gue bergegas lari ke ruangan osis untuk mengambil tas beruntung yang terlambat bukan gue doang kakak kelas gue juga banyak. Dan yang lebih beruntung gue gak kena hukum cukup diberi 5 point aja. Itu sih gak masalah, bodoamat.

Hah...hah...hah...

Napas gue ngos-ngosan ketika sampai di kelas akibat berlari dari Ruangan osis ke kelas gue yang jaraknya cukup lumayan karena gue takut dihukum kalau gue telat masuk kelas secara jam pertama itu pelajaran Bu Nunik guru Fisika yang terkenal paling killer. Gue putuskan supaya gue lebih tenang gue duduk di bangku gue tepatnya di samping Risca.

" Kenapa lo ? " tanya Risca.

" Gue cape abis lari "

" Pantesan. Lo telat ya ? "

" Hmm "

" Gue kira lo gak bakal masuk "

" Ya masuklah secara kan gue siswi paling rajin "

" Siswi rajin kok telat " ejek Risca.

Gue cemberut.

" Udah lo gak usah cemberut gue bercanda " ucap Risca sambil mengacak-acak rambut gue " Eh BTW lo tau gak si Fahrul dapet juara " tanya Risca.

" Iya tau "

" Hebat ya dia "

" Hmm "

Tiba-tiba seseorang yang kita omongin nongol dari arah pintu membuat pandangan gue teralih menuju dia.

" Panjang umur juga dia "

Dia berjalan menuju bangkunya yang terletak di belakang gue, sesekali dia menatap gue ketika berjalan melewati gue dan itu membuat gue kikuk.

Happy reading...
Kalian suka gak ? Aku harap sih lebih dari kata suka
Jangan lupa vote sama comentnya
Saya minta dukungan sama saranya. Oke

BENDAHARA VS BAD BOY [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang