Last

6.6K 265 19
                                    

" CINTA, semua orang pasti menginginkannya. Mereka menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkannya. Begitu pun dengan gue, gue hanya bisa diam, memendam perasaan dan menunggu keajaiban datang "


Shakira's POV

Gue menatap tajam ke depan, memandang kosong ke papan tulis. Pikiran gue masih kacau akibat kejadian semalam. Kalimat yang dilontarkan sama Fahrul semalam masih terngiang-ngiang di pikiran gue.

" Gue suka sama lo "

Bodoh, gue memang bodoh kenapa juga gue malah kabur padahal itu moment yang gue nanti-nantikan dari dulu. Tinggal jawab " Iya gue juga suka " udah deh selesai dan gue bisa melepaskan status jones gue. Gue yakin kejadian itu tidak akan terulang lagi dan gue juga yakin Fahrul pasti kecewa berat sama gue.

Dan sekarang gue cuma bisa diam dan menunggu keajaiban datang. Sumpah gue nyesel banget karena gue malah kabur semalam.

" SHAKIRA! " panggil Bu Nunik.

" Ah iya Bu? " jawab gue dengan wajah oon.

" Kenapa kamu melamun? "

" Enggak Bu, saya gak melamun " elak gue.

" Biasa Bu, dia lagi dilema " sahut Risca.

" Mungkin dia lagi meratapi penyesalannya " sambung Irsyad.

" Apaan sih lo maen nyamber-nyamber aja? " bentak gue.

" Tapi benar kan? " tanya Risca.

" Enggak "

" Sudah, kalian jangan ribut! " bentak Bu Nunik.

" Dan kamu Shakira, kamu kerjakan soal-soal yang ada di papan tulis! " lanjutnya.

Gue menelan ludah dan membulatkan kedua mata saat gue lihat soal-soal yang ada di depan mata gue begitu rumit dan gue gak ngerti sama sekali karena dari awal gue gak merhatiin sama sekali apa yang Bu Nunik jelaskan.

Teng...teng....teng.....

Bel tanda istirahat sudah berbunyi itu tandanya jam pelajaran Bu Nunik sudah selesai dan secara otomatis gue lepas dari hukumannya Bu Nunik.

" Eaks rezeki anak sholehah "

" Bu, waktunya habis tuh hukumannya jadi hangus " ucap gue.

" Kamu tuh ngeselin amat sih. Ya udah sekarang kalian boleh istirahat " ujar Bu Nunik.

" Selamat selamat " gumam gue sebari mengelus dada saat gue lihat Bu Nunik pergi dari kelas.

Gue melirik ke arah Risca dan dia hanya ngakak.

" Seneng lo? " tanya gue sinis.

" Banget "

" Sialan "

Tiba-tiba Fahrul berjalan melewati gue tanpa melirik gue sedikit pun. Entah kenapa kali ini gue merasakan rasa sakit yang cukup hebat di hati gue. Ingin rasanya gue memanggil dia tapi rasanya itu gak mungkin.

" Sakit sungguh sakit "

" Ra, ikut gue yu! " ujar Risca sambil narik tangan gue.

" Kita mau ke mana? Gue laper, mau ke kantin " tanya gue bingung.

" Udah ikut aja. Soal makan bisa nanti "

Sepanjang koridor Risca gak ngelepasin genggaman tangannya dari tangan gue. Gue jalan di belakang sedangkan Risca jalan di depan. Bisa diibaratkan kami ini bagaikan pengembala sama domba.

BENDAHARA VS BAD BOY [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang