8. Nagih uang kas

5.2K 282 2
                                    

" Dulu kamu periang dan banyak ngomong tapi sekarang kamu pendiam dan banyak melamun. Jujur aku lebih suka dengan tingkah konyolmu "

Hari ini hari senin jadwal gue buat nagih uang kas. males? Sudah pasti tapi ya gimana lagi ini kewajiban gue bagaimana pun juga gue harus tanggung jawab sama tugas gue. Eaks so bijak.

Berhubung upacara sudah selesai, entah ada angin apa tumben banget pembinanya ngasih amanat tuh cepet banget gak kaya biasanya, mungkin dia lelah kali ya. Dan sekarang semua siswa udah masuk ke dalam kelasnya masing-masing termasuk gue.

Seperti biasanya setiap selesai upacara semua guru selalu melakukan meeting kilat, entah apa yang mereka bicarakan gue gak peduli yang penting bagi gue semua siswa siswi kelas XI-Ipa 3 pada bayar kas udah itu aja gue happy kok. Jadi kesimpulannya kali ini semua kelas jamkos dan gue manfaatin waktu ini buat nagih uang kas, gue harap semuanya bisa diajak kompromi biar gue gak perlu susah-susah nahan emosi, karena nahan emosi itu berat gue aja gak kuat.

Gue berjalan dari meja ke meja beruntung 5 orang pertama baik hati dan langsung memberikan uangnya ke gue, tapi tugas gue belum selesai di sana, karena jumlah murid di kelas gue ada 40 sedangkan yang sudah bayar baru 5 orang jadi yang belum bayar 35 orang lagi, mangatse Ra.

Seperti minggu-minggu sebelumnya alasan-alasan yang mereka keluarkan udah kehafal sama gue dan gue udah kebal buat dengerinnya

" Gue belum ada uang "
" Uang jajan gue pas-pasan "
" Uangnya udah kepake buat beli pulpen barusan, pulpen gue ilang "

Jujur gue pengen banget ngacak-ngacak tas mereka kali aja gue nemu duit di tasnya.

" Gue doain uang kalian ilang beneran " gerutu gue.

Kayanya kuping mereka tajam, gue ngomong pelan aja sama mereka kedengaran.

" Jahat banget lo, Ra " ujar Sandi teman sekelas gue namun gue gak terlalu dekat sama dia.

" Bodo "

Kini tiba saatnya gue di meja Fahrul dijamin gue bakalan perang sama dia.

" Bayar kas! " ucap gue dengan seramah mungkin supaya gak menciptakan perang dunia ke 10.

Tak ada angin, tak ada hujan, tak ada bentar tumben-tumbenan si curut bad boy bayar kas kayanya dia gak sehat deh.

Iseng-iseng gue pegang jidatnya tapi normal kok.

" Lo salah makan ya? " tanya gue polos.

" Apaan sih lo? " ujar Fahrul sambil menghempaskan tangan gue dari jidatnya secara halus.

" Tumben banget lo bayar kas? "

" kenapa? Gak boleh emang? Ya udah sini uangnya! " ucap Fahrul sambil membawa uangnya dari tangan gue.

" Jangan dong " Ucap gue sambil membawa kembali uangnya dari tangan Fahrul.

" Ya udah sana lanjutin tugas lo! " perintahnya.

Dengan penuh rasa penasaran gue pergi meninggalkan meja Fahrul dan kembali menjalankan tugas gue buat nagih uang kas.

Akhirnya tugas gue udah selesai walaupun belum semuanya bayar sih tapi lumayan udah 89% tugas gue selesai. Gue duduk di bangku gue berdampingan dengan Risca yang sedang asyik dengan ponselnya entah apa yang sedang dia lakuin gue gak tahu dan gak mau tahu.

Gue mencoba melirik ke bangku Fahrul yang berada di belakang gue dan rupanya dia sedang menatap ke arah gue dengan tatapan dinginnya, jujur gue ngerasa ngeri tau dengan tatapannya itu.

