Ravien dan Nadse pun pergi bersama si kembar Michael dan Aurel. Suasana dalam mobil itu benar-benar berbeda dengan saat mereka datang, kedua anak itu benar-benar sangat heboh.
"ABIN AS ABIN!!" Michael selalu berteriak menyuruh mobil di depan mereka untuk menjauh dari jalannya. Dan sudah berulang kali juga Ravien menjelaskan jika mobil di depan mereka memang seharusnya berhenti.
"Kaka, nabak abin ni ntu nabak nih abin nakau" Ucap Michael.
"Mobilnya gak nakal, itu emang harus berhenti. Tunggu ya" Jawab Nadse. ntah mengapa Michael benar-benar tidak bisa sabar. Setiap mobil mereka berhenti, ia selalu memaksa untuk menabrak mobil yang menghalangi jalannya.
"Amau"
"Loh, kok gak mau?"
"Eciw mau akan acim"
"Bentar lagi ya, ice cream nya masih di masak. Tunggu ya"
"Unggu ya"
Akhirnya Michael pun tenang dan duduk kembali sambil menghitung satu sampai sepuluh berulang-ulang.Sedangkan di sebelahnya, Aurel sedang menyanyi lagu anak-anak versi dirinya sendiri.
"Cicak.. Cicak dindindin miyam miyam memayap, atan namuk.. Hap, lalu ditakap"
Nadse tersenyum, sedari tadi Aurel terus menyanyi untuk mengusir rasa bosan.
"Nyanyi lagi dong, Aurel" Ucap Nadse.
"Mam acim ulu"
"Hmm.. lapau Eciw"
"Mana ada orang lapar malah milih makan ice cream." Protes Ravien.
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mereka tiba di mall tujuan.
"Kita kemana dulu nih?" Tanya Nadse
"Beliin ini anak-anak baju dulu kali ya, kalau makan ice cream sekarang entar sakit perut."
Nadse mengangguk setuju dengan Ravien."Michael, kita beli baju dulu yuk!" Ajakan Nadse di tolak mentah-mentah oleh Michael.
"Amau, Eciw mau mam acim!" Nadse melirik kearah Ravien, meminta bantuan untuk menjelaskan pada Michael.
Ravien berjongkok di hadapan Michael.
"Kita makan ice cream nanti setelah kita beli baju." Michael masih saja memasang wajah cemberutnya. Ia menarik tangan Aurel untuk berdiri di sampingnya, membantunya melangsungkan aksi ngambek.
Mengerti akan maksud saudara kembarnya, Aurel pun langsung merubah ekspresi wajahnya menjadi cemberut."Jadi ceritanya nolak nih?"Kedua anak itu sama-sama tidak mau memberikan respon.
"Ya udah, Kak Vien tinggal ya? Nanti kalian digigit sapinya. Ice cream nya belum jadi, Om nya masih nangkap sapinya buat ambil susu untuk bikin ice cream. Kalian tau? Ini jalanan tempat sapinya lewat nanti." Ucap Ravien sambil menunjuk ke arah lantai.
Aurel dan Michael sama-sama menunduk melihat ke arah lantai."Bye, Kak Vien mau jalan sama Kak Nadse ya. Mau beli baju." Ucap Ravien.
Tanpa merasa berdosa setelah menakut-nakuti kedua anak kecil itu, Ravien menarik tangan Nadse untuk meninggalkan anak kecil itu.
"Vien, iseng banget sih"
"Gak apa-apa, tunggu aja"
Dan benar saja, baru beberapa langkah. Michael menarik tangan Aurel untuk menyusul Ravien dan Nadse.
"Kenapa?" Tanya Ravien.
"Ucah eman iya, No capi"
Ravien menahan tawanya melihat Michael yang sok dewasa menenangkan saudara kembarnya, tapi sikapnya yang mengabaikan pertanyaan Ravien itu membuat mereka gemas dengan anak kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever You
FanfictionSekuel dari I'm Your Shadow Kehidupan Gracia dan Okta setelah menikah.