Gracia masuk ke dalam kamarnya dan ia melihat suaminya yang sedang berbaring di atas ranjangnya.
"Ota.."
"Kita bahasnya nanti aja ya" Okta berbalik memunggungi Gracia.
"Biarin aku istirahat bentar, Aku capek banget. Oh iya, Maaf kalau aku gak ngomong dulu ke kamu. Aku udah nelfon Mama buat jemput Stefi ke sini. Biar kita bisa bicarain masalah ini dengan tenang" ucap Okta. Ia masih enggan menatap Gracia.
Gracia naik ke atas ranjang dan memeluk Okta dari belakang.
"Maafin aku" lirih Gracia.
Dengan masalah yang semakin bertambah buruk, membuatnya bingung harus memulai darimana untuk menjelaskannya pada Okta.
"Jangan nangis, itu bikin hati aku makin sakit dengernya" Gracia semakin menyembunyikan wajahnya pada punggung Okta.
'Aku harus gimana? Kamu bukannya nyembuhin hati aku, tapi malah semakin membuat lukanya semakin besar.' batin Okta. Ia memejamkan matanya berusaha menekan rasa sakit di hatinya.
Tak lama terdengar suara mobil di halaman depan rumahnya.
Okta membuka matanya dan bangkit dari ranjang setelah melepaskan tangan Gracia yang memeluknya.Okta menggendong Stefi untuk dititipkan sementara pada Mama nya.
"Maaf ya, Ma. Ngerepotin." ucap Okta
"Gak kok sayang, Mama seneng kok. Jadi ada punya waktu main sama cucu Mama. Semoga masalah kamu cepat selesai ya" Okta mengangguk lalu menyerahkan Stefi pada Mama nya.
"Papa cuma mau bilang, jangan gegabah. Kalau hati kamu masih milih dia, pertahanin"
"Iya, makasih Pa"
"Titip salam sama Gre, Mama sama Papa pulang dulu."
"Anak Papa main sama Opa sama Oma dulu ya sayang. Gak boleh bandel" Okta mencium kening dan pipi anaknya sebelum Mama dan Papa nya membawanya pergi.
Okta menarik nafas dalam-dalam lalu ia hembuskan perlahan. Ia berharap masalah ini cepat selesai, tubuh dan hatinya sudah sangat lelah.
Gracia menoleh saat pintu kamarnya terbuka.
"Mama sama Papa titip salam ke kamu" Ucap Okta. Ia duduk di tepi ranjangnya memunggungi Gracia.
"Kalau ada yang pengen kamu jelasin, jelasin sekarang. Sebelum aku berubah pikiran dan ngelepas semuanya" Mendengar hal itu membuat Gracia semakin takut dan gugup.
Karena Gracia tak kunjung mengeluarkan suaranya, Okta berdiri hendak meninggalkan Gracia.
"Aku sama Nino gak ada hubungan apa-apa. Percaya sama aku" Okta berbalik menatap Gracia.
"Cuma itu yang bisa kamu jelasin?" Gracia mengangguk, ia bingung harus mengatakan apa. Pikirannya saat ini sedang kacau.
"Setelah kamu hancurin kepercayaan aku dua kali, kamu dengan mudahnya minta aku percaya lagi sama kamu?" Gracia tediam. Ia tau semua kesalahannya.
"Aku.. Aku bingung harus gimana, biar kamu bisa maafin aku dan bisa percaya lagi sama aku. Aku.."
"Jauhin Nino" Ucap Okta.
"Kenapa? Kamu gak bisa?"
"Aku bakal jauhin Nino" Okta menatap mata indah Gracia. Tak lama kemudian ia mengangguk.
Okta menarik tangan Gracia dengan lembut untuk berdiri di hadapannya kemudian mencium kening istrinya selama beberapa detik.
Setelahnya ia memeluk Gracia sambil mengusap lembut kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever You
FanfictionSekuel dari I'm Your Shadow Kehidupan Gracia dan Okta setelah menikah.