" Ris! Ris! " panggil gue pada Risca sambil nepuk-nepuk tangannya.

" Apa sih Ra? " tanyanya BT.

" Lo lihat deh! "

" Liat apa sih? "

" Liat deh si Fahrul kenapa? "

" Kenapa emang? "

" Dia lihatin gue gituh banget. Gue takut " bisik gue.

" Santai aja kali. Mungkin dia lagi mikir istirahat mau jajan pake apa secara kan uangnya udah dipake buat bayar kas tadi " jawabnya ngasal.

" Yaelah gue lagi serius kali "

" Ya gue gak tau. Tanya aja sama orangnya langsung! "

" Ogah "

" Yaudah terserah lo aja "

Perkiran gue salah, gue kira meetingnya akan cepat tapi ternyata sampai bel istirahat meetingnya belum selesai alhasil semua kelas mengalami jamkos cukup lama

Gue sama Risca sudah berada di kantin dan ternyata suasana kantin begitu rame jadi kami putuskan untuk membeli snack, cemilan ringan dan teh kotak buat dibawa ke kelas karena kami males mengantri buat mendapat makanan berat.

*****

Sekarang gue sama Risca udah ada di dalam kelas menikmati cemilan sama minuman yang kami beli di kantin. Tiba-tiba makhluk yang tidak diinginkan di kelas gue mucul dari ambang pintu dan berjalan ke arah gue sama Risca.

Oke gue terlalu PD gue kira dia mau jailin gue tapi nyatanya dia numpang lewat buat sampai di bangkunya.

Kayanya dia lagi galau gara-gara ayam peliharaannya mati.

" Ris si Fahrul kenapa sih? Tumben banget dia acuh? " tanya gue sama Risca.

" Kenapa? Lo kangen dijailin dia? "

" Hah? Eng..nggak tuh " jawab gue gugup.

Iya gue kangen pake banget

Gak kerasa waktu istirahat sudah selesai dan sekarang waktu pelajatan Bu Rena yaitu pelajaran kimia, gurunya sih baik, seru tapi pelajarannya membosankan.

Saat pelajaran berlangsung mata gue sih fokus sama papan tulis dan Bu Rena, telinga gue mencoba mencerna obrolan Bu Rena tapi sayangnya masuk kuping kanan, ke luar kuping kiri dan yang paling penting pikiran gue gak mengarah ke topik pembicaraan Bu Rena tapi mengarah ke Fahrul, gue heran sama dia tumben banget dia acuh sama gue.

Gak kerasa juga jam pelajaran Bu Rena sudah habis dan gue gak tau sedikit pun apa yang Bu Rena jelaskan, gue melirik buku catatan Risca, gue lihat catatannya hampir selembar sedangkan catatan gue masih kosong. Dari tadi gue emang pegang pulpen dan di depan gue buku yang udah gue buka namun gue belum nulis sedikit pun, gue juga gak tau sebenarnya apa yang gue lakuin dari tadi.

******

Bel pulang sudah berbunyi dengan nyaring semua siswa berhamburan ke luar kelas ada yang menuju parkiran, ada yang menuju halte bahkan ada yang memilih untuk diam di sekolah karena ekskul dan gue tergolong kepada orang yang menuju halte.

Sebelum gue ke luar dari kelas, gue mencoba menyapu seluruh isi kelas dengan mata tajam gue berniat buat mencari Fahrul tapi hasilnya nihil.

Entah kenapa gue jadi kangen sama lo

Gue berdiri di halte ditemani hembusan angin dan suara kendaran yang melintas, karena Risca masih di sekolah disebabkan ada ekskul akhirnya dengan terpaksa gue pulang sendiri.

Ketika gue lagi nunggu Taxi di halte gak sengaja gue liat Fahrul lewat pake motornya dan dia gak ngelirik gue sama sekali, entah kenapa gue jadi ngerasa kehilangan banget.

Tbc
Enjoy terus

BENDAHARA VS BAD BOY [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang