13. Lomba

4.8K 244 6
                                    

" Mulutku memang selalu diam dan tak banyak bicara tapi percayalah hatiku selalu memanggil namamu "

Gelisah, takut, khawatir dan lain sebagainya itulah yang gue rasakan sekarang, karena apa? Karena sekarang adalah waktunya gue buat ikut lomba. Di sebuah ruangan ber-AC dan banyak orang dari berbagai kalangan dan berbagai sekolah di situlah gue berada di SMAN 4, SMA favorit setelah SMA gue, di mana tempat gue buat lomba Olimpiade sekarang.

Asal kalian tahu 95% gue gak kenal sama orang-orang yang ada di sini, jujur gue sangat-sangat BT berada di sini, di sisi lain hal yang membuat gue BT adalah tadi pagi gue minta antar sama Papah karena gue males buat naik taxi tapi apa hasilnya, nihil. Papah nolak nganterin gue dengan alasan Papah males buat bulak balik karena memang jalur ke kantor Papah sama jalur ke SMAN 4 sekolah itu berbeda dan alhasil gue naik taxi lagi karena Mang Dadang masih pulang kampung gue gak tau apa yang membuat Mang Dadang betah di sana. Apa Mang Dadang gak tau kalau gue di sini sangat sangat-sangat menderita karena gue tiap berangkat dan pulang sekolah harus nunggu taxi yang super lama.

Gue sempat mikir untuk apa gue punya mobil kalau pergi ke sana ke mari masih pake taxi. Jika kalian bertanya kenapa gue gak pernah nyetir mobil senderi? Maka jawabannya gue gak bisa, bukan karena gue gak mau belajar atau karena gue manja itu karena gue dilarang sama Mamah dan Papah hanya dengan alasan takut. Entah apa yang mereka takutin. Apakah takut gue kenapa-kenapa atau justru takut mobilnya lecet? Gue belum dapet jawaban pastinya.

Jarum jam sudah menunjukan pukul 07.00 itu tandanya perlombaan akan segara dimulai. Gue duduk di bangku berdampingan sama orang yang bernama Lita gue tau namanya dari name tag yang ia pakai kalau gue liat dari seragam sekolah yang dia pakai gue dapat mastiin kalau dia anak dari sekolah SMAN 4.

" Selamat pagi semua! Apa kalian siap? " ucap seorang pengawas laki-laki gue gak tau namanya dan gue gak mau tau yang gue mau tau adalah apakah gue akan menang atau tidak.

" SIAP PAK! " ujar seluruh peserta kompak tak terkecuali gue.

Suasana begitu hening karena perlombaan akan segera dimulai pengawas itupun berjalan menuju meja ke meja membagikan soal sesuai dengan mata pelajarannya masing-masing. Tiba saatnya pengawas itu menuju meja gue dan memberikan soal kepada gue dengan mata pelajaran kimia dan memberikan soal kepada Lita dengan mata pelajaran Biologi.

Ketika semuanya sudah diberi soal pengawas itu memberikan aba-aba dengan hitungan satu sampai tiga dan lombapun dimulai.

******

Gue merasa lega karena gue bisa ngejalanin lomba itu dengan lancar dan beruntungnya soalnya tidak terlalu sulit.

Sekarang waktunya bagi seluruh peserta untuk istirahat sebagian besar memilih untuk pergi ke kantin namun gue lebih memilih diam di kelas tempat gue berada sekarang dan memakan bekal yang gue bawa dari rumah, begitu juga dengan Lita teman duduk gue.

Sejak awal gue datang sampai sekarang belum ada dialog percakapan satupun antara gue sama dia, say hai aja juga enggak. Karena gue tipe orang yang tidak suka bertanya sukanya ditanya tapi kalau ditanya soal pelajaran disaat KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar ) gue ogah.

Dari tadi pagi gue belum melihat tanda-tanda kehidupan dari Fahrul, tak tahu kenapa belakangan ini gue selalu mikirin dia.

Oke gue sampai lupa gak ngasih tahu kalian kalau sekarang gue lagi ikut lomba Olimpiade tingkat apa. Gue kasih tahu sekarang kalau sekarang gue lagi ikut lomba Olimpiade tingkat kota.

" WOY! " panggil seseorang.

Gue menoleh ke pemilik suara itu dan ternyata dia adalah Fahrul.

" Yang dikangenin nongol juga "

BENDAHARA VS BAD BOY [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang